Aktivis LSM Belanda Kunjungi SMP Negeri 10 Bulukumba, Cerita sungai bersih

oleh -28 kali dilihat
Aktivis LSM Belanda Kunjungi SMP Negeri 10 Bulukumba, Cerita sungai bersih
Aktivis LSM Belanda Kunjungi SMP Negeri 10 Bulukumba, Cerita perihal sungai bersih - Foto: Ist

Klikhijau.com – Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asal Belanda berkunjung ke Kabupaten Bulukumba dan melihat kondisi sungai Balantieng, Rabu (30/10). Di sela kunjungannya, Christa Nooy, aktivis dan founder LSM Makara juga datang ke SMP Negeri 10 Bulukumba dan berbagi cerita tentang sungai bersih di negerinya.

Christa menyampaikan kondisi sungai Rhein di Belanda semasa dia kecil di tahun 70an masih sangat kotor dan tercemar oleh limbah industri yang belum mengelola lingkungan dengan baik. Christa bahkan bercerita jika dulu ketika kakinya masuk ke Sungai mengalami merah dan gatal.

“Semasa itu saya belum tau jika kaki gatal karena di sebabkan pencemaran sungai akibat limbah industri dan sampah,” terang Crista.

Sungai Rhine merupakan sungai lintas negara, yang bukan berasal dari negara Belanda saja, tetapi dari beberapa negara yang di lewati sungai seperti Negara Swiss, Austria, Jerman, Perancis dan kemudian bermuara di Belanda. Jadi Belanda berada di bawah, tambah Christa.

KLIK INI:  Cerita Guru SMP di Bulukumba, Kenalkan Tanaman Berkhasiat yang Mulai Langka

Christa menjelaskan, untuk mengubah sungai manjadi bagus di butuhkan komitmen dan kesadaran yang kuat bukan hanya dari pemerintahnya saja, tetapi masyarakat juga harus ikut menjaga dengan tidak membuang sampah sembarangan dan industrinya juga harus peduli terhadap lingkungan dengan melakukan pengelolaan limbahnya sebelum masuk ke sungai. Dan itu yang di lakukan oleh negara negara yang di lewati sungai Rhine, mereka bersama sama melakukan kerjasama serta memiliki komitmen untuk menjaga sungai Rhein dari hulu sampai hilir. Terang Crista didepan puluhan pelajar.

Asniar,.S.Pd.,MM Kepala Sekolah SMP Negeri 10 yang ikut memberikan sambutan menyampaikan jika sekolah sangat beruntung dengan kedatangan tamu dari Belanda yang bisa berbagi cerita tentang kondisi sungai. Asniar berharap ini bisa memotivasi siswa untuk terus peduli terhadap sungai balantieng.

Christa juga mengatakan jika di butuhkan waktu yang agak lama untuk bisa memulihkan sungai di Belanda serta mendapatkan perhatian masyarakat. Hal tersebut tergantung dengan respon semua pihak dalam menyelesaikan permasalah sungai.

” Jadi bisa jadi lebih cepat dan kemungkinan bisa lama jika semua tidak peduli” tambah Christa untuk menjawab pertanyaan Afika Lutfia sidik (siswa kelas 7).

Saat ini sungai Rhein yang ada di Belanda sangat berbeda, jauh lebih bersih dan bisa di manfaatkan sebagai wisata, karena semua pihak bekerjasama dan merasa memiliki sungai. tutup Christa.

KLIK INI:  Mengunjungi Senggaang, Kampung Tua di Ujung Barat Bulukumba