Kaya Khasiat, Begini Cara Budidaya Tanaman Yakon

oleh -1,382 kali dilihat
Daun Insulin, Obat Tradisonal yang Ditakuti Penyakit Diabetes Militus
Daun Insulin - Foto/DetikHealth

Klikhijau.com – Tanaman yakon (yacon) yang di Indonesia lebih terkenal dengan nama daun insulin,  telah menjadi populer sejak tahun 2007 sebagai tanaman obat.

Kata yacon sendiri berasal dari bahasa Indian Quechua, Yakku yang memiliki arti tanpa rasa dan Unu yang berarti air.

Namun demikian, tanaman yang berasal dari Lembah Andean, Colombia, Peru, Ekuador, Argantina, dan Bolivia ini—di berbagai negara memiliki varian yakon masing-masing.

Misalnya di Brazil tanaman ini lebih dikenal dengan kentang yakon atau kentang diet. Sedangkan di Ekuador dan Peru  lebih dikenal dengan nama aricoma atau jicama.

KLIK INI:  Pertemuan Membara dengan Raja-udang Merah Sulawesi

Sedangkan di Amerika Serikat dinamai yacon strawberry dan di Indonesia dikenal dengan yakon atau daun insulin.

Tanaman dari  ordo Asterales ini memiliki banyak manfaat. Ia mampu mencegah migrasi polymorphonuclear leucocyites, antioksidan, immunomodulasi, dan efek sitoprotektor.

Bahkan menurut M. Aditya dan Dika Pratiwi Adifa, (2016) ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa yakon dalam bentuk teh dapat menurunkan kadar gula darah. Tidak hanya itu, tapi juga dapat meningkatkan kadar insulin, khususnya pada tikus yang terinduksi bahan diabetik.

Saat ini banyak masyarakat  yang memanfaatkan tanaman yang bernama ilmiah Smallanthus sonchifolius ini untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah.

Tanaman ini dianggap ampuh mengatasi diabetes melitus (DM), yang merupakan jenis penyakit  metabolik yang dikarakteristikkan dengan peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal (hiperglikemia).

Akar tanaman ini  mengandung fruktooligosakarida yang tinggi yang tidak dimetabolisme dalam saluran pencernaan manusia dan karena itu apabila dikonsumsi tidak meningkatkan glukosa dalam darah.

Yakon memiliki daun hijau tua yang besar, batangnya dapat mencapai tinggi 1,5 sampai 3 meter. Akarnya dapat berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makan.

KLIK INI:  Memesona, Kastuba Berpotensi sebagai Tanaman Hias sekaligus Obat
Cara budidaya

Tanaman dari  dari kingdom plantae, divisi Magnoliophyta, dan kelas Magnoliopsida ini, dapat dibudidayakan  di dataran tinggi dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang bersuhu harian 26°C, kelembapan 65–95 persen, dan mendapat penyinaran matahari selama 10 hingga 13 jam.

Hal yang perlu dilakukan untuk membudidayakan tanaman ini, yakni:

  • Menyiapkan bibit

Siapkan sumber bibit berupa anakan dari tanaman tua (tanaman tua rata-rata 7–8 anakan). Pisahkan dengan cara dicabut dari indukan, tapi jangan sampai mengganggu perakaran.

  • Membuat bedengan

Tanam anakan di bedengan tanah dengan jarak tanam 10 cm × 10 cm. Bibit sudah siap ditanam saat berumur 14 hari setelah tanam atau saat tinggi bibit minimal 5 cm.

Sambil menunggu bibit siap tanam, kamu dapat mencangkul tanah hingga kedalaman 30–40 cm agar gembur sehingga mempermudah pertumbuhan akar.

Buat bedengan berukuran 1 m × 3 m. Setiap bedengan terdiri atas 12 tanaman dengan jarak tanam 50 cm × 50 cm. Adapun jarak antarbedengan dibuat 1 m.

Dengan begitu, di lahan 1 hektare terdapat 1.666 bedengan dengan jumlah populasi 19.992 tanaman.

Berikan 500 gram pupuk kotoran kambing matang per lubang tanam atau 6 kg per bedengan. Pupuk diberikan dengan cara ditabur di permukaan bedengan, kemudian diaduk hingga rata.

KLIK INI:  Efek Samping Daun Katuk yang Penting Diketahui
  • Gunakan mulsa plastik atau tanaman

Penggunaan mulsa, entah itu plastik atau tanaman dapat menghambat pertumbuhan gulma. Sehingga perawatan yakon akan lebih muda dan juga dapat terhindar dari serangan hama.

Buatlah lubang pada mulsa plastik berdiameter 10 cm dengan jarak antarlubang 50 cm × 50 cm.

  • Memindahkan bibit

Jika bibit disemai dalam polibag atau di tempat lain, upayakan memindahkannya  ke lubang tanam.  Penanaman sebaiknya dilakukan awal musim hujan.

  • Memberikan pupuk

Ketika tanaman berumur 15 hari setelah masa tanam, berikan pupuk lanjutan berupa pupuk KCl. Caranya, larutkan pupuk dengan konsentrasi 4 kg per 200 liter air (1 drum). Setelah itu siramkan 50 ml ke setiap lubang tanam. Setiap 1 drum larutan pupuk cukup untuk lahan seluas 2.000 m2.

KLIK INI:  Akar Wangi, Tanaman Konservasi Pengendali Erosi yang Multiguna
  • Menyiram secara rutin

Pada musim hujan penyiraman minimal 2 pekan sekali. Dan pada musim kering atau kemarau cukupkan 5 hari sekali. Adapun penyiangan cukup sekali pada umur sebulan setelah pindah tanam.

  • Panen saat berumur 2,5 bulan

Panen daun yakon sudah bisa dilakukan saat tanaman berumur 2,5 bulan setelah tanam. Dengan melakukan panen pertama akan sangat bermanfaat dalam merangsang pertumbuhan daun.

  • Sisahkan 2-3 daun

Panen dilakukan hingga daun yakon tersisa hanya 2 hingga 3 daun dari pucuk. Panen dapat dilakukan kembali pada kisaran 25 hingga 30 hari setelah panen.

  • Panen 6 kali

Tanaman dari genus Smallanthus ini dapat dipanen hingga berumur 7 sampai 8 bulan. Itu artinya dapat dipanen sekitar 6 kali  dalam satu siklus budidayanya.

Bagaimana sahabat hijau, tertarik membudidayakan tanaman dari famili Asteraceae ini?

KLIK INI:  Kenalkan Kitolod, Tanaman Dwifungsi yang Belum Terlalu Dilirik