Ulasan Singkat Tentang Jenis Kain yang Baik dan Buruk Bagi Lingkungan

oleh -261 kali dilihat
Ulasan Singkat Tentang Jenis Kain yang Baik dan Buruk Bagi Lingkungan
Ilustrasi kain/Foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Perkembangan industri mode memang melaju cukup kencang. Model pakian sangat cepat berganti, mengikuti era dan selera pengguna. Setiap orang pun, memiliki model pakian favorit, pun demikian dengan kain yang digunakan.

Industri mode tak puasa membuat busana baru dengan berbagai model dan desain yang menggiurkan. Bahan yang digunakan pun beragam, tapi tahukah kamu, jika ada jenis kain yang baik untuk lingkungan dan ada yang berdampak buruk pula pada lingkungan. Berikut ulasan singkatnya seperti yang dilansir dari nationalgeographic:

Yang berdampak baik
  • Serat selulosa buatan nanusia

Selulosa merupakan senyawa organik yang merupakan komponen struktural utama dinding sel dari tanaman hijau dan juga yang diperoleh dari bahan nabati. Bahan ini dapat diekstrak secara langsung dari tanaman seperti kapas atau diolah secara kimiawi. Jika diproduksi tanpa menggunakan zat apa pun, serat berbasis selulosa dapat diurai secara aman.

KLIK INI:  Mulai Pagi dengan 5 Hal Sederhana yang Bikin Perasaan Lebih Bahagia
  • Kain daur ulang

Saat ini sudah ada gerakan poliester daur ulang. Kegiatan tersebut menggunakan energi hingga setengahnya untuk membuat dan menyimpan plastik dari tempat pembuangan sampah. Industri mode harus memanfaatkan kembali bahan yang sudah ada.

Namun, perlu dicatat bahwa poliester daur ulang masih menghasilkan serat mikro. Disarankan untuk menggunakan produk yang mengurangi penumpahan serat dan menyaring beberapa serat yang benar-benar tembus.

 Yang berdampak buruk
  • Bahan turunan hewan (wol, kulit, dan bulu)

Bahan yang paling umum di bagian ini adalah poliester (55%), nilon (5%), dan akrilik (2%). Selain sintetis, bahan ini juga bergantung pada petrokimia untuk bahan bakunya, yang merupakan ekstraksi dari bahan bakar fosil.

  • Kapas

Menurut beberapa pakar mode, dalam pertanian, kapas menggunakan pestisida dan bahan kimia beracun yang dapat meresap ke dalam bumi dan persediaan
air

berkata bahwa produksi kapas konvensional menyumbang seperenam dari jumlah seluruh pestisida di seluruh dunia. Tentu ini berdampak buruk bagi petani serta komunitas lokal lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 20.000 individu meninggal karena kanker dan menderita keguguran akibat bahan kimia yang disemprotkan kepada kapas.

Jadi, mari kita lebih bijak dalam memilih bahan kain agar bisa menjaga Bumi lebih baik.

KLIK INI:  Menilik Ketimpangan Gender pada Aktivitas Ramah Lingkungan Sehari-hari