Mahasiswa Program Modul Nusantara Unifa Takjub dengan Kearifan Budaya Kajang

oleh -108 kali dilihat
Mahasiswa Program Modul Nusantara Unifa Takjub dengan Kearifan Budaya Kajang
Diskusi dengan mahasiswa Modul Nusantara di Unifa - Foto: Ist

Klikhijau.com – Mahasiswa Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas Fajar Makassar takjub dengan kearifan budaya suku Kajang di Bulukumba.

Hal ini terlihat dalam diskusi dengan topik “Manusia Kajang dan Pelestarian Lingkungan Hidup” yang digelar di Aula Serbaguna Unifa, Sabtu (14/01/2023).

Sebanyak 21 mahasiswa dari kampus berbeda se Nusantara mengikuti program ini dibawa bimbingan kampus Unifa.

Dosen Pembimbing Modul Nusantara Unifa, Dr. Sn. Irfan Palippui, M.Hum, mengatakan program ini sejatinya bertujuan untuk memperkaya wawasan kebangsaan para mahasiswa khususnya mengenai Sulawesi Selatan.

“Hari ini kita akan diskusi dan sekaligus refleksi mengenai budaya Kajang. Sebelumnya para mahasiswa telah berkunjung di Kawasan Adat Kajang dan di Tana Toraja,” ucapnya.

KLIK INI:  Darubiah, Desa Wisata di Selatan Sulsel dengan 10 Destinasi Andalan

Hadir sebagai narasumber, Anis Kurniawan (Pegiat Lingkungan dan Editor in Chief Klikhijau).

Dalam presentasinya, Anis bercerita tentang filosofi manusia Kajang yang menempatkan hutan sebagai subjek penting dalam kehidupan.

“Merawat hutan bagi masyarakat adat Ammatoa merupakan manifestasi dari ajaran Pasang, hutan bagi mereka adalah berkah spesial yang diberikan oleh Tu Rie A’ ra’na (Tuhan Yang Esa), karenanya perlu dijaga dan dilestarikan. Mereka meyakini bahwa jika hutan dirusak, harmonisasi kehidupan akan bermasalah,” katanya.

Anis menambahkan bagaimana masyarakat Kajang memiliki komitmen tinggi dalam menjaga hutan. Suatu konsensus tak tertulis yang dipatuhi atas kesadaran ekologis bahwa alam raya adalah ibu pertiwi yang perlu dijaga.

KLIK INI:  Tawa Ceria Anak Pesisir Pantai Kalumeme di Tengah Abrasi

“Kalian beruntung tentu saja bisa ke Kajang dan melihat bagaimana konsep hidup kamase-masea justru menghadirkan suasana bathin warganya yang lebih bahagia. Ini memberikan satu insight bahwa kebahagiaan tidak selalu oleh materi,” katanya.

Pada sesi diskusi ini, Anis juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai budaya Kajang dapat bertahan hingga kini karena agama dan budaya saling mengikat satu sama lain.

“Manusia Kajang boleh jadi justru sudah sampai pada level spritualitas yang sesungguhnya. Ini tergambar pada filosofi sambayang tattappu’ jeknek takluka. Dalam kepercayaan di Kajang, kebermanfaatan menjadi manusia lebih mulia ketimbang pangkat dan jabatan,” Anis menjelaskan.

Oleh sebab itu, anak-anak muda sejatinya dapat menggali nilai-nilai kehidupan orang Kajang. Menurutnya, ada banyak nilai-nilai penting yang dapat diserap antara lain mengenai pentingnya kejujuran, keberanian, berwelas asih, saling menyayangi dan menjaga dan seterusnya.

Sesi diskusi ini melengkapi pemahaman dan wawasan mahasiswa Modul Nusantara dalam memandang kekayaan budaya tanah air.

“Saya melihat ada banyak kesamaan antara budaya di Kajang dengan kearifan lokal di tempat lain. Semoga kearifan lokal di Kajang dapat terus terjaga dan terawatt di tengah gempuran modernisasi,” pungkas seorang mahasiswa Modul Nusantara.

KLIK INI:  Pandemi Ubah Kawasan Wisata Mangrove Luppung jadi Lumpuh