Maximus Tipagau, Penerima Penghargaan Kick Andy Hero 2020 di Bidang Wisata Alam

oleh -485 kali dilihat
Maximus Tipagai
Maximus Tipagai, penerima penghargaan Kick Andy Hero 2020 di Bidang Wisata Alam-Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Maximus Tipagau (37), putra Papua yang mendapat penghargaan Kick Andy Hero 2020 atas prestasinya di bidang wisata alam, Minggu 22 Maret 2020.

Penghargaan tersebut didapatkannya berkat kerja kerasanya mengenalkan eksotika wisata Papua ke dunia. Dengan modal gaji selama bekerja di Freeport sebelumnya, Maximus mendirikan usaha jasa wisata yang menjanjikan.

Tidak main-main, bisnis wisatanya tersebut membawa pendaki-pendaki premium, khususnya dari luar negeri ke puncak Cartenz. Sebuah destinasi yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Lorentz.

“Ini sebagai wujud kecintaan saya kepada bumi Cendrawasih. Saya membuat bisnis untuk mengenalkan Papua kepada dunia,” ujar Maximus Tipagau.

KLIK INI:  Lagi, Gakkum KLHK Amankan Pelaku Illegal Logging di Sorong dan Sumbawa
Juga mempromosikan Cartenz

Selain itu, Maximus juga aktif mempromosikan Cartenz pada World Travel Market (WTM) Program di London pada 3-6 November 2014. Dan di Internationale Tourismus-Börse (ITB) Berlin, sebuah ajang promosi wisata terbesar di dunia, sejak 2010.

Putra asli Papua dari suku Moni ini juga mendirikan perusahaan konstruksi Baenggela, dengan karyawan 600 orang, dan menjadi salah satu pelaksana pembangunan Trans Papua. Kemudian, Maximus juga mendirikan perusahan Papua Global Investment.

Tak hanya meraih penghargaan Kick Andy Hero 2020, Maximus Tipagau yang sering dipanggil Masmus oleh rekan-rekannya juga pernah mendapat penghargaan lainnya. Diantaranya Penghargaan dari Kapolri 2017 untuk Pemecah Rekor Bersama Pendaki Cartenz Wanita Terbanyak Pertama di Dunia.

Ada juga penghargaan bergensi The Top Ten The 2018 Most Influential People in Indonesia 2018.

KLIK INI:  Ibu Atma, Perempuan yang Mencintai Sampah
Liku perjalanan hidup Maximus

Dilahirkan di Kampung Bulapa, Desa Yoparu, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan, Propinsi Papua pada tanggal 7 Mei 1983, pria ini memang tergolong progresif. Selain berbisnis dan aktif promosikan Papua, ia juga menulis buku “Maximus dan Gladiator Papua” yang terbit pada tahun 2016.

Berbicara tentang perjuangan hidup seorang Maximus tidaklah mudah. Maximus, sulung dari 3 bersaudara, sudah harus menjadi yatim piatu sejak umur 7 tahun.

“Dengan usia sekolah saya waktu itu, saya tidak mungkin tinggal diam, untuk saya belajar tidak mungkin lagi, tidak ada sekolah disana, satu-satunya adalah saya harus kenal dengan orang bule di Freeport dan menjadi tukang kebun, itu ada dua tujuan agar saya bisa bertahan hidup agar tidak mati dan kedua, saya bisa belajar dan berbahasa asing,” ujar Maximus dalam wawancaranya dengan Kick Andy.

Setelah 14 tahun bekerja di Freeport, ia memutuskan keluar meninggalkan Freeport karena ingin membantu masyarakat Papua agar maju. Cita-citanya waktu itu adalah mendirikan sekolah dan ”Dokter Terbang”.

KLIK INI:  Selamat Jalan Glenn Fredly, Aksi Baikmu untuk Lingkungan Selalu Dikenang

Sempat menjadi staf khusus Presiden 2014-2016, Maximus memilih kembali ke Papua agar fokus untuk melakukan kegiatan sosial bersama Yayasan Somatoa yang ia dirikan pada tahun 2012.

Bekerjasama dengan Doctor Share, Yayasan Somatoa menjalankan program Dokter Terbang yaitu menerbangkan dokter-dokter ke daerah-daerah yang tidak punya akses kesehatan.

Dalam program ini Maximus menyediakan pesawat dan logistik. Selain itu, yayasan ini memberdayakan masyarakat dengan memproduksi garam di atas gunung, mendirikan sekolah di desa tertinggi di Papua serta membantu sarana belajar untuk anak-anak dan remaja di Papua.

Tekadnya yang kuat untuk mengubah perjalanan hidupnya sekaligus sebagai aktivis lingkungan dan pejuang/peduli konservasi di tanah papua. Tak hanya dirinya yang merasakan hasil jerih payahnya, namun masyarakat Papua pun mendapatkan manfaat darinya.

Selamat sukses, Maximus Tipagai!

KLIK INI:  Dari Lomba Baca Puisi, Dewi Ingin Berjuang Menjaga Lingkungan