Jempol, Desa Mandiri Energi Berbasis Aren Dikembangkan di Boalemo

oleh -710 kali dilihat
Jempol, Desa Mandiri Energi Berbasis Aren Dikembangkan di Boalemo
Penyadapan nira aren.

Klikhijau.com – Sebagai terobosan kegiatan Litbang, Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH), salah satu unit kerja Badan Litbang dan Inovasi KLHK, telah menghasilkan IPTEK pemanfaatan potensi aren sebagai bioetanol di Desa Botumoito, Boalemo.

Terkait kelangkaan elpiji yang sering terjadi di sana, ini diharapkan dapat menjadi solusi jitu mengingat bioetanol aren potensial digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Pembuatan bioethanol dari nira aren yang dihasilkan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH), KLHK telah diadopsi oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Boalemo.

Berangkat dari keberhasilan penerapan IPTEK tersebut, P3HH menginisiasi Pengembangan Desa Mandiri Berbasis Aren di Boalemo, Gorontalo.

KLIK INI:  Ballo Tala Jeneponto akan Jadi Bahan Baku Bioetanol

Desa Bendungan di Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo ini akan menjadi desa model pemanfaatan aren secara komprehensif, yaitu sebagai bioenergi dan pangan, sekaligus sebagai leverage pengembangan perekonomian desa.

Optimasi pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah aren dengan nama latin Arenga pinnata ini akan menjadi upaya dan kontribusi nyata bagi peningkatan pendapatan masyarakat di Boalemo.

Hal ini karena aren sangat prospektif diolah menjadi bioenergi maupun produk pangan, terlebih karena di sana, potensi bahan baku aren ini sangat berlimpah.

Pengembangan desa mandiri berbasis aren itu nyata, konkrit karena bahan bakunya melimpah. Indonesia memiliki 70 ribu hektar aren yang tumbuh secara alami di 14 Provinsi.

Potensi ekonomi

Secara ekonomi, memproduksi bioethanol dari nira aren akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan hanya mengandalkan produksi gula aren atau gula semut.

KLIK INI:  Salut, Nagekeo Terapkan Kearifan Lokal untuk Kurangi Sampah Plastik!

Hitung-hitungannya, dengan 15-20 liter/hari/pohon berarti Desa Bendungan yang dijadikan desa model pemanfaatan aren yang memiliki 4.500 pohon aren siap panen ini akan menghasilkan nira aren 90.000 liter/hari atau 2.700.000 liter/bulan.

Dengan teknologi pengolahan aren yang diadopsi, 25 liter nira aren akan menghasilkan minimal 2 liter bioethanol. Berarti, bioethanol yang dihasilkan 216.000 liter/bulannya.

1 liter bioethanol mix yang memiliki kinerja setara dengan gas 3 kg seharga 20 ribu rupiah ini akan membuka peluang pasar bioethanol mix sebagai alternatif bahan bakar selain gas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, dimana 60% penduduk menggunakan gas.

Untuk keperluan pemenuhan bahan bakar rumah tangga 648 KK per bulan hanya dibutuhkan sekitar 118 liter. Ditambah dengan produksi nata pinnata, gula aren, gula semut, kolang kaling, permen jelly kolang kaling dari pohon aren, penghasilan penduduk juga akan bertambah.

Kepala P3HH, Dr. Dwi Sudharto juga menjelaskan beberapa kriteria yang diperlukan dalam menentukan kenapa desa di Kab. Boalemo ini yang akan dijadikan sebagai desa mandiri berbasis aren.

KLIK INI:  Kisah Inspiratif dari Sekolah Sawah di Gunung Merapi

Kriteria tersebut, antara lain karena desa ini memiliki potensi bahan baku yang melimpah; tingginya ketertarikan masyarakatnya memanfaatkan aren sebagai bioenergi yang terlihat dari antusiasme mereka saat dilakukan alih teknologi; memiliki prospek pasar; serta memiliki kelembagaan desa, kelompok tani dan badan usaha desa yang aktif.

Meski demikian, menurut Dwi, ada beberapa tantangan dalam melakukan pengembangan ini. Diantaranya pentingnya peran dan komitmen para pihak terkait berupa dukungan pendanaan dalam tahap awal.

Juga pentingnya peningkatan pemberdayaan kelembagaan yang ada untuk keberlangsungan kegiatan usaha seperti kelompok tani, Badan Usaha Desa dan koperasi. Serta pentingnya peningkatan kapasitas masyarakat agar mampu melaksanakan usaha secara mandiri.

Paling penting adalah perlunya ada kesinambungan bahan baku. Perlu penanaman yang terstruktur dengan varietas unggul mengingat tanaman aren yang ada saat ini adalah tanaman yang tumbuh secara alami; serta inovasi IPTEK yang ramah lingkungan dan hemat energi.

KLIK INI:  Paperless Culture Sebagai Upaya Merawat Lingkungan Berkelanjutan