Tangisan Selembar Daun

oleh -643 kali dilihat
Tangisan Selembar Daun
Andhika Mappasomba Daeng Mammangka

daun yang berjiwa, bergetar di keheningan. getarnya beresonansi pada angin membentuk lingkar-lingkar kalimatullah yang membentang sejauh mata memandang, sebatas pandang ke ujung langit tertinggi, melampaui bintang gemintang di sisi arsy yang dipikul malaikat yang bershalawat pada Rasulullah.

daun itu berzikir, suaranya getar menangisi kantong-kantong plastik yang mengepung tepian pantai kota dan lubang-lubang tanah yang telah berkali-kali penuh dan meluber ke kantor pemerintah. meluber ke dalam surat keputusan, himbauan dan undang-undang tanpa sanksi.

seorang anak sekolah
memungut selembar daun di halaman
lalu berlari ke dalam perpustakaan
lalu menangis membaca buku tentang daun

KLIK INI:  Kursi Lalu Tanah

ada kematian yang hadir pada daun jatuh. ada kematian yang terhempas ke tanah dan zikir yang terputus pada ruas garis daun. ada kehidupan yang berakhir pada selembar daun gugur. seperti janji Allah tentang kematian adalah kepastian dari kehidupan.

oh malangnya nasib daun tua yang mati. dia meninggalkan batang dan rantingnya. dia melepaskan diri dari akar yang mengikatnya. dia meninggalkan kuncup lain dan tak lagi bersaksi tentang bunga-bunga ragam warna pada musim semi.

dia terlepas seperti roda dokar tua yang berderit tapi hanya Allah, ranting, dan dirinya sendiri yang mendengarnya.

oh daun yang terlepas pada daun kehidupan. purna sudah abdimu pada kehidupan, memberi rasa haru pada penyaksi hijaumu.

oh daun yang gugur di keheningan. kau ikhlaskan dirimu berkalang tanah. dan menjadi makanan bagi tanah dan akar-akar pohon lain. tanpa saksi di surat kabar dan televisi. kau berikan kehidupan pada kematianmu.

daun, gugurlah kau terkubur tanpa nama. kau tak pernah bernama. kau disebut sebagai nama pelengkap dari batang. kau tak memiliki namamu sendiri.

KLIK INI:  Sebatang Pohon Janji

Allah Maha Kuasa
kudengar kau akan dijadikan saksi di hari kelak yang akan menjadi mahluk allah yang berkata-kata di depan hakim. kubayang kau berkata;

“aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulnya. dan aku bersaksi sebagai saksi bahwa si fulan dan fulana adalah hamba yang paling banyak membuang plastik ke semesta dan merusak kesuburan tanah. aku menyaksikan sebagai saksi bahwa si fulan dan fulana adalah hamba yang paling sering menancapkan pasak tak berguna ke dalam bumi. dan buang air ke dalam lubang sambil berdiri.

oh daun
betapa dahsyat dan mulia dikau
hamba Allah yang paling tulus dalam zikir dan bersaksi.

Gowa. 6 Januari 2019

KLIK INI:  Mata Air ke Mata