- Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat di Tapanuli Utara dan Lutra - 23/04/2024
- Begini Cara SDNBorong dan SDN Parinring Makassar Rayakan Hari Bumi 2024 - 22/04/2024
- Cerita Baru Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi Lintas Provinsi diMakassar, Tersangka Siap Disidangkan - 22/04/2024
Klikhijau.com – Eva Tornberg dan susu kentang temuannya berpeluang menjadi sosok yang populer. Tornberg bekerja di laboratorium di Universitas Lund untuk mengembangkan teknologi emulsi.
Tornberg sedang berupaya memadukan kentang dan minyak lobak. Inovasi yang dilakukan olehnya berpeluang besar memicu tren baru di ranah kuliner tahun 2022.
Tornberg adalah seorang profesor emerita di Departemen Teknologi, Teknik, dan Nutrisi Pangan Lund. Ia akan membantu menghadirkan susu kentang sebagai susu nabati alternatif selain susu kedelai, almond, jambu mete, oat, quinoa, kelapa, barley, hazelnut, macadamia, dan rami .
Susu kentang ini memiliki daya keberlanjutan, jika seseorang beralih dari susu sapi ke susu kentang, mereka dapat menurunkan dampak iklim hingga 75 persen, menurut inhabitat.
Susu jenis ini memiliki keunggulan keberlanjutan dibandingkan kacang-kacangan dan sumber susu non-sapi lainnya.
Ia tidak seperti almond yang terkenal haus, kentang membutuhkan lebih sedikit air. Menurut statistik DUG yang merupakan merek dari susu kentang ini, bahwa air yang dibutuhkan kentang 56 kali lebih sedikit air daripada almond, meski tumbuh di luas areal yang sama.
Selain itu, menanam kentang sekitar dua kali lebih efisien daripada menanam gandum. Susu kentang pun diyakni kaya akan nutrisi.
Selain kentang, DUG juga memiliki bahan yang serupa, kebanyakan air, kentang, maltodekstrin, protein kacang polong, serat sawi putih, minyak lobak, pengatur keasaman, lesitin bunga matahari sebagai pengemulsi.
Selain itu ada pula vitamin tambahan kalsium karbonat dan rasa serta pemanis. Bahan-bahan ini bisa dipaduka sesuai selera kamu.
Beberapa bahan di atas tersebut membantu memadukan minuman dan membuat teksturnya enak.
Sekilas tentang kentang
Kentang memiliki nama ilmiah Solanum tuberosum, L. merupakan salah satu jenis umbi – umbian. Kentang ini banyak digunakan sebagai sumber karbohidrat atau makanan pokok oleh masyarakat dunia setelah beras, jagung dan gandum.
Zat gizi yang dikandung kentang cukup menonjol. Umbinya mengandung sedikit lemak dan kolesterol, namun mengandung banyak kandungan yang baik bagi tubuh, di antaranya vitamin C, karbohidrat, sodium, kalsium, serat, protein, vitamin C, kalsium, zat besi dan vitamin B6 yang cukup tinggi.
Kentang adalah jenis tanaman yang masuk komoditas hortikultura. Keberadaannya cukup strategis dalam penyediaan bahan pangan, kentang dapat mendukung ketahanan pangan (Karjadi, 2016).
Di Indonesia, kentang biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran dan kripik. Namun, dengan adanya penemuan dari Eva Tornberg, bukan tidak mungkin kentang juga akan disulap jadi susu oleh masyarakat Indonesia.
Apalagi potensi kentang di negara ini cukup besar. Jika apa yang ditemukan oleh Eva Tornberg, maka pemunuhan akan kebutuhan gizi, khususnya dalam hal susu akan lebih mudah dipenuhi. Semoga saja.
Apalagi ada sebuah perusahaan supermarket Inggris bernama Waitrose. Perusahaan ini meneliti tren makanan.
mereka telah mengidentifikasi diet baru yang disebutnya “klimatarianisme.” Berdasarkan jajak pendapat terhadap dua ribu konsumen, Waitrose menyimpulkan bahwa 70 persen pembeli yang disurvei menganggap jejak karbon makanan mereka agak atau sangat penting.
Beberapa mengadopsi diet 5:2, yang berarti mereka makan makanan vegetarian lima hari seminggu. Orang-orang yang membuat pilihan makanan klimaks kemungkinan akan mencoba susu kentang yang baru untuk mendapatkan tubuh ideal mereka.