di luar hujan.
kutunggu mobil tiba menjemput
lalu membawaku ke kampung halaman
dua lelaki datang memanen mangga
mengabaikan hujan
pun gelap
lampu teras tak cukup
menerabas lebat daun mangga
cahayanya hanya melahirkan bayang-bayang
aku di ruang tamu
mendengar lagu kesukaanmu
kubiarkan saja lagu itu
bercampur ricik hujan di atap
mobil belum tiba
jika pun tiba
tak akan mengganti bayangmu
mataku telah sangat pintar
membayangkan wajah kusutmu
yang pucat sehabis sakit
atau sehabis begadang
dua lelaki itu terus saja memanen mangga
dan aku terus merindukanmu
hujan terus saja mengguyur
melenakan debu, meninabobokan polusi
dan aku tetap saja bayangkan tibamu