Belajar dari Shenzhen, Kota yang 99 Persen Armada Busnya Bertenaga Listrik

oleh -337 kali dilihat
Bus Bertenaga Listrik di China
Bus Bertenaga Listrik di China/Foto-kaskus.id

Klikhijau.com – Apa jadinya bila di sebuah kota yang padat, kendaraan yang melintas sudah tak menggunakan bahan bakar minyak. Ini tentu baik bagi lingkungan, baik bagi manusia.

Ini bukan mustahil bisa dilakukan. Di Henzen, sebuah kota pusat industri teknologi tinggi yang terletak di sebelah selatan China mengumumkan awal tahun ini bahwa 99 persen dari 21.689 taksi yang beroperasi di kota itu bertenaga listrik.

Seperti dikutip voaindonesia.com, kota metropolis dengan populasi yang mencapai 12,5 juta jiwa adalah yang kedua yang mencapai prestasi ini di China dan adalah yang terbesar.

Shenzhen “telah menjadi yang terdepan di antara kota-kota besar China,” ujar Cui Dongshu, sekretaris jendral Asosiasi Mobil Penumpang China.

Armada bus di Shenzhen telah sepenuhnya bertenaga listrik sejak tahun 2017.

Kota ini adalah salah satu 13 kota yang menjadi pelopor transportasi umum dengan energi alternatif untuk meminimalisir kabut polusi dan mengembangkan industri energi alternatif, ujar Komite Transport Pemerintah Kota Shenzhen.

Beijing dan kota-kota China lainnya dilayani oleh sepeda motor, sepeda, dan kendaraan pengirim barang beroda tiga bertenaga listrik yang membantu mengurangi emisi – dan kadang-kadang mengejutkan para pejalan kaki karena beroperasi dengan hampir tanpa suara.

Taksi listrik di Shenzhen yang berjumlah lebih dari 20.000 akan mengurangi emisi karbon sebanyak hampir 850.000 ton per tahun, ujar komite transportasi kota. Meskipun demikian, inisiatif listrik menyeluruh tidak termasuk jasa berbagi tumpangan semacam Uber, yang populer di China.

Hambatan yang ditemui di Shenzhen adalah lokasi untuk mengisi ulang daya listrik sejak diluncurkannya 100 taksi listrik di tahun 2010. Cui memuji kota tersebut atas tersedianya sekitar 20.000 lokasi untuk mengisi ulang daya listrik, yang menurutnya sudah cukup memadai untuk memenuhi permintaan.

Taksi listrik dilengkapi dengan terminal di dalam mobil yang menginformasikan kepada pengemudi daerah-daerah dimana tidak ada cukup taksi yang beroperasi, seperti di bandara, stasiun kereta api, atau lokasi-lokasi lainnya.

Ongkos taksi juga dengan jelas terpampang selain juga rute taksi, yang menurut komite transportasi Shenzhen akan mencegah pengemudi untuk membebankan ongkos berlebih atau mengambil rute memutar yang lebih jauh.

Shenzhen, yang berbatasan dengan Hong Kong, adalah kota dimana kantor pusat Huawei Technologies dan serangkaian perusahaan teknologi China berkantor pusat.

Shenzen telah mencobanya, kota-kota di Indonesia bisa belajar bukan? (rd)