Klikhijau.com – Silvofishery adalah istilah yang banyak dibahas dalam pengelolaan kawasan pesisir. Silvofishery sering pula dinamai minawana alias tambak sistem tumpang sari.
Pengertian Silvofishery
Menurut Rangkuti (2013), tambak tumpang sari atau Silvofishery adalah sebuah pendekatan dengan menjaga keberadaan mangrove untuk mendukung produksi perikanan yang dibuat berupa kolam di sekitar mangrove tersebut.
Pengertian lainnya dikatakan Nugroho et al (1990) mengatakan bahwa minawana adalah suatu penggunaan lahan yang mengacu pada gagasan Coupled Ecosystem Silvofishery (CES) yakni penggunaan lahan dimana kedua ekosistem hutan dan pertanian (termasuk perikanan) baik dalam skala mikro maupun makro saling berpasangan dan menguntungkan (mutually complement).
Sedangkan menurut Soewardi (1994) dalam Rangkuti (2013) menyebut bahwa Silvofishery adalah suatu bentuk kegiatan yang terintegrasi (terpadu) antara budidaya perikanan dan konservasi mangrove.
Konsep ini sejatinya dikembangkan sebagai satu bentuk budidaya perikanan berkelanjutan dengan input yang rendah.
Manfaat Silvofishery
Menurut Sualia et.al (2010) dalam Rangkuti (2013) menyebut bahwa tambak ramah lingkungan memiliki manfaat sebagai berikut:
- Biaya dan risiko produksi jauh lebih rendah dan dapat dikelola dalam skala kecil.
- Menghasilkan produksi sampingan dari hasil hasil tangkapan alam seperti udang alam, kepiting dan ikan liar.
- Lingkungan terpulihkan dan meningkatnya daya dukung (carring capacity)
- Produk udang berkualitas baikk dan bernilai jual tinggi.
- Lebih tahan terhadap serangan penyakit, akibat kemampuan mangrove dalam menyerap limbah dan menghasilkan zat antibakteri.
- Petambak dapat menggunakan daun mangrove terutama daun mangrove jenis Rhizophora sp, sebagai pakan ternak.
- Mencegah erosi pantai dan intrusi air laut ke darat sehingga pemukiman dan sumber air tawar dapat dipertahankan.
- Terciptanya sabuk hijau di pesisir (coastal green belt) serta ikut mendukung program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global.
- Mangrove akan mengurangi dampak bencana alam seperti badai dan gelombang air pasang.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa konsep Silvofishery adalah upaya perikanan yang tetap menjaga pelestarian ekosistem mangrove. Sebagai upaya peningkatan pelestarian ekosistem mangrove maka dapat dilakukan dengan model penanaman tumpangsari tambak.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pola tanam tumpangsari tambak. Pertama, penanaman tumpangsari tambak dilakukan seperti halnya dengan penanaman murni, tetapi dikombinasikan dengan kegiatan pertambakan. Penanaman dilakukan pada tanggul maupun di pelataran tambak sesuai dengan rancangan.
Kedua, penanaman dapat dilakukan secara langsung dengan buah/benih atau menggunakan bibit yang telah disiapkan. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan, penyulaman maksimal 10 persen 10 persen.
Ketiga, pola tumpangsari tambak wanamina terdiri dan empat macam cara yaitu empang parit tradisional, komplangan, empang parit terbuka dan kao-kao.
Untuk diketahui, selain budidaya udang, dapat bula dilakukan budidaya kepiting bakau dan jenis ikan bernilai ekonomi tinggi lainnya seperti ikan bandeng, ikan kakap, kerapu, dan lainnya.