Ketua PaPIKI Berbagi Tips Pengembangan Inovasi Kopi di Indonesia

oleh -22 kali dilihat
Ketua PaPIKI Berbagi Tips Pengembangan Inovasi Kopi di Indonesia
Steve Ganiputra Hidatat, Ketua PaPIKI Indonesia - Foto: muri.org

Klikhijau.com – Indonesia sudah lama dikenal sebagai negara penghasil kopi unggulan. Tak hanya dinikmati sebagai minuman, kopi juga telah menjadi komoditas perdagangan sejak zaman Belanda.

Keberadaan kopi memberikan dampak besar, baik secara ekonomi maupun sosial bagi masyarakat di berbagai daerah penghasil kopi. Namun ancaman terhadap komoditas ini mengemuka dalam webinar berjudul “Kopi dan Tantangan Global di Tengah Isu Perubahan Iklim” yang diselenggarakan oleh Klikhijau pada (5/5/2025).

Dalam diskusi daring ini, Narasumber yaitu Steve Ganiputra Hidayat yang merupakan Ketua Perkumpulan Profesional dan Inovator Kopi Indonesia, menyoroti bagaimana perubahan iklim mulai memberi tekanan serius terhadap keberlangsungan produksi kopi di Indonesia.

Sejak awal tahun 2000-an, perubahan iklim global mulai menunjukkan dampak nyata terhadap sektor pertanian, termasuk kopi. El Nino menjadi salah satu pemicu utama yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan, mengeringkan lahan, dan mengacaukan siklus musim yang dulunya teratur.

Suhu yang terus meningkat disertai konsentrasi karbon di atmosfer yang semakin tinggi memperparah kondisi. Akibatnya, tanaman kopi semakin kesulitan menyerap air. Lebih buruk lagi, frekuensi El Nino makin sering terjadi. Semua perubahan ekstrem ini membuat produksi buah kopi menurun dari segi kualitas maupun kuantitas.

KLIK INI:  KLHK Umumkan 10 Penerima Penghargaan Kalpataru 2020, Ini Nama dan Biodatanya!

“Semua perubahan ekstrem cuaca ini mempengaruhi produksi pengembangan buah kopi menjadi tidak bagus, produktivitasnya jadi tidak banyak, dan juga hama ditanaman kopi semakin banyak karena biasanya hama maunya di suhu yang hangat,” jelasnya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk tanaman kopi kedepannya? Steve Ganiputra Hidayat selaku Narasumber berbagi pengalamannya ketika menjadi peserta Program Bekal Pemimpin 2021 dari United in Diversity.

“Saya waktu itu beruntung tahun 2021 ikut bergabung dengan Program Bekal Pemimpin dari United in Diversity. Di bekal pemimpin ini, kami diberikan banyak modal, alat bantu dan juga pemikiran yang sangat baik sekali dan sangat berguna untuk keberlangsungan Indonesia terutama di kopi,” katanya.

“Karena di kopi, kita nggak pernah kepikiran ada tiga hal pilar yang diperkenalkan dari bekal pemimpin yaitu keadilan dan juga keberlanjutan serta kearifan lokal. Nah tiga pilar ini sangat baik sekali diterapkan dimana saja di Indonesia,” lanjutnya.

Ketiga pilar diterapkan dengan dua strategi. Strategi pertama adalah adaptasi. Adaptasi dilakukan melalui pemilihan varietas kopi yang tahan terhadap perubahan iklim, pengelolaan lahan yang berkelanjutan, serta pola tanam yang lebih bijak seperti sistem tumpang sari dan penggunaan pohon penaung.

Namun, meski strategi ini sudah mulai dikenalkan dan dijalankan di beberapa tempat, implementasinya masih terbatas “Sebenarnya ini sudah ada, sudah mulai diterapkan, tapi belum banyak yang sadar dan mau melakukannya,” ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki banyak varietas kopi yang kuat terhadap cuaca ekstrem. “Nah, itu yang harus kita cari dan kembangkan bersama-sama.” lanjutnya.

Langkah kedua adalah mitigasi, yakni upaya untuk mengurangi penyebab perubahan iklim itu sendiri. Beberapa cara yang disarankan antara lain pengurangan emisi gas rumah kaca dengan menghentikan praktik pembersihan lahan dengan cara dibakar, mengurangi penggunaan pestisida kimia, beralih ke pupuk organik, serta melakukan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang rusak.

“Jadi bukan cuma dilihat dampaknya, bukan cuma direncanakan pengen mau aja, tapi kita musti aktif menjalankannya kedepannya. Kalau kita bisa mulai dari hal sesimpel ini, kita sebenarnya sudah berkontribusi untuk keberlanjutan ekosistem kopi Indonesia. Nggak sulit sebenarnya, cuma bagaimana kita mau melakukannya aja,” tutupnya dengan penuh harap.

Di tengah ancaman krisis iklim yang terus membayangi, masa depan kopi Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh mana semua pihak mulai dari petani, pemerintah, hingga konsumen mau bergerak bersama.

Kombinasi ilmu, teknologi, kearifan lokal, dan keberanian untuk berubah menjadi kunci untuk menyelamatkan cita rasa kopi Nusantara dari kepunahan.

KLIK INI:  Webinar Klikhijau Series III Bahas Kopi dan Tantangan Global di Tengah Krisis Iklim