- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
- Anak Kecil dalam Hujan - 30/03/2024
Klikhijau.com – Menjadi ketua juri Festival Film Venesia (Venice Film Festival) 2020, sosok Cate Blanchett jadi sorotan. Apalagi sosoknya tidak asing karena telah membintangi sejumlah film dengan banyak penghargaan.
Perempuan bernama Catherine Élise Blanchett itu lahir Melbourne, Australia, 14 Mei 1969. Ia merupakan lulusan Institut Nasional Seni Drama
Cate Blanchett memulai karier aktingnya di Australia dalam dunia teater, mengambil peran dalam Electra pada 1992 dan Hamlet pada 1994.
Ia mendapat perhatian internasional karena memerankan Elizabeth I dalam film drama Elizabeth (1998). Melalui film itu ia memenangkan BAFTA Award untuk aktris terbaik dan mendapatkan nominasi pertamanya untuk Academy Award untuk aktris terbaik.
Ada hal menarik dari ibu empat anak tersebut. Khususnya dalam hal berpakaian. Ia tidak malu mengenakan gaunnya yang lama untuk tampil di depan publik.
Misalnya pada hari Rabu, 2 September 2020 lalu. Saat sesi karpet merah pembukaan ajang Festival Film Venesia. Cate Blanchett menggunakan gaun lamanya untuk tampil memukau.
Perempuan berambut pirang tersebut mengenakan gaun biru tua yang mengilap dengan bagian lengan yang lebar. Gaun itu merupakan rancangan Esteban Cortazar.
Gaun itu rupanya sama dengan yang dipakainya pada ajang BFI London Film Festival pada 2015. Ia masih menyimpan dan merawatnya dengan baik.
Padahal saat itu ia menjadi sorotan utama, tapi ia santai saja dan tanpa rasa sungkan ia tampil dengan gaun lama, hal yang jarang ditemukan pada selebriti.
Memakai kembali gaun lama bukan hal pertama baginya, pada pembukaan Cannes Film Festival yang ke-71 pada 2018. Ia mengenakan gaun Giorgio Armani Prive berwarna hitam yang pernah dikenakannya pada Golden Globe 2014
Gaun Giorgio Armani Prive ia gunakan saat menyabet penghargaan aktris terbaik dalam kategori film drama berkat perannya di Blue Jasmine pada tahun 2014 lalu itu.
Demi fesyen berkelanjutan
Hal itu dilakukan bukan tanpa alasan, menurut penata mode Blanchett, Elizabeth Stewart, dengan memakai gaun lamanya, Blanchett menunjukkan konsistensinya dalam menyadarkan publik akan pentingnya fesyen yang berkelanjutan (sustainable fashion).
Dalam wawancaranya dengan Women’s Wear Daily (WWD), Blanchett mengatakan ia sengaja mengenakan gaun lamanya untuk tujuan khusus, yaitu keberlanjutan di dunia fesyen. Menurutnya, sesuatu yang indah muncul dari keberlanjutan.
“Ketika Anda tahu dunia mengonsumsi 18 miliar potong pakaian dalam setahun dan kenyataan bahwa angka ini melonjak 400% dari satu dekade lalu, Anda akan benar-benar tersentak,” ujarnya.
Apalagi menurut Ellen McArthur Foundation, industri tekstil saat ini masih menggunakan cara usang yaitu dengan model ekonomi linier (buat-gunakan-buang).
Cara itu menghasilkan timbunan limbah dan polusi dari bisnis busana sedunia (diperkirakan mencapai nilai 500 miliar dolar AS per tahun).
Tentu saja hal tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Untuk itu masyarakat diharap dapat mengubah sifat konsumtifnya dalam berbusana sementara pemerintah harus mendesain ulang model industri ekonomi tekstil, berdasarkan prinsip ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.
Karena itu, perempuan yang pernah diangkatt jadi Chevalier of the Order of Arts and Letter oleh Menteri Kebudayaan Prancis pada 2012 tersebut. Memang dikenal selalu bijaksana dan berhati-hati saat mempertimbangkan apa yang ia kenakan di karpet merah.
Blanchett, yang pada bulan Januari 2014 lalu mengambil bagian dalam Green Carpet Challenge, sebuah inisiatif untuk meningkatkan profil publik tentang fashion keberkelanjutan, yang didirikan oleh Livia Firth.
Pada tahun pada 2007 dan pada 2018, istri dari penulis naskah dan penulis skenario Andrew Upton itu dinobatkan oleh Majalah Time menyebut Blanchett sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia.
Nah, saat ini Cate Blanchett menggunakan pengaruhnya itu untuk menyadarkan publik tentang efek merusak dari pakaian tersebut pada masyarakat.