Tetap Merawat Kewaspadaan! Puncak Hujan di Sulsel hingga Februari 2022

oleh -316 kali dilihat
Waspada, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Esktrem di Beberapa Wilayah di Sulsel
Ilustrasi hujan/foto-Ist

Klikhijau.com – Status hujan, banjir dan juga genangan, dua hari terakhir mewabah di media sosial (medsos). Terutama pengguna medsos yang berada di Sulawesi Selatan. Status seperti itu sepertinya akan awet karena puncak musim hujan masih akan berlangsung lama.

Dua hari terakhir ini intensitas curah hujan memang sangat tinggi di Sulsel. Itu pula yang menyebabkan beberapa daerah mengalami bencana banjir, di antaranya Kabupaten, Soppeng, Barru, Gowa, dan Kota Makassar.

Musim hujan beberapa tahun belakangan ini memang telah jadi momok menakutkan. Hujan ibarat buah simalakama, tidak datang dirindukan, datang akan dibenci.

Bulan Desember, sepertinya bukan hanya bulan terakhir di tahun 2021 ini. Tapi, juga akan jadi bulan yang paling meresahkan karena adanya musim hujan. Musim yang tak hanya menawarkan kehidupan, tapi juga bencana—hal yang perlu diwaspadai bersama.

KLIK INI:  Waspada, Gelombang Laut Setinggi 6 Meter Hantui Perairan Sulsel Hingga Awal Februari

Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 4, Hanafi Hamzah mengatakan, awal musim hujan bulan Desember ini, pihak BMKG sudah membuat warning untuk awal-awal bulan untuk antisipasi kemungkinan cuaca ekstrem sampai tanggal 9 mendatang.

“Bukan berarti setelah tanggal 9 itu tidak ada curah hujan seperti saat ini. Jadi, untuk langkah awal dulu sampai tanggal 9. Setelah itu kita akan membuat lagi, akan menganalisis lagi bagaimana hubungan dinamika atmosfir, apakah kemungkinan itu masih terjadi atau tidak, yang jelas baru awal,” ujarnya saat diwawancarai Klikhijau, 7 Desember 2021.

banjir
Wawancara Klikhijau dengan BMKG – Foto/AYL
Pengaruh fenomena La Nina

Hanafi juga menambahkan, bulan Desember berjumlah 31 hari, sekarang sudah tanggal tujuh. Jadi, ada jeda selama bulan Desember tanggal berapa kemarin tidak terjadi hujan. Memang selama berapa hari ini terjadi hujan dan dua hari terakhir terutama hari ini, Selasa, 7 Desember 2021  telah masuk dalam kategori ekstrem. Jadi, curah hujannya lebih dari 100 mm yang di catat di depan itu 300mm sehingga sangat-sangat ekstrem.

Menurutnya pula, tingginya intensitas kali ini dipengaruhi dengan fenomena La Nina. Itu merupakan fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

“Jadi, memang yang harus kita akui bersama bahwa musim hujan kali ini adalah musim hujan fenomena La Nina sementara berlangsung. Jadi, fenomena La Nina ini ditandai dampaknya jatuh di wilayah kita apabila terjadi pada musim hujan. Hal itu dapat menambah akumulasi atau jumlah curah hujan, bahkan bisa mencapai 100 persen dibandingkan rata-rata normalnya,” terang Hanafi.

Hanafi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, terutama mereka yang berada pada daerah-daerah sekitar wilayah aliran selokan, aliran sungai dan sebagainya. Agar bisa bisa mengantisipasi apabila ada peluang terjadinya hujan yang deras, mereka harus bisa berhati-hati.

KLIK INI:  Peringatan Dini untuk Semua, Tingkatkan Kesiapsiagaan dan Kurangi Kerentanan Terhadap Bencana Alam

Karena salah satu indikator terajadinya curah hujan tinggi adalah fenomenal La Nina. Fenomena ini dapat menyebabkan penambahan jumlah curah hujan pada saat musim hujan. Sementara pada waktu terjadi musim kemarau yang baru saja lewat, itu adalah kemarau dan curah hujan atau istilahnya kemarau basah.

Puncak hujan akan terjadi hingga bulan Februari 2022 mendatang. Namun, untuk musim hujan sendiri akan terjadi hingga sampai akhir April 2022.

Hal-hal yang perlu dilakukan di musim hujan

Dengan puncak hujan hingga Februari 2022 dan panjangnya waktu musim hujan, sebaiknya kita semua merawat kewaspadaan agar tetap baik-baik saja. Dikutip dari beberapa sumber, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

  • Memeriksa dan memperbaiki saluran air

Ini adalah yang penting dilakukan agar saluran air tidak tersumbat. Karena apabila tersumbat bisa saja air meluap dan menyebabkan banjir.

KLIK INI:  BMKG Peringatkan Sulsel Siaga Banjir, Angin Monsun juga Menghantui
  • Memeriksa atap rumah

Atap rumah perlu diperiksa, memastikan agar tidak ada yang bocor. Jika ada atap yang bocor bisa merusak barang-barang dan menciptakan ketidaknyamanan.

  • Memperhatikan ventilasi rumah

Saat musim hujan, udara akan lembab sehingga memerlukan sirkulasi udara yang baik. Kelembapan akan membuat bagian rumah lebih mudah rusak.

  • Memperhatikan kelistrikan

Memeriksa setiap kabel listrik saat musim hujan penting. pastikan tida ada  kabel listrik yang telah terkelupas dan rapuh—termasuk juga stop kontak.

Karena apabila ada yang rusak sangat berisiko, bisa mengakibatkan korsleting dan kebakaran di dalam rumah.

KLIK INI:  Dwikorita: Perubahan Iklim Global itu Nyata, Bukan Hoax
  • Memangkas tananam sekitar rumah

Jika ada pohon rimbun dan besar di sekitar rumah, sebaiknya dipangkas dulu demi keselamatan bersama.

  • Menyiapkan senter dan lilin atau pelita

Saat musim hujan, pemadaman listrik bisa terjadi sewaktu-waktu. Karena itu penting untuk memiliki alat penerang alternatif.

  • Rajin mengikuti laporan cuaca

BMKG setiap hari akan mengeluarkan rilis pemberitahuan cuaca. Kamu bisa mengikutinya untuk meningkatkan kewaspadaan.

  •  Cek kondisi mesin cuci

Jika kamu punya mesin cuci, sebaiknya pastikan berfungsi baik. Karena saat musim hujan, kamu akan kesulitan menjemur pakaian untuk membuatnya kering.

KLIK INI:  Menyandarkan Sumber Energi Terbarukan Indonesia pada Energi Sel Surya
  • Cari tahu potensi bencana

Kenali lingkungan sekitar lebih intim, apakah kamu berada di daerah yang potensi bencananya cukup tinggi atau tidak. Dengan mengetahuinya, kamu akan lebih waspada

  • Simpan persiapan darurat

Menyiapkan sesuatu tak ada salahnya, khususnya di musim hujan, misalnya obat-obatan atau makanan.

  • Pastikan punya rencana darurat

Jika terjadi keadaan darurat, kamu beserta keluarga harus menentukan tempat untuk bertemu. Pastikan nomor kontak keluarga, teman dan Tim SAR tersave di handphonemu.

KLIK INI:  Generasi Muda, Aktor Penting Penanganan Perubahan Iklim