- Dari Pohon Enau Itu - 01/04/2023
- Kaktus Centong, Tanaman Hias yang Bisa Menjernihkan Air Sungai - 28/03/2023
- Pohon Air Mata - 26/03/2023
Kudengar bisik alam memanggilmanggilku
Adakah engkau mendengarnya?
Hamparan langit yang pucat
mengiris duka bukit
bumi teteskan darah
jutaan hektare tanah leluhur
kebun
sawah
hutan belantara
kepulkan asap hitam
membalut wajah nusantara
Lalap api mendesis
bagai amarah seribu raksasa
membakar masa depan
anak negeriku
Dengarkan desir angin terluka
burung-burung
tiada lagi bertengger di ranting berlumut
pohon-pohon yang rindang
kehilangan hijaunya
sepi dari kicau pagi hari
Kudengar bisik alam memanggilmanggilku
Adakah engkau mendengarnya ?
Di sini
resah sukma terus menggeliat;
Aku rindu pada cicit burung pipit
di pucuk daun jambu
Aku rindu kelepak bangau
di bencah pematang
Aku rindu nyanyian jengkrik
di kelopak bunga-bunga rumput
Aku rindu deram air
yang buncah di celah cadas
Aku rindu lenguh sapi
di kandang Wak Sule
Aku rindu wangi daun pandan
di rambut Halimah
Aku rindu sehampar halaman yang hijau
menawarkan senyum purnama
dan hangat cahaya
tempat menabur benih cintaku
pada alam
yang setiap waktu
memanggil
manggilku
memanggil
manggil
ku.
*
. -Blk, Juli 2019-
Penulis: Mahrus Andis, Lahir 20 September di Ponre, Gantarang, Bulukumba. Alumni Fakultas Sastra Unhas. Menulis puisi pada awal tahun 1980-an