Buku “Merawat Rammang-rammang”, Legasi Selamatkan Ekosistem Karst Sulawesi 

oleh -355 kali dilihat
Buku "Merawat Rammang-Rammang", Legasi Selamatkan Ekosistem Karst Sulawesi 
Peluncuran Buku "Merawat Rammang-Rammang" - Foto: Ist 

Klikhijau.com – Buah karya sepuluh jurnalis peduli lingkungan yang difasilitasi Mongabay Indonesia resmi diluncurkan pada Sabtu (1/4/2023) di Rumah ke-2 Rammang-rammang Maros.

Karya berbentuk buku berjudul “Merawat Rammang-Rammang: Upaya Selamatkan Ekosistem Karst Unik Sulawesi” tersebut merupakan kumpulan tulisan mengenai kekhasan karts yang patut dijaga dan dilestarikan.

Rammang-Rammang yang khas dengan gugusan karst menjadi bagian dari Kawasan Geopark Maros-Pangkep, akan diakuai secara resmi organisasi dunia, United Nations Educational Scientific and Culture Organization (UNESCO) pada awal September 2023.

Bupati Maros, H. Andi Syafril Chaidir Syam, mengungkapkan, pertemuan internasional 1 – 5 September 2023, site Karst Rammang-rammang sudah dinyatakan resmi bagian dari warisan geopark dunia oleh UNESCO.

“Kawasan dengan pesona pegunungan kapurnya yang berada di Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ini, harus dijaga dan dirawat bersama-sama,” ujar Chaidir Syam

Menurutnya, bukan hanya tugas pemerintah daerah yang merawat tapi kita semua, bahkan masyarakat dunia, karena kawasan ini sudah berstatus kawasan geopark dunia.

KLIK INI:  Gelar Aksi Bersih, Balai TN Bantimurung Bulusaraung Kumpulkan 10 Ton Sampah

“Karena itu, dengan keberadaan buku merawat Rammang-Rammang yang diluncurkan hari ini akan menjadi legasi dan referensi untuk dokumen ke UNESCO,” pungkasnya.

Apresiasi besar juga ia berikan kepada pihak Mongabay Indonesia dan 10 penulis yang hasil karyanya terangkum dalam buku tersebut.

Mantan Anggota DPRD itu berjanji akan menjadikan buku itu sebagai bacaan wajib bagi para siswa sekolah dasar hingga jenjang menengah atas agar mengetahui dan memahami pentingnya menjaga ekosistem karst unik Sulawesi itu.

Head of Operation Mongabay Indonesia, Ridzki R Sigit mengatakan, buku tersebut lahir dengan meramu antara pengalaman pribadi, observasi, kajian literatur dan tentunya wawancara dengan berbagai pihak pemangku kepentingan.

“Pentingnya membukukan hasil tulisan dari jurnalis ini, agar dapat menjadi referensi bagi pengambil kebijakan untuk senantiasa menjaga kawasan Geopark Maros Pangkep ini,” tegas Ridzki.

KLIK INI:  ​Ada Apa Dibalik Terputusnya Kerjasama REDD+ Indonesia dengan Norwegia?

Hal senada dikemukakan General Manager Badan pengelola Geopark Maros Pangkep, Dedy Irfan, bahwa status UNESCO global geopark yang penetapannya pada Mei 2023 dan penyerahannya dilakukan di Maroko pada 1-5 September 2023, harus dijaga, karena validasi status itu hanya berlaku selama empat tahun.

“Jadi jika ekosistem kawasan ini tidak dijaga dan dirawat dengan baik, maka status itu akan dicabut kembali,” katanya.

Tokoh Pemuda kabupaten berjuluk Butta Salewangang itu, Rizal Fauzi, mengatakan patut diapresiasi dan bersyukur atas pengakuan dari UNESCO ini.

“Kerja-kerja menjaga Rammang-rammang ini adalah kerja kolektif, semua pihak. salah satu modelnya yakni dengan hadirnya buku yang diterbitkan Mongabay Indonesia. ini membuat kekayaan dan keunikan Rammang – rammang dikenal publik bahkan internasional nantinya. dengan begitu, semakin banyak yang tertarik hadir atau peduli dengan rammang rammang,” jelas Rizal.

Mantan Sekertaris Umum KNPI Maros itu menitikberatkan, kedepan Rammang-Rammang dan kawasan karst lainnya di Maros tidak hanya menjadi objek wisata tetapi juga menjadi pusat edukasi dan referensi soal karst dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

“Yang terpenting kedepan perlu adanya penguatan kapasitas dan pembentukan regulasi ditingkat desa dan kabupaten dalam hal pengelolaan kawasan ini untuk masyarakat. hal ini penting untuk mencegah terjadinya konflik pengelolaan di masa depan,” harap Rizal, menjelaskan salah satu model upaya untuk dapat menjaga dan mempertahankan status Rammang-Rammang.

Dirinya menyampaikan terima kasih kepada penulis tentang Rammang-rammang, kepada mongabay dan seluruh peneliti dan pemerhati.

“Kita berharap Pemda dapat menyediakan perpustakaan khusus yang merangkum semua karya yang berkaitan dengan Rammang-Rammang, karst dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan yang tetap menjaga kemandirian dan kesejahteraan masyarakat lokal,” kuncinya.

KLIK INI:  PT PLN Jadi Pionir Terbentuknya Rantai Pasok Kebutuhan Hidrogen Hijau