Jakarta Jadi Kota Paling Rentan Kena Dampak Krisis Iklim

oleh -66 kali dilihat
Dampak Perubahan Iklim, Pesisir Utara Jawa Darurat Tenggelam?
Ilustrasi kota Jakarta - Foto/ Muhammad Rizki di Unsplash

Klikhijau.com – Ibu kota Jakarta menjadi kota metropolitan yang paling rentan terhadap lingkungan di dunia karena perubahan iklim. Jakarta juga rentan terhadap polusi, gelombang panas, gempa bumi, dan banjir.

Jakarta dijuluki sebagai worst-performing city in the ranking, atau “kota dengan kinerja terburuk”, diikuti oleh Delhi di India yang masing-masing menampung lebih dari 10 juta orang.

Temuan ini terungkap dalam sebuah studi terhadap 576 kota terbesar di dunia yang dilakukan oleh konsultan risiko bisnis di Inggris, Verisk Maplecroft.

Dari 100 kota yang berada dalam daftar muram itu, hanya satu kota yang bukan berada di Asia.

Jakarta termasuk paling rawan karena kombinasi beragam problem, di antaranya penurunan permukaan tanah, dan minimnya insfrastruktur pendukung.

Kini, diperkirakan sekira 40% wilayah ibu kota berada di bawah permukaan laut. Pusat keuangan Indonesia dan kota berpenduduk terpadat mendapat skor sangat buruk dalam hal polusi udara, gempa bumi, dan banjir.

KLIK INI:  BBKSDA Sulsel Peringati Hari Hutan dan Air dengan Kampanye Konservasi dan Tanam Pohon Bersama

Laporan tersebut mencatat bahwa Bandung dan Surabaya juga termasuk di antara 10 kota paling rentan lingkungan di dunia.

Fenomena tersebut juga mirip-mirip dengan Cina. Pasalnya, dari 50 kota yang paling rentan terkena polusi air, 35 di antaranya berada di Cina. Selain itu, 15 kota yang mengalami kelangkaan air bersih, 13 di antaranya ada di Cina.

Namun demikian, kondisi Cina yang semacam itu telah diupayakan atau diimbangi dengan kebangkitan kelas menengah yang kiranya makin menuntut kualitas udara bersih dan pelbagai program pemerintahnya mendukung sebagai upaya mitigasi menghadapi krisis iklim.

Sebagai contoh, Cina kerap mengambil langkah dengan menutup pabrik demi memenuhi sasaran emisi.

Sejumlah indikator lingkungan dan kualitas hidup, termasuknya potensi investasi, properti dan aset serta kepasitas dan kemauan pemerintah lokal untuk tanggap menyoal krisis iklim dibuat untuk menentukan indeks kota paling rentan dampak krisis iklim ini.

Bukan main-main, kondisi bumi sudah diambang batas. Krisis iklim di depan mata. Sudah saatnya bergerak bersama, masyarakat berpartisipasi dan negara musti hadir untuk mengurangi laju pemanasan global dan menekan krisis iklim.

*Sumber: disarikan dari laporan Verisk Maplecroft, 12 Mei 2021.

KLIK INI:  Jelajah Karimata yang Sukses Menemukan Ratusan Spesies Baru Tumbuhan