Mencari Program BMT pada Debat Paslon Bupati dan Wabup Bulukumba

oleh -215 kali dilihat
Mencari Program BMT pada Debat Paslon Bupati dan Wabup Bulukumba
Para Paslon Bupati dan Wabup Bulukumba/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Semalam, saya harus ke rumah tetangga.  Saya ingin menonton debat pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba dan mendengar program yang ditawarkan

Nonton bareng serasa lebih nikmat daripada nonton baring seorang diri. Seingat saya, itu pertama kalinya  saya menonton debat Paslon sejak era demokrasi didengungkan.

Saya menonton karena berharap, ada Paslon yang bisa menggugah pendirian saya agar berjalan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos— memberikan suara.

Ketika saya sampai di rumah tetangga. Telah terlihat ketua KPU Bulukumba, Kaharuddin sedang memberi sambutan. Kemudian dilanjutkan oleh moderator, Mardiana Rusli.

KLIK INI:  P3E Suma Gelar Rakor Pembangunan Ekoregion, Ini 6 Poin Pentingnya!

Ketika moderator memanggil para paslon ke podium. Ada harapan saya yang lumayan buncah—para Paslon itu membawa tumbler sebagaimana program Pemerintah Bulukumba sejak tahun 2019 lalu, yakni  Bulukumba Membawa Tumbler yang saya singkat saja menjadi BMT.

Program itu dilaunching pada hari Jumat yang penuh berkah, 11 Januari 2019.  Penggunaan tumbler diharapkan mampu mengurangi penggunaan botol maupun gelas air mineral yang berbahan plastik.

Program itu  diluncurkan oleh (yang saat itu menjabat) Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto di halaman Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba, Jl Dahlia, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujung Bulu.

Peluncurannya pun dihadiri oleh Kepala DLHK Bulukumba, Misbawati A. Wawo. Bahkan Kadis DLHK mengemukakan jika gerakan penggunaan tumbler adalah bagian dari upaya menjamin pengelolaan sampah dengan baik dan berwawasan lingkungan.

Namun, pada debat Paslon semalam, 6 November 2020,  harapan saya melihat empat atau salah satu Paslon membawa tumbler untuk ‘menghirmati program tersebut buyar.

Plastik Ancaman pariwisata

Buyarnya harapan itu dimulai  ketika 4 Paslon Bupati dan Wakil Bupati duduk manis di podium. Tak ada dari memerka yang membawa tumbler.

Di hadapan mereka terdapat masing-masing dua botol  air mineral berbahan plastik sekali pakai (PSP). Program  BMT seolah lari kosong saja.

KLIK INI:  Peringati Hari Keanekaragaman Hayati, KLHK Gelar Temu Pakar

Padahal program tersebut sesungguhnya sangat baik dan berpihak pada lingkungan sebagai upaya agar masyarakat mengurangi konsumsi PSP. Terutama kemasan air minum mineral.

Saya berperasangka baik saja, debat itu tidak dilaksanakan di Bulukumba, tapi di Makassar sehingga membawa tumbler tidaklah harus.

Atau karena panitia tidak memperbolehkan, begitupun dengan pihak hotel melarang para tamu membawa tumbler.  Atau karena para calon terlalu fokus mempersiapkan materi debatnya sehingga lupa membawa tumblernya.

Saya tak menuntaskan nonton debat semalam. Bukan karena tak ada paslon yang membawa tumbler, bukan. Namun karena jaringan yang kurang berkawan.

Namun, saya masih sempat mendengar penuturan Paslon mengenai programnya, salah satu yang paling banyak dipaparkan adalah dunia pariwisata.

Bukan hal mengherankan jika  pariwisata Bulukumba menumpuk. Itu karena Bulukumba dikaruniai laut dan gunung yang memiliki pemandangan eksotis. Jangan lupa pula ada satu suku  yang hanya terdapat di Bulukumba, yakni Kajang. Mereka memiliki kehidupan yang khas dan jauh dari sentuhan modernitas.

Karena itulah wajar saja jika para Paslon banyak melirik pariwisata untuk menggerakkan perekonomian Bulukumba. Namun ada yang terlupa, ancaman dunia pariwisata, bahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya pernah mengakui jika sampah plastik adalah ancaman nyata dunia pariwisata.

Semua tempat wisata dihuni sampah plastik

Suatu hari yang hujan, saya pernah ke pantai Mandala Ria. Saya temukan serakan sampah plastik memenuhi pantai yang eksotik itu. Karenanya gerakan BMT adalah hal yang wajib diterapkan. Sayangnya pada debat perdana Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba, tak ada penerapan program itu—lari kosong saja.

KLIK INI:  Antisipasi Kebakaran, Rusia Berlakukan Larangan Merokok di Balkon

Padahal jika ingin membangun pariwisata Bulukumba, maka hal yang perlu dipikirkan adalah pengelolaan sampah, pengurangan penggunaan sampah plastik sekali pakai. Khususnya air mineral berkemsana plastik seperti yang disuguhkan pada debat malam itu.

Hampir semua tempat wisata yang saya kunjungi di Bulukumba telah dihuni sampah plastk, termasuk kawasan Adat Ammatoa, Kajang.

Tidak hanya itu, Danau Lurayya yang terletak di Desa Kahayya pun mulai dihuni sampah plastik. Padahal letaknya paling ujung di Bulukumba dan terpencil pula.

Maka, program atau gerakan BMT seharusnya ada pada debat itu. Minimal ada satu Paslon yang membawa, sehingga bisa dicontoh oleh masyarakat, bahwa ke mana pun kita pergi, dalam acara apa pun kita wajib menjaga lingkungan, mencintai bumi, meski dengan cara yang cukup sederhana—yakni membawa tumbler saat bebepergian.

Saya pulang ke rumah semalam ketika debat belum usai. Ketika sampai saya langsung saja menuju tempat tidur—menarik selimut lalu tidur.

Paginya ketika bangun, saya kembali menyayangkan tak ada Paslon yang membawa tumbler  saat debat.

Ahhh, semoga debat berikutnya para Paslon dan pendukungnya membawa tumbler sebagai wujud cinta pada Bulukumba dengan membebaskannya dari kepungan sampah plastik.

Semoga saja..

KLIK INI:  Keren, Metro School Wajibkan Guru dan Siswa Bawa Tumbler