Klikhijau.com – Perubahan iklim dan kenaikan muka air laut, jadi ancaman baru saat ini. Ancaman itu sangat nyata dan berbahaya. Sebab menyerang semua bidang kehidupan.
Saat ini isu perubahan iklim memang sangat nyaring disuarakan, khususnya oleh pemerhati lingkungan. Selain karena sifal alaminya, pendorong utama lainnya dari perubahan iklim adalah aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan fosil.
Sementara kenaikan permukaan air laut disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks, namun jika ditilik lebih dalam. Ada dua faktor utamanya, yakni ekspansi termal, yaitu air laut menghangat dan mengembang dan kontribusi lapisan es, misalnya meningkatnya pencairan lapisan es, es laut, hingga gletser
Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh mahasiswa geografi Universitas Cincinnati bekerja sama dengan Distrik Konservasi Kabupaten Hamilton menemukan banyak konsekuensi dari perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut.
Penelitian yang dipimpin oleh Man Qi, seorang mahasiswa doktoral di UC College of Arts and Sciences mengungkapkan ada 8 konsekuensi dari perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut:
-
Intrusi air asin
Saat permukaan laut naik, air asin dapat menyusup ke sumber air tawar, termasuk sungai, akuifer, dan sumur, menjadikannya tidak cocok untuk minum, pertanian, dan keperluan industri.
Hal ini dapat memperburuk masalah kelangkaan air di banyak kota, terutama yang sudah berjuang dengan pengelolaan air.
Padahal kita semua tahu, air tawar adalah kebutuhan maha penting bagi manusia. Ketiadaannya akan jadi bencana yang sangat serius.
-
Gangguan ekosistem
Perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut dapat mengganggu ekosistem pesisir, menyebabkan hilangnya habitat dan layanan penting, seperti perlindungan banjir alami dari lahan basah dan penyangga gelombang badai dari pulau penghalang.
-
Kehilangan tanah
Kota-kota pesisir mungkin mengalami kehilangan tanah akibat erosi, perendaman, dan genangan permanen saat permukaan air laut naik. Hal ini dapat menyebabkan perpindahan penduduk, kehilangan properti, dan menyusutnya basis pajak, memberikan tekanan tambahan pada anggaran pembangunan dan biaya pemeliharaan.
-
Risiko kesehatan masyarakat
Suhu yang lebih hangat terkait dengan perubahan iklim dapat memperburuk polusi udara dan memfasilitasi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti malaria dan demam berdarah.
Selain itu, kejadian panas ekstrem dapat menyebabkan stres akibat panas, dehidrasi, dan penyakit terkait panas, terutama di kalangan populasi rentan seperti manula, anak-anak, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
-
Banjir
Banjir telah jadi hal yang terkesan lumrah. Setiap hujan, meski sesaat, khususnya di kota-kota besar akan terjadi banjir.
Saat permukaan laut naik, kota-kota pesisir dataran rendah akan mengalami banjir yang lebih sering dan parah.
Hal ini akan mengakibatkan terganggunya transportasi, kerusakan infrastruktur, dan potensi korban jiwa dan harta benda. Kota-kota pedalaman juga dapat menghadapi banjir yang meningkat karena peristiwa curah hujan yang lebih intens yang disebabkan oleh perubahan iklim.
-
Kerusakan infrastruktur
Dengan naiknya permukaan laut dan gelombang badai dapat mengikis garis pantai dan merusak infrastruktur penting, seperti jembatan, jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik. Kerusakan ini dapat mengganggu layanan penting, menyebabkan kerugian ekonomi dan berpotensi berdampak pada kesehatan dan keselamatan masyarakat.
-
Dampak ekonomi
Perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut dapat berdampak negatif terhadap ekonomi kota melalui gangguan dalam perdagangan, pariwisata, dan industri. Kerusakan infrastruktur dan properti, seiring dengan meningkatnya biaya asuransi, juga dapat membebani ekonomi lokal. Jadinya, ancaman krisis akan mengintai, khususnya krisis pangan.
-
Perpindahan manusia dan migrasi
Karena perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut membuat daerah tertentu tidak dapat dihuni. Karena itu orang akan terpaksa pindah, yang menyebabkan peningkatan migrasi dan potensi konflik atas sumber daya di komunitas penerima. Ini akan menambah beban pada layanan sosial, perumahan, dan infrastruktur di kota-kota tempat para migran ini pindah.
Perpindahan itu akan menguras pula sumber daya alam pada daerah tujuan. Akibatnya sumber daya kehidupan manusia akan semakin berkurang.
Sumber: Earth