Thomas Nifinluri: 2020 Ekowisata Sulsel Harus Lebih Maju, Satwa Liar Dilindungi Juga Terjaga

oleh -820 kali dilihat
Kepala BKSDA Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri dan Kepala Pusat P3E Suma KLHK dalam forum Diseminasi dan promosi kegiatan BBKSDA tahun 2009. Foto: Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Dalam setahun terakhir, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel terus bergerak dalam agenda konservasi dengan beragam kegiatan dan kerjasama multipihak. Hasil-hasil kegiatan selama tahun 2019 tersebut kemudian dibahas dan diseminasikan kembali di Makassar, Kamis 16 Januari 2020.

Di forum ini semua pihak dihadirkan untuk mendengar dan memberi masukan serta proyeksi agenda-agenda konservasi 2020 mendatang. Kepala BBKSDA Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc, mengatakan, forum ini sebagai silaturrahmi multipihak yang sejauh ini bersama-sama mendukung kegiatan konservasi.

“Selain menyampaikan capaian kegiatan setahun lalu, kami juga ingin mengajak berkolaborasi untuk konservasi dan literasi. Kami mengundang semua mitra antara lain NGO, media, pramuka, pemerintah, korporasi, pemerhati individu dan lainnya untuk tetap berjejaring,” kata Thomas.

Di forum desiminasi dan promosi ini pula, sejumlah persoalan mengenai tantangan dan kendala pengembangan ekowisata juga dibahas. Seperti diketahui, pemerintah Provinsi Sulsel memang concern ke isu-isu ekowisata.

KLIK INI:  Dari Losari, BBKSDA Sulsel Suarakan Konservasi Alam Sebagai Sikap Hidup dan Budaya Bangsa

“Ada dua isu strategis yang saya jelaskan tadi, pertama isu wisata alam dan ekowisata. Kedua soal pengelolaan pelestarian satwa liar. Sebagaimana visi Pak Gubernur, pariwisata Sulsel  ke depan harus go internasional. Kita ingin membantu mempromosikan dan memperkuat program konservasi dan literasi satwa,” jelasnya.

Beberapa tahun terakhir, sejumlah daerah di Sulsel memang sedang menggenjot kemunculan spot-spot baru yang dianggap memiliki kekhasan dan otentitas. Thomas Nufinluri menilai, Sulsel punya potensi ekowisata yang luar biasa. Kita juga punya satwa-satwa dilindungi yang ada di tapak. Masyarakat perlu diedukasi agar ikut berperan dalam pelestarian dan penjagaan satwa liar tersebut.

Malino, Lejja dan Inovasi Literasi Satwa

“Ada dua yang akan kita dorong, selain Malino, juga Taman Wisata Lejja. Keduanya sudah dicanangkan Pak Gubernur sebagai Kawasan Strategi Provinsi (KSP). Di Soppeng kita sudah mulai mengajak pemerintah daerah agar lebih serius menata Taman Wisata Lejja. Yang lain adalah Taman Buru Ko’mara  yang akan kita jadikan percontohan penangkaran rusa berbasis warga,” lanjutnya.

Hal lainnya yang juga krusial, kata Thomas Nifinluri adalah perihal proteksi perdagangan satwa liar dilindungi. “Kita tahu setiap tahun ada perdagangan ilegal, melanggar aturan. Disitulah BBKSDA ingin memberikan informasi. Kita cegah dengan pendekatan pelestarian dan kesejahteraan. Sejauh ini kita koordinasi dengan otoritas bandara, pelabuhan, beacukai dan BKSDA di Ambon agar satwa liar ilegal jangan sampai keluar,” ungkapnya.

BBKSDA Sulsel juga sedang mendorong literasi satwa dengan membuat inovasi mobil Pusling (perpustakaan konservasi keliling). Taglinenya berhasa lokal “maeki lestarikanki satwata”, mobil ini akan mendekatkan informasi masyarakat tentang satwa liar dilindungi agar semua pihak dapat menjaga dan melestarikannya.

KLIK INI:  Jalan Terjal Nan Berliku Pelepasliaran Satwa Liar ke Alam Bebas