Terbayang, Ibukota Negara Berpindah ke Jeneponto

oleh -656 kali dilihat
Terbayang, Ibukota Negara Berpindah ke Jeneponto

Klikhijau.com – Wacana pemindahan ibukota ke luar pulau Jawa jadi perbincangan hangat setelah Presiden Joko Widodo melakukan rapat terbatas di kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29 April 2019).

Banyak netizen setuju-setuju saja, tetapi tak sedikit yang pesimis bisa terwujud. Bukan tanpa alasan, faktanya pembicaraan soal ini sudah sering terdengar. Kenyataannya yah begini, Jakarta tetap menanggung beban sebagai yang terkejam, lebih kejam dari ibu tiri.

Masalah utamanya tetap sama yakni sebuah pertanyaan yang belum terjawab: ibukota akan dipindahkan kemana? Jawabannya selalu terdengar spekulatif alias atas pertimbangan yang tak rasional. Ada yang menawarkan di Palangkaraya, Balikpapan, Makassar dan lainnya.

Memang banyak pilihan sebenarnya, sebab Indonesia ditakdirkan sebagai sebuah negara yang luas membentang. Tetapi, memutuskan kemana atas alasan apa dan segala hal tentangnya memang bukan perkarah mudah.

Oleh karena itu, saya sedikit terhibur sembari bekernyit saat membaca berita berisi pendapat Walikota Makassar Danny Pomanto yang mengusulkan ibu kota dipindahkan ke Jeneponto Sulawesi Selatan (Sulsel).

KLIK INI:  Apakah di Masjid Tempat Anda Shalat Jumat Sudah Ramah Lingkungan?

Terhibur karena pikiran Danny ini persis sama dengan imajinasi saya sejak lama. Jeneponto adalah daerah terpanjang yang dilewati saat ke Selatan Sulsel, saking panjangnya ada guyonan begini: “kita boleh tertidur pulas saat memasuki kabupaten Jeneponto, tetapi saat terbangun jangan kaget bila Anda masih berada di Jeneponto”.

Bekernyit karena saya yakin Presiden Jokowi tak sedikit pun terpikirkan tentang Jeneponto. Paling banter yah Makassar.

Tetapi dengan luas wilayah dan kondisi geografisnya yang datar itulah diantaranya jadi muara imajinasi liar saya. Dan saya merasa beruntung, seorang Danny yang arsitek juga punya pendapat yang sama.

Saya yakin, banyak di antara kita juga berpikiran sama tetapi tak ubahnya sekadar ilusi yang utopis.

Dilansir Makassartoday, Danny beralasan bahwa Kabupaten Jeneponto memiliki wilayah yang relatif aman dari bencana alam hingga 1.000 tahun ke depan.

“Ibukota negara untuk 300 tahun hingga 1.000 tahun, cocoknya di Kabupaten Jeneponto, karena daerah tersebut posisi stabil. Berdasarkan penelitian, 50 juta tahun tidak rawan akan bencana-bencana besar seperti gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami,” usul Danny.

Menurut Danny, Kabupaten Jeneponto memiliki dataran tinggi yang aman dari tsunami. Meski ada wilayah yang gersang, namun sebagian dataran Jeneponto memiliki struktur tanah yang subur.

Dari segi geologi, kata Danny, Jeneponto sangat memenuhi syarat, karena tak ada patahan yang bisa menimbulkan gempa bumi.

Tentu ini satu argumen yang masih perlu dikaji, diteliti dan dipertimbangkan. Imajinasi saya semakin berkelabat kemana-mana karena ini.

Yah, setiap melintas di Jeneponto, saya memang selalu terbayang ada gedung-gedung tinggi yang bergugus rapi, stadion sepakbola kelas dunia, jalanan lebar yang tertata dan banyaklah.

KLIK INI:  Viral, Foto Pembungkus Indomie Bertuliskan 55 Tahun Indonesia yang Mencemaskan Netizen

Yah, begitulah imajinasi kita perihal ibu kota. Penuh gedung, penuh beban. Sumpek nan padat merayap. Jadi, benar juga bila ada keinginan memindahkan ibukota, sekalian di tempat yang masih asli semisal Jeneponto.

Paling tidak kita bebas menatanya dan memperecil peluang adanya konflik agraria. Sebab, tidak terbayang bila ibukota pindah ke Makassar yang memang sudah sesak atau di kota lainnya dengan bebannya masing-masing.

Terkait dengan ini, Nur Hidayati selaku Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dilansir Kompas.com (30 April 2019), Nur berpendapat setidaknya butuh dua sampai tiga periode kepemimpinan Presiden untuk mewujudkan wacana pemindahan ibu kota.

Alasannya, ada banyak hal yang perlu dicermati dan dikaji secara mendetail untuk memberi solusi akan potensi dampak yang akan terjadi secara nasional atau pun di sekitar wilayah bakal ibukota baru.

Yang paling penting menurutnya adalah aspek perencanaan yang harus mempertimbangkan berbagai dampak dan potensi dampak terhadap lingkungan, sosial, hak atas tanah di daerah yang akan dijadikan ibukota, dan lain-lain.

Potensi dampak akan wacana pemindahan ibukota diperkirakan cukup luas.

Nah, lagi-lagi rumit bukan? Persis dengan kerumitan hidup di Jakarta beserta beban kotanya yang demikian kejam. Walau begitu, tak ada salahnya ibu kota dipindahkan, semisal di Jeneponto.

Semoga perbincangan ini tidak hanya datang secara sporadis saat banjir melumat Jakarta. Kita berharap ibu kota akan berpindah di tempat yang tepat, tak sekadar wacana utopis.

KLIK INI:  Manusia Hanya Punya Dua Pilihan Terhadap Lingkungan, Menjaga atau Merusaknya, Pilih Mana?