- Mengenal Jahe, Jenis dan Manfaatnya untuk Kesehatan - 11/11/2022
- Pengaruh Suhu terhadap Pertumbuhan Kecambah - 24/10/2022
- Tentang Hama Tanaman Hidroponik dan Cara Mengatasinya - 04/10/2022
Klikhijau.com – Indonesia terbilang negara penghasil sampah terbesar di dunia. Tercatat dalam kurun waktu satu tahun Indonesia bisa menghasilkan timbunan sampah sampai 200 ribu ton atau setara dengan 73 juta ton.
Di kota Makassar khususnya pun tak lepas dari masalah sampah. Bayangkan saja, TPA Tamangapa Antang disesaki sampah setiap harinya antara 800 -1000 ton. Gunungan sampah di TPA Antang bahkan sudah setinggi 40 – 50 meter.
Penyumbang terbanyak timbulan sampah tersebut adalah rumah tangga yakni lebih dari 50 persen. Hal tersebut terjadi karena sampah rumah tangga berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
Sampah rumah tangga tentunya bisa menjadi problem tersendiri bagi penanganan sampah. Sebab, sampah organik yang tercampur dengan sampah anorganik akan mempersulit pemilahan saat tiba di TPA lantaran sudah berbau busuk. Bila sampah tidak terpilah, tentu akan menyulitkan pemilahan di TPA oleh pemulung yang mengais rezeki di tumpukan sampah.
Selain itu, dampak lain seperti penyakit, menimbulkan bau yang tidak sedap, menganggu estetika lingkungan sampai menjadi sarana perkembangbiakan hewan pengerat seperti tikus akan bermunculan.
Kondisi lingkungan yang saat ini semakin genting membuat sebagian masyarakat mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Seiring dengan kesadaran tersebut perlahan mulai memunculkan gerakan memilah sampah.
Alasan mengapa IRT acuh memilah sampah
Lalu, mengapa Ibu Rumah Tangga (IRT) acuh dalam memilah sampah dari rumah?
Tidak bisa dipungkiri bahwa gerakan memilah sampah adalah kunci dari penanganan sampah, demi membantu mengurangi beban TPA. Maka dalam hal ini ibu rumah tangga sebagai aktor utama yang berperan di dapur patutnya mulai mengolah sampahnya.
Namun sayangnya walaupun gerakan memilah sampah mulai bermunculan kuantitasnya masih terbilang minim.
Menurut survey yang dilakukan oleh Kata Insight Center (KIC) didapatkan sebanyak 50,8 % rumah tangga tidak memilah sampah. Lalu, dari pantauan dan diskusi yang digelar Klikhijau, berikut beberapa alasan mengapa ibu rumah tangga tidak tertarik mengelola sampahnya secara mandiri sebagai berikut:
- Kurangnnya pengetahuan
Alasan pertama masyarakat tidak mengolah sampah adalah karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Banyak masyarakat yang terus mencampur sampahnya lantasan belum tau bahwa ternyata sampah bisa dimanfaatkan atau sampah seharusnya di olah.
Kebanyakan warga yang belum diolah sampahnya bisa jadi belum tau pula bahwa ternyata sampah itu haruslah dijadikan sahabat dan akhirnya bisa menjadi cuan melalui pengolahan seperti kompos,maggot, plastik ditukar menjadi uang dan lainnya.
- Gengsi
Hal selanjutnya adalah persoalan gengsi. Ibu rumah tangga masih memandang bahwa persoalan sampah adalah hal yang kotor dan rendahan yang biasanya hanya dilakukan oleh masyarakat.
- Bergantung pada petugas kebersihan
Masyarakat yang acuh tak acuh dalam hal ini adalah masyarakat yang sudah tidak memerhatikan lagi untuk memilah sampah. Hal ini terjadi lantaran telah meyaksikan bahwa sampah sampah yang berasal dari rumah mereka pada akhirnya akan tercampur juga ketika sudah diangkut oleh truk pengangkut sampah.
- Tidak ada keteladanan
Alasan lain penyebab ibu rumah tangga tidak mengolah sanmpah bisa terjadi karena jarangnya melihat sosok/figure dilingkunganya yang menerapkan gaya hidup mengolah sampah. Sehingga mereka tidak mempunyai keteladanan untuk memulai perubahan.
- Tidak ingin repot
Faktor lain yang menjadi penyebab adalah karena tak ingin repot. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh katadata insight center (kic) yang menunjukkan sebanyak 79 % rumah tangga belum memilah sampah karena tak ingin repot.
Tips memilah sampah dari rumah
Lalu, bagaimana tips memilah sampah dari rumah? Berikut beberapa poin yang bisa dicermati:
- Awal baik yang bisa dilakukan seorang pemula adalah menyiapkan dua wadah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.
- Selanjutnya untuk sampah organik, anda bisa mengolahnya menjadi kompos.
- Untuk sampah anorganik kamu bisa memisahkannnya menjadi lebih rinci :
- Limbah kertas seperti kertas HVS, karton, Koran.
- Sampah plastik seperti Styrofoam, PET,HDPE,PP,PVC,LDPE dan jenis sampah plastic lainnya.
- Limbah logam seperti kaleng minuman, paku dan sejenisnya.
- Limbah kaca seperti pecahan kaca, botol kaca dan cermin.
- Limbah B3 ( limbah berbahaya dan beracun) hal ini dilakukan karena limbah jenis ini bisa merusak lingkungan dan berdampak bagi makhluk hidup.
- Untuk mencegah penyebaran penyakit mengingat pandemi covid 19 masih berlangsung, khusus untuk sampah medis seperti masker, jarum suntik bekas, obat obatan kadaluarsa, kemudian semprotkan disinfektan lalu simpan didalam wadah yang rapat. Terakhir untuk memberikan informasi yang jelas pada operator sampah berikan label peringatan.