Wow, Ternyata Ada Pesan Lingkungan di Balik Logo PBI

oleh -666 kali dilihat
Wow, Ternyata Ada Pesan Lingkungan di Balik Logo PBI
Logo Pustaka Bergerak Indonesia
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Pustaka Bergerak Indonesia (PBI), sejujurnya saya tak tahu pasti sejak kapan mengenal dan berinteraksi dengannya. Jejaring literasi itu didirikan Nirwan Ahmad Arsuka itu.

Di grup Whatsapp saya didominasi grup literasi—yang saya tahu semua grup literasi itu adalah jejaring PBI.

Saya beberapa kali bertemu dengan Nirwan Ahmad Arsuka, saya memanggilnya Kak. Dialah yang pendiri PBI. Kini PBI telah berhasil  menjangkau seluruh pelosok negeri ini. Bergerak dengan kemandirian yang kokoh.

Keberadaan PBI merupakan senjata ampuh melumpuhkan hasil survie Badan Perserikatan Bangsa-bangsa United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2016 silam.

KLIK INI:  Edukasi dan Literasi Lingkungan Ala SD Negeri Borong

Mereka mengatakan bahwa masyarakat Indonesa menempati urutan kedua di dunia yang minat bacanya rendah.

Padahal yang sebebarnya terjadi, bukan karena minat baca yang rendah, tapi ketersedian bacaan yang tak ada.

Maka kelahiran PBI mampu membuka kran saluran buku bacaan ke seluruh pelosok Indonesia. Buku-buku gratis bisa dinikmati masyarakat luas.

Bahkan ketika saya berkunjung ke Malaysia 2017 lalu, semangat pustaka bergerak terbawa serta, berkat semangat itu pula, saya mendirikan Rumah Baca Rantau di Galasah, Sarawak, Malaysia. Tempat sebagian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bermukim, menatap hari esoknya bersama kelapa sawit, tentu nyaris tanpa buku.

Namun, beberapa hari terakhir, yang sering saya perhatikan bukanlah aktivitas para relawan PBI yang berjuang mencerdaskan masyarakt Indonesia, tapi saya tertarik dengan logonya, baik warnanya maupun empat lembar  daun di logo itu.

Rasa penasaran itu pula yang membuat saya memberanikan menghubungi via Whatsapp Nirwana Arsuka untuk bertanya perihal logo PBI.

Pesan lingkungan

Dan saya merasa beruntung, sebab chat saya langsung direspons. Ia mengisahkan bahwa  logo PBI   dirancang oleh kawan dari Malang bernama Muhammad Azamuddin Tiffany

“Ide dasarnya adalah gerakan yang tumbuh dari bawah, dari lumpur pekat, berbekal buku-buku dan barang bekas, bisa menumbuhkan generasi yang mimpinya menjangkau ke puncak langit,” begitulah balasan chat yang dikirim Nirwan, pada Senin malam tanggal 4 Februari 2019 lalu.

Logo PBI yang berwarna hijau dan kuning dengan empat lembar daun, dua di bagian atas berwarna kuning. Logo itu yang mencerminkan bahwa gerakan PBI bukan hanya soal baca tulis. Tapi, juga menyangkut masalah lingkungan.

KLIK INI:  Cara Penyair Menginspirasi Kita Mencintai Lingkungan

Ketika saya bertanya kepada  Nirwan, apa ada hubungannya antara logo PBI dengan isu lingkungan atau kepedulian terhadap lingkungan. Ia menjawabnya dengan singkat

“Ya, ada memang,” katanya.

PBI mulai aktif sejak tahun 2015 silam. Hanya saja, pemakian logo mulai meluas sejak tahun 2006. Sebab saat itu kantong-kantong literasi di seluruh pelosok nusantara telah membiak, tumbuh dengan subur. Terlebih ketika kantor pos dengan sangat rela menggratiskan pengriman buku  tanggal 17 setiap bulan.

Salah satu syarat pengiriman tersebut adalah dengan tulisan “bergerak”, bahkan beberapa kali saya temukan kiriman buku dengan memasang logo pustaka bergerak di bagian luar paket yang akan dikirim.

Langkah Kantor Pos tersebut sebagai bentuk dukungan gerakan literasi, dan juga bentuk dukungan gerakan lingkungan, sebab Kantor Pos turut menyebarkan logo PBI, yang salah satu tujuannya adalah gerakan lingkungan.

“Ya betul. Itu salah satu tujuannya. PBI itu gerakan literasi, gerakan kebudayaan, gerakan sosial, gerakan pemberdayaan masyarakat, juga gerakan lingkungan,” pungkas Nirwan

Kini, setelah tahu rahasia di balik logo PBI, maka para pegiat literasi tentu akan lebih memuliakan lingkungan, menjaga, dan merawatnya.

KLIK INI:  Bantimurung Bulusaraung Ma’rupanne Diakui UNESCO sebagai Cagar Biosfir Dunia