PBB Targetkan Penerbangan Sipil akan Bebas Emisi pada 2050

oleh -46 kali dilihat
PBB Targetkan Penerbangan Sipil akan Bebas Emisi pada 2050
Ilustrasi - Foto: Pixabay

Klikhijau.com – Para anggota badan penerbangan PBB pada hari Jumat (7/10) menetapkan tahun 2050 sebagai target mereka mewujudkan penerbangan nol emisi karbon. Sejauh ini, industri penerbangan memang kerap dikritik karena ikut berkontribusi dalam krisis iklim.

Majelis yang mempertemukan perwakilan 193 negara di markas Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di Montreal itu mencapai kesepakatan ambisius yang mendapat respons dari banyak kalangan.

“Kesepakatan bersejarah tentang tujuan aspirasi jangka panjang kolektif nol emisi karbon pada tahun 2050!” cuit badan PBB itu di Twitter.

Dilansir dari Voa Indonesia, Badan tersebut menegaskan pihaknya “terus mengadvokasi agar terdapat lebih banyak ambisi dan investasi berbagai negara untuk memastikan agar industri penerbangan benar-benar bebas karbon pada tahun 2050 atau lebih awal lagi.”

KLIK INI:  Begini Progres Negosiasi Indonesia di KTT Iklim COP26 Glasgow!

“Hasilnya sempurna,” kata seorang sumber diplomatic kepada AFP. Ia mengungkap bahwa hanya terdapat empat negara – termasuk China, pendorong utama pertumbuhan global perjalanan udara – “yang menyatakan keberatan.”

Meski demikian, kesepakatan itu sama sekali tidak memuaskan bagi beberapa lembaga swadaya masyarakat, yang menganggapnya tidak cukup ambisius dan tidak mengikat secara hukum.

Industri transportasi udara telah menghadapi tekanan untuk mengatasi perannya yang besar dalam memperparah krisis iklim.

Sektor yang saat ini menghasilkan 2,5 – 3 persen emisi karbon dioksida di dunia itu kesulitan beralih ke bahan bakar terbarukan, meskipun industri penerbangan dan perusahaan energi sendiri berupaya membuat kemajuan.

Menurut maskapai-maskapai penerbangan, dibutuhkan investasi besar-besaran untuk mendekarbonisasi penerbangan, yaitu $1,55 triliun (sekitar Rp23.700 triliun) dalam rentang 2021 hingga 2050.

KLIK INI:  Puluhan Ribu Bibit Pohon Mangrove Penuhi 12 Provinsi di Indonesia

Dikutip dari BBC Internasional, setidaknya, ada empat langkah besar yang dilakukan untuk mencapai tujuan bebas emisi karbon tahun 2050. Berikut selengkapnya:

1. Taxiing

Meski terlihat kecil, taxiing dengan satu apalagi dua mesin sungguh boros bahan bakar. Karenanya, dibutuhkan inovasi agar taxiing di seluruh bandara tidak lagi memakai mesin, salah satunya menggunakan TaxiBot.

Pada Mei tahun 2021, misanya, Bandara Delhi dan KSU Aviation, operator eksklusif TaxiBot di India, mengumumkan sudah mencetak 1.000 pergerakan TaxiBot dan berhasil mengurangi penggunaan bahan bakar jet atau Avtur hingga lebih dari 214 ribu liter, mengurangi lebih dari 532 ton emisi karbon dioksida.

Itu baru 1.000 pergerakan, bagaimana seluruh pergerakan pesawat menggunakan itu, sudah pasti akan mengurangi emisi karbon pesawat.

Selain itu, teknologi dari NASA yang baru-baru ini diuji coba, ATD2, juga brilian dalam meningkatkan efektivitas lepas landas dan mendarat. Teknologi ini secara teknis akan merampingkan beberapa sistem air traffic control (ATC) menjadi satu. Dengan begitu, waktu tunggu untuk lepas landas dan mendarat 15 menit lebih cepat dari sebelumnya dan menghemat energi sekaligus mengurangi emisi karbon.

KLIK INI:  Pembunuh Harimau Bunting di Vonis, WWF Beri Apresiasi Penegak Hukum

2. Pesawat baru

Mengganti pesawat berumur dengan pesawat baru merupakan satu langkah mengurangi emisi karbon. Meski terbilang solusi jangka pendek, solusi ini tetap saja jadi satu solusi dan tetap berdampak dalam menekan emisi.

Pesawat baru disebut 15 sampai 25 persen lebih efisien daripada pesawat lama. Ini tercipta berkat bobor lebih ringan, earodinamis, dan mesin yang lebih efisien.

3. Daur ulang pesawat

Recycle atau daur ulang pesawat memang massif dilakukan. Tetapi, perlahan ini menjadi salah satu agenda maskapai.

Pesawat dibuat dari 60 persen alumunium, 15 persen baja, 10 persen logam berharga mahal seperti titanium. Karenanya, usai pesawat pensiun, mereka dihancurkan, dibersihkan dari komponen radioaktif sesuai panduan hijau Eropa, diklasifikasikan, dan diteliti bagian mana saja yang masih bisa dipertahankan, seperti suku cadang berharga, roda pendaratan, mesin, dan peralatan avionik.

Suku cadang, landing gear, mesin, dan peralatan avionik yang masih bagus, akan dipertahankan dan digunakan sebagai suku cadang pengganti dari pesawat yang masih beroperasi.

4. Bahan bakar berkelanjutan

Dari satu sampai tiga solusi pertama bisa dibilang dalam tataran teknis dan jangka pendek. Tetapi, pada solusi keempat ini tentang bahan bakar berkelajutan, itu adalah mutlak dan bagian paling penting dalam upaya menuju bebas emisi karbon 2050 di dunia penerbangan komersial.

Saat ini, berbagai solusi sudah ditawarkan, mulai dari mengganti bahan bakar fosil ke bahan bakar hidrogen, listrik, sampai biofuel dari berbagai bahan bahar alternatif, seperti tembakau, sampah, gula, nuklir, sampai serbuk kayu.

KLIK INI:  Mahasiswa kirimi KLHK Surat Cinta Terkait Lingkungan