- Pisang Mas, Potensi Desa Kindang yang Belum Dilirik - 22/03/2023
- Ibu, Halaman Rumah, dan Daun Singkong - 20/03/2023
- Lelaki Pemancing Sampah - 12/03/2023
Klikhijau.com – Pernikahan Raisa Andriana dan Hamish Daud tak hanya mengejutkan karena pertautan usia yang sangat jarak, 10 tahun, tapi juga menyebabkan hari patah hati nasional. Media sosial saat itu cukup ramai oleh pemberitaan pernikahan kedua sejoli tersebut.
Namun, rupanya bukan hanya Raisa yang membuat Hamish Daun jatuh cinta, dan bukan pula Raisa satu-satunya yang dicintai Hamish. Ada cinta lain yang tak kalah dahsyat menghuni hati lelaki kelahiran Australia 6 Maret 1980 itu. Cinta yang harusnya membuat kita iri mengikuti jejaknya, yakni cinta lingkungan.
Iya, suami Raisa itu, tak cuma terkenal sebagai aktor. Ia juga aktif mengampanyekan kelestarian lingkungan, khususnya laut dengan bergabung dalam organisasi kelestarian lingkungan laut, Indonesian Ocean Pride.
Ia ikut kampanye kelestarian lingkungan agar generasi mendatang dapat menikmati keindahan alam. Selain itu, juga menikmati budaya lokal sekaligus merasakan manfaat ekonomi dari pariwisata.
Dalam konferensi pers ISTA 2019 di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Senin malam, 18 Maret 2019 kemarin. Hamish mengungkapkan bahwa sudah seharusnya sebagai rakyat Indonesia , kita harus tahu kekayaan Indonesia yang melimpah.
“Kita harus tahu kekayaan alam Indonesia itu besar, Indonesia punya hutan yang padat dan memiliki laut yang luas, 1 meter di Raja Ampat itu setara dengan 1 km di Bahamas. Kita juga memiliki 1.800 spesies baru selama 20 tahun terakhir dan spesies endemik yang terdapat di Indonesia,” kata Hamish
Bagi Hamish cinta dan perjuangan kelestarian lingkungan harus tetap digelorakan. Ia akui bersama dengan komunitasnya pernah mendatangi salah satu desa di Pulau Jawa. Di desa tersebut ia berusaha mengubah persepsi dan pemahaman masyarakat untuk mencintai alam, agar alam memberikan kebaikan kepada mereka.
“Saya pilih Desa Lebak Siu, kalau sayang alam ada benefit-nya. Kita buat master planning farming tahu di sana, sekarang benefit-nya tiga kali lipat. Untuk menjaga alam, kami juga mengolah ampas tahu itu menjadi pakan ternak,” tuturnya.
Desa tersebut diakui Hamish semakin berkembang dan banyak yang merasakan manfaat nyata dari menjaga lingkungan. Perkembangan itu dimulai dari mengubah persepsi masyarakat.
“Saya lihat long term goals, memang susah mengubah pemikiran orang. Tapi, sekarang Desa Lebak Siu banyak orang yang pesan tahu di sana,” tuturnya.
Perkembangan di Desa Lebak Siu karena masyarakatnya mau mengubah persepsi dan menjaga alam. Kini dituturkan Hamish, warga desa tersebut juga membuat organic farm rempah-rempah dan area piknik dan mancing.
Seharusnya bukan hanya pernikahan Hamish dan Raisa yang membuat nitizen heboh hingga memperingati hari patah hati nasional, tetapi juga aksi Hamish yang berjuang melestarikan lingkungan patut membuat patah hati jika kita tak mampu mengikutinya. Hmmm (kh)