Tak Bisa Baca Tulis Berisiko 2 Kali Lebih Tinggi Terkena Demensia

oleh -121 kali dilihat
Tak Bisa Baca Tulis Berisiko 2 Kali Lebih Tinggi Terkena Demensia
Ilustrasi foto-kumparan

Klikhijau.com – Sebuah penelitian terbaru yang dipimpim oleh Jennifer J.Manly menemukan bahwa orang buta hurus memiliki resiko dua kali lebih besar terkena demensia.

Tim peneliti dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons, New York ini memilih Manhattan Utara sebagai tempat penelitian.

Umumnya peserta penelitian berasal dari daerah pedesaan Republik Dominika. Warga di pedesaan tersebut tidak memiliki akses yang cukup untuk mengenyam pendidikan.

Para ilmuwan mempublikasikan hasil penelitian itu pada American Academy of Neurology’s medical journal (edisi online). Hasil penelitian menyatakan orang yang tidak bisa membaca dan menulis memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena penyakit demensia.

KLIK INI:  Konsumsi Ikan Layang, Penyakit Ini Bisa Dicegah dan Diatasi

Karakter penyakit ini adalah kehilangan memori kronis atau persisten. Selain itu orang yang mengidap penyakit ini akan mengalami perubahan kepribadian atau gangguan otak.

“Penelitian baru kami memberikan lebih banyak bukti bahwa menulis dan membaca menjadi faktor penting untuk menjaga otak tetap sehat,” kata Manly seperti dikutip dari Kontan, 30 November 2019.

Total partisipan dalam penelitian ini berjumlah 983 yang rata-rata berusia 77 tahun. Para partisipan pada penelitian rata-rata mengenyam pendidikan empat tahun atau kurang.

Para ilmuwan membagi partisipan ke dalam dua kelompok yakni yang bisa membaca dan tidak bisa membaca.

Hasil ujian medis dan tes memori

Para peneliti memberikan ujian medis dan tes memori kepada para partisipan. Mereka melakukan tes ini secara berulang dan dievaluasi setiap 18 bulan sampai 24 bulan.

Hasilnya, sekitar 35% dari 237 peserta buta huruf telah menderita demensia sejak awal penelitian. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelompok buta huruf.

Sekitar 18% dari partisipan melek huruf juga sudah mengidap demensia dari awal penelitian.

Empat tahun setelahnya, tim peneliti menemukan 48% peserta buta huruf yang bebas demensia di awal penelitian. Sedangkan 28% peserta melek huruf telah mengidap penyakit tersebut.

Penelitian ini menunjukkan subjek yang tidak bisa membaca dan menulis dua kali lebih mungkin terkena demensia.

“Penelitian kami juga menemukan subjek yang melek huruf dikaitkan dengan skor yang tinggi pada tes berpikir,” ungkap Manly.

Ini berarti, kita bisa memperkuat otak dengan membaca atau melakukan aktivitas lainnya.

KLIK INI:  Sering Disepelekan, Alami Hal Ini Bisa jadi Gejala Penyakit Jantung