Volume Sampah Plastik Meningkat Tajam Selama Pandemi, Ini Penyebabnya!

oleh -626 kali dilihat
Volume sampah plastik
Sampah berserakan - Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Volume sampah plastik meningkat tajam selama pandemi Covid-19. Kok bisa? Padahal, aktivitas di luar rumah menurun karena kebanyakan orang berdiam di rumah.

Pemicu utamanya adalah tren belanja online yang meroket lebih tinggi dari biasanya. Pantauan Klikhijau.com, pasar makanan online di kota-kota termasuk yang paling sibuk selama pandemi.

Lihat saja, betapa sibuknya driver ojek online di jalan raya meski kota-kota sedang menerapkan pembatasan sosial.

Faktanya, setiap pembelian makanan atau lauk pauk setidaknya terdapat empat atau lima kantong plastik. Plus gelas plastik untuk minuman, sedotan atau styrofoam untuk pembungkus makanan.

Bisa dibayangkan, berapa pesanan online setiap hari dan berapa frekuensi pemesanan selama pandemi dalam dua bulan terakhir.

KLIK INI:  Indonesia Butuh Lebih Banyak Penelitian Tentang Dampak Plastik di Laut

Pemicu kedua adalah pola konsumsi yang meningkat selama bulan puasa. Peningkatan ini juga ditandai dengan pemakaian kantong plastik pada transaksi langsung di penjual sayur jalanan dan di pasar-pasar skala kecil yang tetap buka selama masa social distancing.

Dua hal ini setidaknya jadi variabel terkuat meningkatnya volume sampah plastik. Pada saat yang sama, negara tidak punya skema khusus penanganan sampah plastik dalam situasi darurat atau ada pandemi.

Pelonggaran pemakaian plastik

Pemakaian kantong plastik yang melonjak disebabkan oleh inisiatif para pembeli yang membungkus rapat belanjaannya agar lebih aman. Pada saat yang sama ada penurunan minat pemakaian tas belanja di supermarket dan di warung-warung selama masa pandemi.

Di negara-negara Eropa misalnya (Dikutip dari laman zero waste di Eropa), selama pandemi ini ada kebijakan pelonggaran pemakaian plastik sekali pakai. Sejumlah tempat usaha bahkan melarang belanja dengan wadah yang bisa digunakan kembali seperti tas kain.

Di sejumlah Negara bagian di Amerika juga meninjau ulang larangan kantong plastik selama pandemi juga dengan alasan keamanan.

KLIK INI:  Mengenaskan, Mulut Penyu Hijau Berubah Jadi Tempat Sampah

Fenomena serupa terjadi di Thailand yang dilaporkan mengalami peningkatan sampah plastik hingga 800 ton per hari. Dilansir Pikiran Rakyat, kebiasaan masyarakat memakai jasa Food delivery telah memicu lonjakan sampah plastik selama masa pandemi covid-19.

Ketua Thailand Environment Institute (TEI) Dr. Wijarn Simachay, menyebut pada keadaan normal negaranya hanya memproduksi 5.500 ton per hari. Namun, usai pandemi melanda negara tersebut, jumlahnya bertambah drastis hingga 6.300 ton per hari.

Di Indonesia, peningkatan volume sampah plastik dipastikan terjadi meski belum ada data detail perihal ini.

Seperti dilandir Mangobay, Catur Yudha Hariani, Direktur Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali misalnya menyebut adanya peningkatan volume sampah dilihat dari semakin lambatnya pengangkutan sampah. Petugas angkut membutuhkan penambahan waktu lebih banyak dari rata-rata satu jam menjadi 1,5 jam.

Di Kota Makassar juga demikian, pantauan Klikhijau, ada pelambatan penjemputan petugas sampah akibat volume sampah meroket tajam. Pengangkut sampah khusus kendaraan roda tiga memerlukan waktu lebih lama menyelesaikan angkutan sampah karena adanya peningkatan sampah di setiap rumah tangga.

KLIK INI:  Dalam Waktu Dekat, 3 Bahan Plastik Ini Dilarang Keras Dipakai di Bali
Pergeseran perilaku

Pada saat yang sama, ada pergeseran perilaku warga dalam mengelola sampah selama pandemi.

Selama pandemi misalnya transaksi tabungan sampah di bank sampah menurun. Hal ini menunjukkan bahwa untuk sementara waktu banyak warga yang tidak memilah sampahnya dan tidak tertarik menabung sampah di bank sampah untuk alasan keamanan.

Hal itu dikatakan Ketua Ketua umum Asosiasi Bank sampah Indonesia (ASOBSI), Saharuddin Ridwan. Menurut Saharuddin, pandemi Covid-19 yang mewabah sejak awal bulan Maret lalu di kota Makassar,  sangat mempengaruhi  sektor ekonomi, salah satunya kegiatan bank sampah di Kota Makassar.

Penurunan bahkan semakin drastis sejak Pemerintah Kota Makassar memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang membuat aktivitas penjemputan dan pembelian di bank sampah unit di kota Makassar dibatasi.

“Dalam beberapa pekan terakhir, aktivitas penimbangan di Bank sampah unit maupun  Bank sampah pusat (UPT. Pengelolaan persampahan dan Daur Ulang) Makassar menurun drastis  hingga 70%,” kata Saharuddin pada Klikhijau, Senin 4 April 2020.

Pergeseran perilaku juga disebabkan oleh adanya persepsi publik bahwa kita sedang berada dalam situasi darurat. Sayangnya, dalam situasi seperti ini perhatian khusus pada penanganan sampah plastik tidak terlihat.

KLIK INI:  Mengenal Blobfish, Ikan Laut Terjelek Dunia dan Fakta Mengenainya