Temu Ireng, Bahan Jamu Tradisional yang Kaya Manfaat

oleh -14,434 kali dilihat
Temu Ireng, Bahan Jamu Tradisional yang Kaya Manfaat
Temu ireng - Foto/Pinterest

Klikhijau.com – Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), satu tanaman yang dipercaya masyarakat mempunyai khasiat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

Tanaman asli kawasan Asia Tenggara ini tergolong ke dalam tumbuhan semak. Tumbuhan yang dapat hidup secara liar di hutan jati ini juga dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis (Asia Selatan dan Tenggara).

Temu ireng merupakan tanaman berbatang lunak tahunan yang biasa hidup di bawah naungan tanaman lain. Habitat yang paling sesuai adalah daerah yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dan memiliki kelembapan tinggi.

Klasifikasi Temu Ireng

Temu ireng dalam bahasa daerah dikenal dengan beberapa nama, antara lain temu ireng (Jawa), temu hitam (Minang), koneng hideung (Sunda), temu ereng (Madura), dan temu irang (Sumatera). Tanaman ini berasal dari Burma, kemudian menyebar ke daerah-daerah tropis lainnya, terutama di wilayah IndoMalaya, termasuk Indonesia Tanaman temu ireng merupakan tumbuhan yang memiliki klasifikasi dan karakteristik morfologi sebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma aeruginosa Roxb.

Temu ireng masih termasuk satu famili bersama anggota temu lainnya, seperti kunyit (Curcuma domestika Val), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), kencur (Kaempferia galangal), lengkuas (Lengkuas galaga), dan jahe (Zingiber officanale Rosc).

KLIK INI:  Intip Metamorfosa Sempurna Kupu-Kupu
Morfologi Temu Ireng

Tanaman ini merupakan tanaman asli dari kawasan Asia Tenggara berbatang semu dengan ketinggian mencapai 1,5 m. Tanaman ini mempunyai rimpang berwarna gelap memiliki aroma khas.

Daun tunggalnya berbentuk bulat telur dengan helaian daun berwarna hijau, bertulang daun menyirip, dan permukaan bagian atas terlihat garis-garis cokelat membujur. Pelepahnya melekat satu dengan yang lain hingga membentuk batang.

Sementara bunga majemuk berwarna ungu merah dengan tangkai yang panjang mencapai 35 cm terutama di Pulau Jawa dari ketinggian 400 – 1.750 meter di atas permukaan laut dan tumbuhan ini menyukai tanah subur. Daunnya berbentuk lanset lebar dengan helaian daun yang tipis, warna daun hijau sampai coklat keunguan agak gelap.

Permukaan daun bagian atas bergaris menyirip dan pinggiran daun rata. Daun tidak berbulu dan ibu tulang daun atau kedua sisinya berwarna cokelat merah sampai ungu. Ukuran panjang daun rata-rata 39,20 cm dan lebar 12,20 cm.

temu ireng
Temu ireng – Foto/Bibitbunga
KLIK INI:  Pohon Pule, Pohon Keramat dengan Sejuta Manfaat Bagi Kesehatan

Jumlah daun mencapai enam helai per rumpun. Tanaman ini berbunga pada umur lima bulan. Bunga berwarna ungu, sedangkan tangkai bunga berwarna hijau. Jika dipotong melintang, rimpang berwarna putih dan berbentuk cincin.

Jika diiris-iris, rimpang akan tampak seperti cincin berwarna biru atau kelabu. Kulit rimpang tua umumnya berwarna putih kotor, sedangkan dagingnya kelabu. Rimpang cukup harum dan berasa getir.

Kedalaman rimpang sekitar 11,60 cm; dengan panjang akar 17 cm, ketebalan rimpang muda sekitar 2,20 cm. Jumlah rimpang tua rumpun sekitar sembilan buah; sedangkan rimpang muda sekitar lima buah.

Produksi Temu Ireng di Indonesia

Produksi dan produktivitas temu ireng di Indonesia masih relatif rendah bila dibandingkan dengan komoditas biofarma unggulan lainnya seperti jahe.

Produksi temu hitam pada tahun 2013 hanya mencapai 8 ribu ton, dengan produktivitas mencapai 20 ton ha-1 lebih kecil jumlahnya bila dibandingkan dengan produksi jahe pada tahun yang sama yang mencapai 232 ribu ton dengan produktivitas mencapai 21 ton ha-1 (BPS, 2014).

KLIK INI:  Pohon Cemara, Tumbuhan Hijau Abadi yang Bernapas Ratusan Tahun

Rendahnya produksi dan produktivitas temu hitam diduga diantaranya karena belum tersedianya varietas temu hitam dengan produktivitas dan kandungan bahan aktif yang tinggi.

Kementan (2015) menyebutkan bahwa Indonesia telah memiliki 7 varietas dari famili Zingiberaceae yang telah dilepas dan 13 varietas yang didaftarkan. Akan tetapi, hingga saat ini belum terdapat varietas baru temu ireng.

Temu Ireng Kaya Manfaat

Temu ireng merupakan tanaman yang dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti gangguan pencernaan, gangguan otot, penyakit kulit, penyakit dalam, gangguan pernapasan, membersihkan darah, demam, masuk angin, menghilangkan bau badan, penambah nafsu makan, kolesterol, keputihan, cacingan, dan sakit gigi (Kuntorini, 2005).

Tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional karena mengandung senyawa-senyawa bioaktif seperti saponin, flavonoid, polifenol, triterpenoid, dan glukan (Sweetymol dan Thomas, 2014). Rimpang temu ireng digunakan untuk penyakit kulit (Djauharia dan Sufiani, 2007), ramuan galian dan anti rematik atau inflamasi (Reanmongkol et al., 2006), anti oksidan (Nurcholis et al., 2015), anti mikroba (Angel et al., 2012), batuk dan asma (Nasrullah et al., 2010), dan anti cendawan (Srivastava et al., 2006).

KLIK INI:  Pisang Manurung Selain Nikmat, Apasih Khasiatnya?

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di antaranya Marni dan Ambarwati (2015) melaporkan bahwa ramuan jamu cekok berbahan temu hitam dapat meningkatkan berat badan anak.

Ekstrak etanol dari rimpang temu hitam juga dapat meningkatkan kemampuan fagositis dan jumlah sel darah putih yang berperan dalam sistem imun tubuh. Oleoresin dari ekstrak diklorometana rimpang temu ireng menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan (Rachman dkk., 2008, Rajmma dkk., 2012).

Ekstrak metanol dan kloroform rimpang temu ireng dilaporkan dapat menunjukkan efek antinosiseptif dan efek relaksan eterus (Thaina dkk., 2009). Ekstrak n- heksana, etil asetat, dan metanol rimpang temu ireng dilaporkan juga menunjukkan adanya aktivitas sebagai antimikroba (Philip dkk., 2009, Kamazeri dkk., 2012).

Meramu Temu Ireng

Meramu temu ireng ini relatif mudah. Berikut beberapa contoh kegunaan ramuannya:

  • Meningkatkan nafsu makan
KLIK INI:  Bunga Kerudung Pengantin, Si Cantik yang Diabaikan

Ambil temu hitam (seukuran ibu jari tangan), cuci, lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Untuk mengurangi rasa pahit, campur dengan gula jawa atau pemanis (sirup). Setelah dingin, ramuan tersebut disaring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari sebelum makan.

Atau bisa juga dengan membikin ‘cekokan”. Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci bersih, lalu parut. Gunakan air perasannya untuk diminumkan ke anak atau sebagai ”cekokan”.

Campur dengan gula jawa atau pemanis lainnya, misalnya madu, agar rasanya tidak terlalu pahit. Lebih baik berikan untuk anak di atas usia setahun, saat kemampuan menelan dan mengunyah sudah baik.

  • Batuk berdahak

Cuci rimpang segar temu hitam (25 gram), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari. Bisa pula dengan menambahkan jahe.

KLIK INI:  Binturong, Musang Besar yang Mirip Kucing dan 5 Fakta Unik Tentangnya
  • Obat Cacing

Siapkan 25 gram temu hitam, 15 gram bangle, 5 lembar daun sirih, 5 butir biji ketumbar, 4 gram biji pinang. Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc. Saring, lalu minum.

Bisa juga dengan cara lain, air perasan temu hitam seukuran ibu jari dicampur dengan madu dan sedikit air hangat.

  • Pereda nyeri haid

Ambil 25 gram temu hitam, 20 gram kencur, 20 gram kunyit, 2 ruas asam jawa. Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu saring. Langsung diminum selagi hangat.

  • Jamu pasca melahirkan

 Cuci bersih temu hitam (dua jari tangan), buang kulitnya. Tumbuk sampai halus, tambahkan setengah cangkir air panas, lalu aduk hingga merata. Setelah dingin, saring dengan kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga hari setelah melahirkan.

Bisa juga dengan mengambil 25 gram temu hitam. Rebus dengan air 400 cc hingga tersisa 200 cc, lalu saring. Tambahkan madu jika perlu. Minum selagi hangat.

Demikian informasi mengenai temu ireng yang kaya akan manfaat, sahabat hijau! Mari lestarikan tanaman obat dan budayakan meminum obat-obat tradisional. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Pecut Kuda, Gulma yang Memerdekakan Sangkala dari Muntah darah