- Dodol, Baeti, dan Rumah Berperabot Warna Pink - 02/06/2023
- Hujan Hijau - 21/05/2023
- Sintrong, Liar dan Meresahkan tapi Menyimpan Banyak Manfaat - 17/05/2023
Klikhijau.com – Lina Verauli, Psikolog Anak dan Keluarga menguraikan jika kemacetan merupakan salah satu dari beberapa faktor penyebab stres penduduk kota besar. Efeknya juga bukan hanya kepada individu, tapi juga orang lain atau lingkungan terdekat.
“Stres, frustasi, dan juga selalu timbul rasa tertekan adalah efek dari kemacetan. Bagaimana tidak, seharusnya hanya 20 menit sampai tujuan, namun ini bisa sampai satu jam lebih, bahkan dua jam. Situasi ini juga pastinya tidak dialami satu kali atau dua kali, tapi hampir setiap hari. Sedangkan tubuh kita tidak dirancang untuk bisa menahan stres dalam jangka waktu yang lama,” ujar Vera
Setiap orang menurutnya memiliki respons yang berbeda-beda terhadap tekanan psikologis dari kondisi macet. Ada yang hanya mengeluh, mengeluarkan teriakan-teriakan dan ada pula yang menanggapinya dengan emosional. Kemudian ada juga respon fisiologis (tubuh), seperti ada yang cuma kelelahan, pegal-pegal atau bahkan sampai ada yang pingsan.
“Selain efek tersebut ada juga efek hormonal, di mana badan akan mengalami sakit-sakitan. Namun yang pasti, respon setiap individu berbeda-beda, karena memang secara profil klinis, ketahanan tubuh manusia tidak sama,” lanjutnya.
Selain dari itu, tambah Vera, efek lain yang akan ditimbulkan yaitu maki-memaki, bahkan berkelahi di jalan, saling meneriaki dan masih banyak lagi hal buruk lain yang muncul.
“Itu normal, kita semua jadi agresif di jalan, karena agresif sendiri muncul dari kondisi stres yang berlebihan,” ucap Vera.
Perilaku Agresif Vera melanjutkan, ketika individu sudah mengalami stres dan frustasi serta diperparah dengan kondisi tubuh yang lelah. Ini akan berakibat negatif pada situasi harmonisasi lingkungan terdekat.
Selain itu menyebabkan stres, macet juga berkontribusi terhadap berbagai penyakit seperti yang diuraikan oleh DiPtra yang ditayangkan di medium.com di antaranya:
-
Postur tubuh tidak normal
Karena terlalu lama duduk di mobil atau motor membuat punggung menjadi nyeri di persendian. Posisi duduk yang tidak sesuai dan tidak nyaman. Apabila hal ini terjadi terus-menerus setiap hari akan membuat postur tubuh menjadi tidak normal. Seperti gangguan pada tulang belakang akibat terlalu lama duduk.
-
Sakit pada pergelangan kaki, tangan, dan lutut
Hal ini dikarenakan saat macet, pengemudi harus melakukan gerakan menginjak pedal gas, pedal rem, ataupun pedal kopling berkali-kali.
-
Gangguan pernapasan
Saat kita sering terjebak macet maka banyak polutan yang kita hirup. Karena saat macet terjadi, maka berbagai polutan kendaraan bermotor akan berkumpul di satu titik tertentu. Dan ini membuat banyak risiko kesehatan bagi pengemudi yang terjebak di dalamnya.
-
Tekanan darah tinggi
Hal ini disebabkan karena kondisi badan kita sudah terlalu lelah karena aktivitas sehari-hari, sehingga saat kita terjebak kemacetan membuat kita merasa emosi. Jika hal seperti itu berlangsung secara terus menerus akan membuat tekanan darah tinggi.
-
Serangan Jantung
Karena stres dengan kondisi kemacetan membuat aliran darah tidak berjalan lancar. Akibatnya pemasokan darah menuju jantung menjadi terhambat. Hal ini membuat kita sulit bernapas dan sakit atau nyeri di bagian dada.
-
Stroke
Dari sebuah studi yang dilakukan oleh Auckland University of Technology menyebutkan pada saat tubuh kita menghirup partikel udara yang terkontaminasi asap kendaraan akan menyebabkan aliran darah terhambat yang akan memicu stroke.
-
Kelahiran Prematur
Tidak baik bagi seoran wanita hamil sering terjebak kemacetan di jalan. Karena asap polutan udara yang terkontaminasi kendaraan bisa bersifat karsinogenik yang bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Bagi pengguna jalan, kemacetan sangat berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Dan lebih parahnya dampak buruk tersebut tidak hanya dialami oleh pengguna jalan, tetapi juga mempengaruhi kesehatan penduduk yang tinggal di sekitar jalan yang padat.
Oya, ulasan dari Lina Verauli ditulis oleh Ghulam Muhammad Nayazri dan pernah tayangkan di Kompas.com tahun 2015 lampau. Telah lama, ya?