Generasi Muda Diajak Meneliti Gambut Kalimantan Barat

oleh -326 kali dilihat
Lahan Gambut, Pemilik Kekayaan Vegetasi yang Tak Boleh Dibakar
Ilustrasi lahan gambut/foto-ugm

Klikhijau.com – World Agroforestry (ICRAF) Indonesia bekerja sama dengan Bappeda Provinsi Kalimantan Barat dan Bappeda Kabupaten Kubu Raya, menyelenggarakan kegiatan Seminar Sehari pada Senin, 5 Juli 2021.

Acara yang dilaksanakan secara luring dan daring ini akan menjadi wadah berbagi hasil kajian lapang para Peneliti Muda Gambut (PMG) Kalimantan Barat yang merupakan bagian dari Program Peat-IMPACTS, ICRAF Indonesia.

Sejak Februari 2021, sebanyak 55 peneliti muda telah terjun ke lapangan dengan didampingi oleh peneliti-peneliti ICRAF. Mereka berinteraksi dengan petani gambut serta para penggiat gambut untuk mengungkap berbagai pengetahuan, pembelajaran, dan opsi intervensi untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya.

Dengan tema seminar “Gambut dalam Pandangan Generasi Muda Kalimantan Barat: Catatan Kajian Lapang Peneliti Muda Gambut”, para peneliti muda akan menyajikan hasil penelitian dan  observasi lapangan kepada para pemangku kepentingan, akademisi dan mahasiswa.

Diharapkan temuan mereka dapat menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan terkait pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan di Kalimantan Barat.

KLIK INI:  Tentang Agrosilvofishery, Pemanfaatan Lahan yang Lebih Ramah Lingkungan

Hadir dalam acara itu Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Barat Ir Sukaliman, MT, Kepala Bappeda Kabupatan Kubu Raya Drs Amini Maros, perwakilan akademisi, dan Koordinator Program Peat-IMPACTS Indonesia Feri Johana.

“Para peneliti muda ini adalah lulusan terbaik dari perguruan tinggi di Kalimantan Barat. Mereka mendapat pelatihan dan penguatan kapasitas sehingga kami berharap hasil penelitian putera-puteri daerah ini bisa memberi sumbangan untuk pengelolaan gambut di Kalimantan Barat, dan Kabupaten Kubu Raya khususnya. “

“Mereka sudah terjun ke lapangan dan melihat peluang dan tantangan yang ada. Seminar ini adalah bagian dari tugas akhir mereka. Semoga kepedulian mereka pada lingkungan, khususnya untuk pengelolaan gambut tidak akan berakhir di sini,” kata Feri Johana.

Selama hampir enam bulan para peneliti muda ini mengikuti rangkaian kegiatan yang terangkum dalam Inkubator Peneliti Muda Gambut (IPMG).

Ini adalah salah satu prakarsa dalam Peat-IMPACTS untuk penguatan kapasitas untuk generasi muda. Selain Kalimantan Barat, inisiatif ini juga digelar untuk peneliti muda Sumatera Selatan (Oktober 2020).

KLIK INI:  Drainase Pertanian Berpotensi Jadi Penyebab Karhutla

Seluruh aksi riset dalam Peat-IMPACTS dikemas dalam jenama #PahlawanGambut untuk penyebarluasan informasi mengenai riset dan capaiannya.

Tentang Peat-IMPACTS Indonesia

Peat-IMPACTS Indonesia adalah program kemitraan antara ICRAF Indonesia dengan Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbanghut) yang sepenuhnya didukung oleh Pemerintah Federal Jerman.

Kegiatan juga dilakukan dengan dukungan dan konsultasi dari Badan Restorasi Gambut Mangrove (BRGM) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Fokus kerja sama ini adalah restorasi, pengelolaan dan perlindungan gambut sehingga secara langsung dapat berkontribusi pada komitmen negara untuk penurunan emisi gas rumah kaca dan target pembangunan jangka menengah tingkat nasional.

Proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB-13 (Aksi Iklim) dan TPB-15 (Kehidupan di darat).

KLIK INI:  Harimau Sumatera Serang Seorang Pekerja di Riau Hingga Tewas