Kendaraan Listrik Jadi Alternatif Kendaraan Berpolusi

oleh -376 kali dilihat
Komitmen Indonesia untuk Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan
Ilustrasi kendaraan listrik/vecteezy

Klikhijau.com – Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan peningkatan produksi kendaraan non-BBM dengan menggenjot produksi kendaraan listrik. Jumlah target meliputi 2,1 juta unit sepeda motor listrik, 2.200 unit mobil listrik, dan 711.000 mobil hybrid.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menjelaskan, tren dunia ke depan bergerak dengan prinsip hemat energi dan ramah lingkungan. Itu mengapa produksi industri kendaraan listrik dalam negeri terus ditingkatkan.

“Saat ini, pertumbuhan produksi sepeda motor terus meningkat. Pada 2018 sebesar 7 juta unit. Peningkatan produksi tersebut tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri melainkan untuk memenuhi target ekspor 1 juta kendaraan pada 2025,” kata Airlangga seperti dikutip ANTARA, Kamis, 29 Agustus 2019 di Jakarta.

Program ini sejalan dengan rencana Indonesia untuk menurunkan emisi karbondioksida sebesar 41 persen melalui dukungan internasional pada tahun 2030. Sesuai perwujudan komitmen Indonesia di depan UN Climate Conference, COP 21 di Paris.

Akselerasi ini didukung dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Dalam perpres ini juga akan diatur terkait tarif impor untuk kendaraan eletronik, ketentuan pajak, termasuk infrastruktur pendukungnya.

Insentif berupa fiskal dan non-fiskal juga akan diberikan untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listik. Kendaraan ini selain meminimalisasi penggunaan bahan bakar fosil, juga ramah lingkungan dan ada yang tanpa suara.

KLIK INI:  Peneliti Temukan Karang di Hawai Tangguh di Laut yang Lebih Hangat
Cocok Diterapkan di Ibukota Baru

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roelani memberi dukungan jika kendaraan listrik digunakan di ibukota baru Kalimantan Timur. Baik sebagai angkutan massal maupun alat transportasi pribadi.

Seperti dilansir dari Liputan6.com, Rosan berharap setidaknya kendaraan hybrid atau kendaraan dengan bahan bakar campuran bisa meramaikan lalu lintas ibukota baru. Sebab ini sejalan dengan misi pemerintah membentuk smart city yang ecofriendly di Kaltim.

“Kebetulan kita juga kan ingin pindahkan ibu kota. Kenapa engga kalau semuanya berbasis elektrik? Itu benar-benar smart city. Dan saya rasa akan jadi satu-satunya ibu kota yang harus berkendaraan hybrid atau electric vehicle,” ujarnya.

Di dunia, negara-negara lain yang juga telah menerapkan kendaraan listrik adalah China dan Vietnam. Untuk Indonesia, beberapa merk kendaraan elektrik ini muncul mengisi keroposnya kendaraan ramah lingkungan.

Beberapa di antaranya ada Gesits, Viar Q1, Honda PCX, dan Selis. Bahkan merek lokal Selis 80 persen diproduksi di Indonesia dan 20 persen mengambil komponenya dari China.

KLIK INI:  Menanti Inovasi PT PLN dari Pengoperasian SPKLU hingga Wisata Hijau