Empat Orangutan Kalimantan Kembali Merasakan Nikmatnya Berada di Alam Liar

oleh -29 kali dilihat
Proses pelepasliaran orangutan Kalimantan-foto/Ist

Klikhijau.com – Berada di alam liar, tentu jadi harapan banyak satwa liar. Namun, tidak semuanya beruntung mendapat kesempatan tersebut.

Namun, bagi keempat orangutan berjenis kelamin Jantan, yakni Annie, Berani, Talian, dan Lanang harus menjadi pengecualian. Kempatnya merupakan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang kembali merasakan nikmatnya berada di alam liar.

Itu setelah  Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur (BKSDA Kaltim), dibantu oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kelinjau dan Centre for Orangutan Protection (COP) berhasil melepasliarkan keempatnya pada Hari Kamis, tanggal 13 Juni 2024.

Dua dari keempat orangutan tersebut, sebelumnya telah menjalani proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan COP yang berada di kawasan utan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur di bawah pengelolaan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Hidup (BBPSILH) Samarinda. Serta dua individu lainnya merupakan orangutan liar yang menjalani perawatan intensif di Klinik Pusat Rehabilitasi Orangutan.

KLIK INI:  Limbah B3 Diharapkan Bisa Hasilkan Sesuatu yang Berguna

Keempat orangutan yang dilepasliarkan tersebut merupakan orangutan jantan yang bernama Annie, Berani, Talian dan Lanang. Orangutan tersebut adalah satwa milik negara yang dititipkan ke Pusat Rehabilitasi Orangutan COP. Annie merupakan orangutan yang berusia sekitar 9-11 tahun, dan Berani berusia sekitar 14-17 tahun. Keduanya adalah orangutan hasil kepemilikan ilegal yang diselamatkan BKSDA Kalimantan Timur pada tahun 2018 silam.

Sedangkan orangutan Lanang dan Talian merupakan orangutan liar yang mengalami interaksi negatif dan diselamatkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalimantan Timur pada penghujung tahun 2023 dan pada awal tahun 2024. Orangutan Lanang mengalami masalah kesehatan serius dan Orangutan Lanang mengalami luka robek pada bibir sehingga keduanya membutuhkan penanganan intensif sebelum dilepasliarkan kembali.

KLIK INI:  Kenalkan, Warung Danau Lolang di Selayar dan Kuliner Urban Khas Desa
Tujuan proses rehabilitasi

Proses rehabilitasi bertujuan untuk mengasah kembali insting dan perilaku liar dari satwa yang sebelumnya dipelihara oleh manusia. Prosesnya diawali dengan pemeriksaan medis.

Setelah satwa dinyatakan sehat dan tidak memiliki penyakit menular, satwa akan menjalani sekolah hutan. Proses sekolah hutan dilakukan untuk melatih orangutan memanjat, berayun, mencari buah-buahan hutan, dan membuat sarang.

Setelah dinyatakan “lulus” dari sekolah hutan, orangutan kemudian ditempatkan di pulau pra-pelepasliaran, sebuah pulau terisolasi dimana orangutan akan berlatih hidup mandiri tanpa bergantung dengan manusia dan menjadi tahapan terakhir sebelum orangutan dilepasliarkan.

Pelepasliaran orangutan berlangsung di kawasan Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat, Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang merupakan wilayah pengelolaan KPH Kelinjau.

KLIK INI:  Jaga Burung, Ini Alasan Romantisnya!

Berdasarkan kajian habitat yang dilakukan pada tahun 2016, maka Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat cukup layak untuk dijadikan lokasi pelepasliaran orangutan. Usai dilakukan pelepasliaran, tim ranger selanjutnya melakukan monitoring pasca pelepasliaran dengan metode nest to nest selama tiga bulan penuh untuk memastikan orangutan dapat beradaptasi dengan baik di hutan.

Proses pelepasliaran sangat penting bagi konservasi orangutan. Selain memberikan kesempatan hidup liar bagi orangutan eks peliharaan, pelepasliaran juga dapat menambah populasi orangutan di habitat alaminya.

Menurut analisis populasi dan habitat atau population and habitat viability analysis (PHVA) orangutan yang dilakukan oleh Forum Orangutan Indonesia (FORINA) di tahun 2016, jumlah orangutan liar di Kalimantan diperkirakan sebanyak 57.350 individu. Dengan adanya pelepasliaran, populasi orangutan di alam akan bertambah dan akan berkembang biak dengan orangutan.(*)

KLIK INI:  Tentang Kantor Baru Balai Gakkum Sulawesi di Batara Bira