Tak Jadi Ditutup, TN Komodo Tetap Terbuka untuk Wisatawan

oleh -116 kali dilihat
Tak Jadi Ditutup, TN Komodo Tetap Terbuka untuk Wisatawan
Taman Nasional Pulau Komodo tetap terbuka/Foto-KLHK

Klikhijau.com – Wacana penutupan sementara Pulau Komodo dan relokasi penduduk Pulau Komodo di TN Komodo telah bergulir sejak akhir Januari 2019. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdorong membentuk Tim Terpadu untuk melakukan pengkajian.

Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri LHK tentang pembentukan tim terpadu dalam rangka pengkajian pengelolaan TN Komodo sebagai kawasan wisata alam eksklusif.

Taman Nasional Komodo merupakan taman nasional yang mempunyai 2 status internasional yang ditetapkan oleh UNESCO. Selain itu, pada tahun 2012 TN Komodo mendapat predikat sebagai 7 keajaiban dunia.

Dengan status internasional tersebut, berarti TN Komodo bukan saja menjadi milik pemerintah Indonesia namun juga sudah menjadi milik dunia internasional.

KLIK INI:  Perihal Wacana Penutupan Kawasan Taman Nasional Komodo, Begini Tanggapan KLHK

TN Komodo merupakan habitat satwa Komodo yang merupakan kadal terbesar di dunia dan endemik di Indonesia. Keberadaan satwa Komodo di kawasan tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan nusantara dan mancanegara.

Wilayah daratan TN Komodo memiliki vegetasi berupa padang rumput dan hutan savana (70 %). TN Komodo juga memiliki hutan gugur terbuka (25%) dan sisanya adalah hutan kuasi awan dan hutan mangrove.

Sementara wilayah perairannya memiliki ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang merupakan rumah bagi berbagai jenis biota laut dan tempat pemijahan ikan.

Pengunjung ramai dari tahun ke tahun

Sejak 5 tahun terakhir jumlah wisatawan ke Taman Nasional Komodo terus mengalami peningkatan yang signifikan. Data terakhir, dalam bulan Agustus 2019 tercatat 107 cruise wisatawan datang ke Taman Nasional Komodo.

Meningkatnya kunjungan ke Taman Nasional Komodo memicu pertumbuhan dunia usaha yang terkait dengan kepariwisataan di Labuan Bajo. Mulai dari perhotelan, jasa transportasi, tur operator, dll.

Berdasarkan hasil monitoring populasi Komodo oleh Balai TN Komodo dan Komodo Survival Program (KSP) didapatkan, populasi Komodo selama 5 (lima) tahun terakhir berfluktuasi dengan tren yang relatif stabil antara 2.400-3.000 ekor.

Area pemanfaatan wisata di Loh Liang Pulau Komodo dan Loh Buaya Pulau Rinca dalam kurung waktu 16 tahun terakhir memiliki populasi Komodo relatif stabil.

Adanya aktivitas kunjungan wisatawan ke area wisata di Taman Nasional Komodo tidak menjadi sebab menurunnya populasi Komodo.

Sebaliknya, penutupan Pulau Komodo akan menimbulkan kerugian bagi para pelaku usaha wisata.

Kunjungan tim terpadu pada tanggal 15 Agustus 2019 ke Desa Komodo terlihat bahwa masyarakat menolak wacana penutupan Pulau Komodo. Mereka melakukan aksi demonstrasi penolakan penutupan Pulau Komodo dan relokasi penduduk dari Pulau Komodo.

KLIK INI:  Dilematis, Menutup Taman Nasional Komodo Berarti Memutus Rantai Ekonomi
Pulau Komodo tetap dibuka

30 September 2019, berdasarkan Rapat Terbatas di Kemenko Kemaritiman disepakati untuk tidak melakukan penutupan Pulau Komodo. Juga tidak ada relokasi penduduk dan akan dilakukan kerjasama konkuren penataan wisata alam.

Dari hasil kajian tim terpadu diputuskan, Pulau Komodo tidak perlu ditutup karena alasan penutupan tidak ada. Baik itu ditinjau dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi.

Pendekatan MAB dan World Heritage, serta pendekatan baru IUCN dalam pengelolaan kawasan konservasi menghormati hak-hak masyarakat local. Ini menjadi alasan tidak perlunya relokasi penduduk dari Pulau Komodo.

Jika masyarakat Desa Komodo direlokasi, citra Indonesia di mata Internasional akan turun. Indonesia akan dianggap negara yang tidak melindungi hak asasi warganya.

KLIK INI:  Waspada, Streaming dan Main Game Dapat Hasilkan Jejak Karbon!