Wanatani, Sistem Pertanian dengan Aspek Sosial dan Ekologi yang Menjanjikan

oleh -1,064 kali dilihat
Wanatani, Sistem Pertanian dengan Aspek Sosial dan Ekologi yang Menjanjikan
Tanaman kopi dengan pohon besar yang menaunginya/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –  Sistem pertanian wanatani atau telah lama diterapkan di masyarakat. Khususnya perani kopi. Pohon kopi sebenarnya memiliki karakter yang unik.

Pohon kopi menyukai bernaung di bawah naungan pohon. Namun jika terlalu lebat—tanpa celah sinar matahari. Pohon kopi biasanya tak berbuah banyak.

Para petani kopi, termasuk di kampung say, Desa Kindang, Bulukumba paham tentang hal ini. Pemahaman itu bersifat alami. Tak ada ilmu tertentu—ilmunya berdasarkan pengalaman turun temurun.

Iya, sudah sejak zaman dulu menerapkan sistem pertanian wanatani atau agroforestry, yakni memadukan komoditas pertanian, semisal kopi dengan pohon.

KLIK INI:  Awas Ada Kandungan Genteng dalam Pupuk Palsu! Ini Cara Identifikasi Pupuk Asli dari PKT

Perpaduan pohon kopi dengan pohon naungan adalah keniscayaan. Pohon kopi tanpa pohon naungan kurang subur. Bagai sayur tanpa garam—hambar

Maka ketika menanam pohon kopi, biasanya disertai pula dengan menanam pohon naungan. Bahkan ada yang menanam pohon naungan terlebih dahulu.

Jenis pohonnya pun bisa bermacam-macam, namun biasanya petani memanfaatkan pohon yang bisa berguna untuk bahan bangunan, seperti pohon sengong.

Penerapan wanatani  memiliki aspek sosial dan ekologi. Dengan pola wanatani petani lebih bisa memaksimalkan lahan mereka, memberikan manfaat bagi kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan.

Seingat saya, dulu ketika tanaman kopi masih jadi primadona di kampung saya—sebelum digantikan oleh cengkih. Pohon-pohon besar banyak terdapat di kebun warga.

Sekarang ini, pohon besar yang dulu menjadi naungan kopi perlahan menyusut. Sebab banyak petani yang lebih memilih menanam cengkih daripada memelihara pohon kopinya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, di tahun 1993 atau sembilan 1994 kampung saya, Kindang, Bulukumba pernah diterjang angin kencang.

KLIK INI:  Mengubah Kotoran Manusia dan Ternak Jadi Energi Listrik

Kedatangan angin kencang itu menumbangkan banyak pohon, bahkan merenggut nyawa salah seorang warga.

Setidaknya tercatat dua kali kampung saya diporak-poranda oleh angin kencang. Terjangan kedua terjadi pada tahun 1998.

Mendapat dua serangan angin kencang, membuat pohon kopi tak bisa menghasilkan banyak buah karena pohon naungannya banyak yang tumbang.

Dan yang kedua, harga kopi yang jatuh di pasaran. Inilah yang membuat petani kopi banyak  yang menbang kopinya kemudian beralih menanam cengkih. Sedangkan cengkih adalah komoditas yang tak butuh pohon naungan.

Menanam tanaman produktif

Namun, meski begitu tetap ada warga yang menerapkan sistem watani. Terutama di Desa Kahayya, yang merupakan salah satu desa penghasil kopi di Bulukumba, sistem bertani dengan pola wanatani tetap diberdayakan.

Pola wanatani ini diterapkan pula  oleh kelompok tani Argo Wilis yang berada di Desa Brenggolo Kecamatan Jatiroto – Wonogiri.

Desa Brenggolo terkenal sebagai penghasil kopi robusta berkualitas. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, para petani kopi di desa tersebut membutuhkan tanaman naungan.

KLIK INI:  Momen Hari Gerakan Sejuta Pohon, Begini Pesan Bermakna Guru Besar UINAM!

Bedanya, petani di sana ada insentif dari pemerintah kepada masyarakat yang telah peduli dan berperan serta aktif dalam upaya konservasi tanah dan air, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Solo memberikan bantuan bibit tanaman produktif bagi Kelompok Tani Argo Wilis.

Bantuan bibit tanaman produktif adalah salah satu upaya rehabilitasi hutan dan lahan, penghijauan lingkungan dan sekaligus memberikan kesejahteraan pada masyarakat terutama kalangan petani. .

Bibit tanaman produktif merupakan bibit tanaman berkayu yang menghasilkan buah dan memiliki nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat  serta berfungsi sebagai tanaman penghijauan. .

Bagi Kelompok Tani Argowilis bantuan bibit tanaman produktif yang diterima selain dapat memberikan peningkatan penghasilan, juga mendukung budidaya tanaman kopinya yang saat ini sedang menjadi trend.

Saya kira, menanam   tanaman produktif bisa menjadi solusi bagi petani untuk meningkatkan taraf hidupnya dari segi ekonomi.  Juga  menjadi cara bijak untuk menyelamatkan lingkungan dari bencana kegersangan.

KLIK INI:  Kolaborasi dengan Kemendikbud, Anak Muda NTB Ciptakan Aplikasi Mitigasi Bencana