Orangutan di Kalimantan Barat Masih Terancam oleh Degradasi Lahan

oleh -380 kali dilihat
Orangutan di Kalimantan Barat Masih Terancam oleh Degradasi Lahan
Orangutan Pongo pygmaeus/Foto-animalsprints.com

Klikhijau.com – Nasib Pongo pygmaeus-pygmaeus dan Pongo pygmaeus wurmbii di Kalimantan Barat hingga saat ini masih memprihatinkan. Dua sub-species orangutan ini memiliki jumlah populasi yang tidak lagi banyak.

Melihat kondisi ini, Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB) menginisiasi sebuah pertemuan yang digelar pekan lalu. Pertemuan ini berfokus pada pembahasan tentang aspek habitat dan tantangan ke depan.

Hasil pertemuan yang dihadiri unsur pemerintah, swasta, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat ini, mengungkap kondisi orangutan di Kalbar. Kedua sub-species ini belum luput dari berbagai ancaman.

Baik Pongo pygmaeus-pygmaeus maupun Pongo pygmaeus wurmbii yang tersebar di sejumlah metapopulasi belum bisa hidup tenang.

KLIK INI:  Hari Primata Indonesia, Yuk Kenali dan Cintai Primata Kita!

Ancaman utama yang dihadapi adalah perburuan, pembukaan jalan, konversi lahan, karhutla, dan illegal logging.

Dalam pertemuan terungkap tren sebaran orangutan, sekitar 80 persennya berada di luar kawasan konservasi.

Tren ini mengindikasikan pentingnya Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) memegang mandat penuh untuk menyelamatkan orangutan dari berbagai ancaman, terutama degradasi lahan.

Fasilitator pertemuan Tito Indrawan dari FOKKAB mengatakan, para pihak telah melakukan serangkaian upaya ke arah yang lebih baik.

“Para pegiat konservasi telah menginisiasi pusat rehabilitasi, sekolah, rilis, dan sebagainya. Hanya saja persoalan lain seperti tak ada habisnya,” kata Tito.

Sementara, Ketua Pengurus Yayasan Penyelamatan Orangutan, Sintang Kasudungan Pakpahan mengatakan, hingga kini ada 13 individu orangutan yang sudah dilepasliarkan. Namun, masih ada 39 individu orangutan yang sedang direhabilitasi.

Mayoritas orangutan tersebut diserahkan oleh masyarakat secara sukarela atau dipaksa.

Sintang mengatakan sedang berusaha memulihkan sifat liar orangutan sebelum dilepasliarkan. Kemudian, pergerakannya dimonitoring.

Masyarakat juga difasilitasi agar turut berperan serta melindungi orangutan. Caranya dengan membangun pabrik tengkawang, rumah betang, dan beasiswa.

“Semua ini adalah stimulus bagi warga agar mereka dapat melindungi orangutan dan habitatnya. Kita ingin melihat orangutan hidup damai di hutan, bukan di kandang,” kata Sintang.

KLIK INI:  KLHK Bangun Sarana Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan dan Lahan