- Peneliti Remaja se-Kabupaten Bulukumba Paparkan Potensi dan Ancaman di DAS Balantieng - 17/06/2025
- Kaum Muda Lintas Iman Kota Bandung Perkuat Kapasitas Jurnalisme, Suarakan Keadilan Iklim - 17/06/2025
- Mentoring Penulisan Berita dan Artikel, Forsi LHK Sulsel Gelar Sesi Berbagi Literasi Secara Daring - 16/06/2025
Klikhijau.com – Kepedulian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 (SMAN 1) Wringinanom (Smanew) terhadap permasalahan sampah plastik mendorong terselenggaranya sosialisasi mikroplastik di Gedung Pertemuan SMAN 1 Wringinanom pada 15 Mei 2025.
Acara ini menjelaskan tentang bahaya mikroplastik, solusi permasalahan plastik dengan refill, serta pelatihan kepenulisan jurnal. Diikuti oleh 2 ekstrakulikuler, yakni Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan Pertanian dengan jumlah 40 siswa.
“Saya merasa senang dengan kegiatan ini karena saya jadi lebih mengetahui bahwa mikroplastik itu nggak bisa hilang dan saya juga dapat ilmu mengenai kepenulisan jurnal yang mudah sehingga membantu menyalurkan ide-ide saya selama ini,” tutur Niken Dwi Anjani, siswa kelas X-9.
Harapannya adalah siswa SMAN 1 Wringinanom mengetahui permasalahan sampah plastik dan mampu mengimplimentasikan solusi untuk mengurangi mikroplastik di lingkungan melalui aksi secara langsung atau secara tertulis.
“Acara sosialisasi ini diadakan untuk mengedukasi siswa akan bahaya mikroplastik sekaligus mengurangi plastik sekali pakai, selain itu agar anak muncul ide yang cocok untuk pembuatan karya ilmiah remaja,” ungkap Alif Khumairatul Laila, guru kimia Smanew.
Dengan ukurun yang super mini, mikroplastik jadi ancaman “tak kasat mata” bagi manusia. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan, mikroplastik kini telah berenang dengan tenang di dalam tubuh manusia.
Tidak hanya itu,mikroplastik juga telah ada di mana-mana, di udara, di dalam hujan, sungai, pada kemasan teh celup dan lain sebagainya.
Karenanya, jika penggunaan plastik tidak segera direm, maka dampaknya, khususnya saat menjelma menjadi mikroplastik akan sulit dikendalikan.
Karenanya apa yang dilakukan oleh Smanew, perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Dan sekolah lain perlu mencontohnya.