Apa Itu ‘Sustainability’ atau Keberlanjutan?

oleh -681 kali dilihat
Apa Itu 'Sustainability' atau Keberlanjutan?
Ilustrasi - Foto/Daniel Öberg di Unsplash

Klikhijau.com – Keberlanjutan atau sustainability, istilah yang mungkin akrab di telinga dan kerap kita gunakan. Narasi ini semakin menguat seiring merebaknya isu perubahan iklim yang mendorong perlunya visi atau gaya hidup yang ramah lingkungan.

Lalu, apa sebenarnya definisi keberlanjutan atau sustainability? Pemahaman akan hal ini perlu dikenali agar kita semakin tahu mengapa sikap dan tindakan peduli lingkungan itu penting menjadi satu budaya atau minset.

Pengertian keberlanjutan atau Sustainability

Keberlanjutan berasal dari kata sustainability, yang berasal dari kata Bahasa Inggris ‘sustain’ yang berarti ‘berlanjut’ dan ‘ability’ yang berarti ‘kemampuan’. Jadi ‘sustainability’ maknanya sepadam dengan ‘keberlanjutan’ dalam Bahasa Indonesia.

Dalam konteks ekologisustainability dapat dimaknai bahwa sistem biologis yang tetap mampu menghidupi keanekaragaman hayati dan produktivitas tanpa batas.

Hal itu dapat dicapai bila manusia tidak memanfaatkan dan mengeksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan ekologis atau mengganggu keseimbangan ekologi.

KLIK INI:  Menularkan Spirit Hijau Melalui Pesan Lingkungan yang Menggugah

Singkat kata, sustainability adalah suatu proses sosio-ekologis yang ditandai dengan pencapaian cita-cita yang sama. Definisi dari cita-cita ini tidak dilimitasi oleh ruang dan waktu tertentu. Namun, terus-menerus dilaksanakan dengan pendekatan yang dinamis, sehingga menghasilkan suatu sistem yang berkelanjutan.

Bagaimana keberlanjutan bekerja?

Keberlanjutan atau sustainability  adalah penggunaan metode secara sadar dan proaktif yang berdampak positif bagi harmoni manusia dan bumi. Jadi, keberlanjutan akan berdampak baik bagi bumi sekaligus memberi kebaikan pada manusia untuk waktu yang berkesinambungan.

Penting dipahami bahwa proses untuk mencapai keberlanjutan harus dapat diandalkan, direplikasi dan dapat diukur. Demikian pula dengan hasil atau keberhasilannya yang harus dapat dikonfirmasi, terutama dengan pengawasan dari luar.

KLIK INI:  Ekonomi Sirkular, Manfaat dan 3 Jalan Mewujudkannya

Konsep keberlanjutan memiliki tiga cakupan kerangka waktu yakni, memperbaiki kesalahan masa lalu, meminimalkan atau bahkan menghilangkan masalah saat ini, dan membangun legacy atau warisan untuk generasi selanjutnya.

Aksi-aksi atau suatu proses sustainability dilakukan oleh manusia. Mesin dan korporasi tidak dapat menjalankan proses sustainability. Singkatnya, hanya manusialah yang dapat memanfaatkan segala daya untuk optimalisasi dari visi keberlanjutan itu sendiri.

Sustainability memiliki tujuan zero dampak atau bahaya. Hal ini mengarah pada strategi yang dipakai yang harus taat pada standar etika dan hukum.

Strategi yang paling baik dan kerap dipakai dalam sustainability adalah pendekatan ikremental. Dalam hal ini, kita tidak perlu merasa menjadi yang paling cepat dalam hidup berkelanjutan. Sebab, kecepatan ditentukan oleh kemampuan untuk mempertahankan tingkat perubahan positif, bukan dari berapa cepatnya seseorang mendorong perubahan pada sesuatu.

keberlanjutan
Ilustrasi – Foto/ Globelet Reusable di Unsplash
Pilar dari paradigma sustainability

Paradigma keberlanjutan adalah suatu visi sustainability dalam melangsungkan kehidupan untuk semua makhluk hidup. Dalam konteks ini ada tiga pilar utama yang menjadi acuan yakni ekonomi, lingkungan dan sosial (masyarakat). Atau dalam istilah lain 3P (Profit, planet, People).

KLIK INI:  Rajut Keharmonisan Gajah dan Manusia Melalui Dongeng dan Film

Ketiga pilar ini menjadi hal penting dalam keberlanjutan dimana harmoni dari ketiganya terus-menerus diperjuangkan atau diwujudkan. Bila ada satu pilar yang timpang, misalnya aspek sosial atau lingkungannya, maka kesenjangan atau masalah pasti terjadi.

Prinsip keberlanjutan tidak melulu memikirkan aspek ekonomi dalam pembangunan, tetapi tetap menimbang aspek lingkungan yang kerap jadi dampak dari suatu pembangunan. Bagaimana memasukkan tiga aspek penting ini dalam cara pandang dan kebijakan, di sinilah peran atau makna dari paradigma keberlanjutan.

Bila menengok ke realitas kekinian dimana bencana ekologis begitu massif, sudah dipastikan bahwa ada jurang ekologis yang terjadi. Paradigma pembangunan kita mengabaikan aspek lingkungan dan sosial yang kemudian merugikan keberlanjutan suatu sumber daya.

Krisis pangan atau ancaman perubahan iklim adalah bukti nyata betapa pentingnya menerapkan paradigma keberlanjutan. Hal itu diimplementasikan dalam praktik atau aksi-aksi sederhana dalam keseharian semisal gaya hidup ramah lingkungan.

Tidak hanya secara individu, sustainability juga mulai diterapkan di perusahaan agar dampak dari industrialisasi dapat diproteksi atau diminimalkan. Begitu pula pada aspek kebijakan (policy), dimana negara atau pemerintah perlu mendorong suatu regulasi yang mengatur praktik ekonomi hijau.

Sampai disini kita sudah memahami bukan tentang sustainability? Mari bersama-sama menjalani hidup yang mempertimbangkan atau memikirkan keberlanjutan bumi. Ada banyak aksi memulihkan bumi yang bisa dilakukan, mulai dari hal-hal kecil seperti menanam pohon, menjaga area konservasi dan lainnya.

Salam lestari!

KLIK INI:  Merawat Cerita Nenek Moyang Suku Bugis demi Kelestarian Ikan Masapi