Dalam Diri Lies F Nurdin, Program WWF Dapatkan Jodohnya

oleh -175 kali dilihat
Program WWF Dapatkan Jodohnya dalam Diri Lies F Nurdin
Liestiaty F Nurdin/Foto-Ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Pekerjaan mengurangi produksi sampah plastik adalah pekerjaan yang nyaris tak berhenti.

Boleh dikata setiap detik ada saja sampah plastik yang dibuang bukan pada tempatnya. Tergeletak dengan damai mencemari lingkungan. Dibuang oleh orang yang tak bertanggungjawab.

Namun, meski menjadi pekerjaan yang rumit dan menguras tenaga serta pikiran. Ada saja orang yang tak pernah lelah beraksi mengurangi produksi sampah plastik.

Salah satu orang yang gencar memerangi plastik sekali pakai adalah Liestiaty F Nurdin atau Lies F Nurdin. Perempuan yang kini memimpin TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan.

KLIK INI:  Paropo 3S, Merekam Perubahan Kota Makassar Melalui Animasi

Liestiaty juga merupakan istri Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. Selama menjabat sebagai ketua TP PKK Sulsel. Ia tetap pada fokus dan komitmen dalam mengurangi produksi sampah plastik di Sulsel .

Di setiap agenda kegiatan bersama PKK Sulsel maupun sejumlah organisasi yang ia pimpin, kampaye Say No to Plastik selalu ia dengungkan.

Hal terbaru yang diterabas oleh Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin adalah berkomitmen untuk mendukung program Plastic Smart Cities.

Program tersebut dimotori oleh salah satu lembaga internasional World Wide Fund (WWF) yang berfokus di masalah lingkungan.

“Bapak Gubernur dan saya sangat mensupport karena sejalan dengan kita punya program, yakni meminimalkan sampah plastik sekali pakai, dan di Indonesia ada dua kota yang ditunjuk, Jakarta dan Makassar,” jelasnya usai rapat bersama tim WWF di Rujab Gubernur Sulsel, Kamis, 6 Februari 2020.

Katanya lagi, ke depannya WWF juga akan menjalin kerjasama dengan para peneliti mikroplastik untuk mengetahui dampak dari ikan yang kita konsumsi dan telah terdampak mikroplastik.

Program global WWF

“Mereka (WWF) akan menjalankan program selama empat tahun di sini, ada beberapa program yang akan kami lakukan bersama, salah satunya dengan bekerjasama dengan para peneliti mikroplastik dari Unhas untuk mengetahui dampk konsumsi ikan yang memakan sampah plastik yang mencemari laut,” jelas Lies.

KLIK INI:  Melalui Gerakan Drainase Tanpa Sedimen, Biarkan Sekop dan Cinta Berbicara

WWF dalam satu tahun terakhir memang fokus untuk menurunkan konsumsi plastik dari kota-kota besar dunia. Hal itu diakui sendiri oleh Regional Lead Plastic Smart Cities WWF, Yumi Nishikawa

Plastic Smart Cities adalah program global yang didirikan WWF sebagai support kota-kota dunia untuk berkomitmen pada nonplastic cities. Di Indonesia ada dua kota, yakni Jakarta dan Makassar,” terang Yumi.

Dipilihnya Makassar menurut Yumi , sebagai salah satu kota karena problem produksi sampah cukup besar di kota ini. Selain itu makassar merupakan hub di kawasan timur Indonesia.

“Makassar problem dan produksi sampah sangat besar namun NGO (Non-Goverment Organization) yang lain hanya fokus pada di Jawa dan Bali, Makassar sebagai hub Sulsel sangat penting untuk kerja kami sekarang,” jelas Yumi.

Yumi juga menjelaskan salah satu program plastic smart cities melalui netwotk global yang mempelajari dan mengimplementasikan kesuksesan kota-kota yang telah berhasil mengelolah produksi sampah plastik.

Tak hanya di Indonesia, negara Filipina, Vietnam, Thailand dan China juga menjadi fokus pengelolaan sampah plastik karena produksi sampah yang sangat tinggi di Asia. Catatan pentingya adalah, di region Asia, Indonesia merupakan negara kedua penghasil samph plastik tertinggi setelah Cina.

“Untuk itu, kami mengharap support dari Local Government untuk membantu project kami ke depan,” tutupnya.

Program WWF di Makassar memang bertemu jodohnya, yakni Liestiaty F Nurdin. Perempuan yang terus berjuang mengurangi sampah plastik.

KLIK INI:  Satker LHK Sulsel Gelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Makassar