Mengenal Amonia Hijau, Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batu Bara

oleh -29 kali dilihat
Mengenal Amonia Hijau, Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batu Bara
SC foto di IG Zonaebt - Foto: Ist

Klikhijau.com – Amonia Hijau atau green ammonia diproyeksikan akan menjadi bahan bakar alternatif masa depan pengganti batu bara.

PT Kujang Cikampek, sebuah perusahaan pupuk dan petrokimia pertama di Jawa Barat telah memulai uji coba produksi ammonia hijau.

Dari laman Instagram Zonaebt diterangkan bahwa Green ammonia disinyalir tidak menghasilkan karbon secara langsung saat dibakar. Bahan bakunya adalah green hydrogen, tanpa bahan bakar fosil lagi.

Pada produksi awal, PT Kujang akan mengolah sekira 1 ton hydrogen hijau menjadi 5 ton green ammonia. Proyek ini rencananya bakal menggandeng PLN Indonesia Power sebagai pemasok hidrogen hijau.

Hasil prodoksi ammonia hijau dirancang untuk dijadikan bahan baku PLTU yang dikelola PLN IP. Juga dimanfaatkan dalam proses co-firing penghasil tenaga uap. Rencananya akan ada ujicoba yang dilakukan di PLTU Labuan dan dimonitoring langsung oleh IHI Corporation dari Jepang.

PT Kujang mengklaim inovasi produk ini adalah yang pertama di dunia.

KLIK INI:  DPR Didesak Hentikan Solusi Palsu Energi Baru dalam RUU EBET

Apa itu Amonia Hijau?

Amonia (NH3) sendiri adalah senyawa kimia berbasis nitrogen dan hidrogen yang banyak digunakan dalam produksi pupuk dan bahan kimia industri. Amonia saat ini diproduksi dari gas alam dan dalam proses produksinya, mengeluarkan 2 ton CO₂ untuk setiap ton amonia. Amonia konvensional disebut sebagai amonia abu-abu.

Amonia hijau, juga dikenal dinamai amonia terbarukan merupakan bentuk amonia yang diproduksi menggunakan sumber energi terbarukan dan dinilai sebagai alternatif berkelanjutan dan bebas emisi.

Dalam proses produksi, amonia hijau sama sekali tidak mengeluarkan CO₂. Karenanya  dalam prosesnya dapat tumbuh secara eksponensial dalam produksi untuk menggantikan amonia abu-abu dan dapat digunakan untuk keperluan tambahan.

Untuk menghasilkan amonia hijau, hidrogen hijau harus diperoleh lewat proses elektrolisis air. Yaitu, air diurai menjadi hidrogen dan oksigen, menggunakan energi listrik yang dihasilkan dari sumber terbarukan. Hidrogen kemudian digabungkan dengan nitrogen atmosfer melalui proses yang dikenal sebagai sintesis Haber-Bosch.

Proses ini memungkinkan hidrogen dan nitrogen bereaksi pada tekanan dan suhu tinggi dengan adanya katalis untuk membentuk amonia. Hasil akhirnya adalah produksi amonia hijau menggunakan hidrogen hijau dan nitrogen atmosfer.

KLIK INI:  Dosen Universitas Pertamina Perkenalkan Pirolisis Sampah Plastik di Makassar

Apa manfaat amonia hijau?

Green ammonia  banyak digunakan dalam produksi pupuk pertanian karena mengandung nitrogen yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Senyawa ini juga dipakai sebagai bahan baku dalam produksi berbagai produk kimia, seperti asam nitrat, serat sintetis, bahan peledak, pewarna, dan obat-obatan.

Di satu sisi, amonia dianggap sebagai vektor energi karena memungkinkan pengangkutan dan penyimpanan hidrogen lebih efisien. Proses ini melibatkan proses tambahan yang disebut “cracking” yang terdiri dari pemisahan ulang molekul NH3 untuk memulihkan hidrogen yang terkandung di dalamnya.

Amonia hijau juga berpotensi digunakan sebagai bahan bakar untuk kapal. Jika ini dapat diaplikasikan, tentu dapat memainkan peran strategis dalam upaya dekarbonisasi sektor maritim. Tidak hanya itu saja, amonia hijau berpotensi dijadikan bahan bakar dalam boiler, turbin atau mesin untuk menghasilkan panas dan listrik, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca.

Proses produksi dan penggunaannya dapat  mengurangi emisi serta berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. Pemanfaatan ammonia hijau dapat memenuhi permintaan energi alternatif yang bersih di masa mendatang.

Sumber:

  • Intagram zonaebt
  • https://www.iberdrola.com/sustainability/energy-transition/decarbonized-economy-principles-regulatory-actions
KLIK INI:  AC Ventures Rilis Capaian Komitmen Keberlanjutan 2024