World Environment Day, Thomas Nifinluri: Jaga Harmoni Alam dan Manusia!

oleh -190 kali dilihat
HKAN 2021, Thomas Nifinluri: Anak Muda harus Mengambil Peran dalam Aksi Konservasi
Ir. Thomas Nifinluri, Kepala BBKSDA Sulsel - Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) yang diperingati setiap tanggal 5 Juni di tahun berjalan, merupakan momen reflektif atas kondisi lingkungan.

Seperti diketahui, beragam bencana alam dan masalah kesehatan merupakan imbas dari perlakuan tak harmonis manusia dengan alam semesta.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc, mengingatkan pentingnya menjaga harmoni. Pademi covid-19, kata Thomas, sejatinya telah menjadi pelajaran berharga bagi manusia.

“Tidak dapat dipungkiri pandemi global covid 19 telah merubah cara hidup manusia yang berdampak pada lingkungan dan keanekaragaman hayati. Covid 19 seolah menghipno bumi manusia dan satwa liar untuk masuk ketatanan hidup normal yang baru atau “new normal life“,” ungkap Thomas.

KLIK INI:  Ibu-Ibu, Koran Bekas dan Inspirasi dari Seorang Dosen Seni UNM

Kondisi ini, lanjut Thomas, sejalan dengan tema World Environment Day 2020 yaitu “time for nature“. “Misi bersama yang perlu kita bangun adalah bagaimana menjadi manusia yang sadar dalam merawat alam lingkungan dengan bijaksana,” tuturnya.

Menurut Thomas, Indonesia sebagai megabiodiversity country bagi 17% kehati dunia harus berkontribusi terhadap pelestarian bumi, alam  dan satwa liar. Tantangan terhadap degradasi hutan dan punahnya biodiversity harus disikapi dengan komitmen tinggi dalam upaya penanganan dan pelestariannya.

Seperti diketahui, keberadaan satwa sebagai penghuni hutan sangat penting, sebab jika satwa itu punah, akan mengganggu keseimbangan ekosistem di alam. Dalam laporan BBKSDA Sulsel, kepunahan lokal sejumlah satwa diantaranya diakibatkan kerusakan hutan seiring dengan dinamika pembangunan.

Dalam banyak kasus, masih ada persepsi dalam masyarakat yang masih menganggap satwa liar sebagai hama bagi industri perkebunan sehingga melegalkan adanya perburuan liar. Konflik satwa dan manusia juga kerap jadi kenyataan yang tak terhindarkan. Belum lagi masalah lain seperti perdagangan satwa liar dengan cara penyelundupan dan online trade (syber crime).

KLIK INI:  BBKSDA Selenggarakan Jungle Track di Hari Bakti Rimbawan 2019
 

Temuan BBKSDA menunjukkan, ada lebih dari 95 persen satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran. Bahkan, beberapa jenis satwa endemik yang terancam punah beredar di pasar gelap.

Fenomena ini menjadi pekerjaan rumah yang harus terselesaikan. Poinnya adalah semua pihak harus ikut terlibat dalam mengawal pelepasliaran satwa ke habitatnya.

Oleh sebab itu, dengan semangat pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pelestarian alam, kata Thomas, maka konsep new normal ini harus menjadi momentum untuk menciptakan harmoni antara alam dan manusia.

“Berikan satwa liar waktu untuk hidup secara alamiah dan bebas di habitatnya untuk berkembangbiak dan menjaga keseimbangan alam lingkungan. Selamat Hari Lingkungan Hidup. Salam Lestari dan tetap bijak!” tutur Thomas.

KLIK INI:  Thomas Nifinluri: 2020 Ekowisata Sulsel Harus Lebih Maju, Satwa Liar Dilindungi Juga Terjaga