Supermarket di Negara David Beckham Mulai Jual Produk Tanpa Kemasan Plastik

oleh -460 kali dilihat
Kemasan Makanan Antimikroba, Sebuah Solusi Merawat Bumi
Ilustrasi kemasan plastik/foto-Mesin Pengemas
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Kesadaran akan bahaya sampah plastik terhadap lingkungan mulai menjalar.  Tentu kesadaran itu menjadi kabar menggembirakan. Sebab semakin banyak yang menyadari ancaman plastik, lingkungan akan semakin baik.

Hal menarik terjadi di Inggris, jaringan supermarket, Waitrose di negara asal David Beckham itu memulai uji coba yang bertujuan mengurangi kemasan plastik untuk produk yang mereka jual.

Bagi masyarakat yang ingin berbelanja seperti pasta, sereal, beras dan lainnyabisa menggunakan wadah sendiri untuk mengisi produk yang mereka butuhkan.

KLIK INI:  Di Balik Larangan Pemakaian Plastik, Bagaimana Nasib Pemulung?

Waitrose, merupakan jaringan supermarket yang menjadi bagian dari John Lewis & Partners, mereka  mengatakan akan menjadi yang pertama menawarkan buah beku.  Uji coba ini berlangsung di salah satu toko di Oxford.

Cara yang dilakukan Waitrose untuk mengurangi plastik adalah mengeluarkan ratusan produk  dari kemasannya dan akan ada buah dan sayuran tanpa kemasan sekitar dua kali lipat dari jumlah normal.

Hal ini menjadi yang pertama di Inggris, pelanggan akan dapat “meminjam sebuah kotak” untuk membawa pulang produk mereka dengan “uang jaminan” Pound 5, atau sekitar Rp 90.000, yang dapat diambil lagi ketika kotak dikembalikan.

Bukan hanya pasta atau makanan, tapi isi ulang anggur dan bir juga akan ditawarkan seperti halnya deterjen Ecover dan cairan pembersih. Uji coba ini adalah yang terbaru di antara supermarket besar untuk mencoba mengurangi penggunaan kemasan plastik.

Menurut sebuah laporan oleh Greenpeace tahun lalu, supermarket Morrisons, Sainsbury’s, Waitrose dan Tesco memungkinkan pelanggan untuk menggunakan wadah mereka sendiri yang dapat digunakan kembali untuk produk-produk tertentu yang dibeli di konter, seperti daging dan ikan.

KLIK INI:  Cara Unik Lestarikan Alam dari Ancaman Bahaya Plastik

Sejak itu, dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos pada bulan Januari silam, Tesco dan supermarket Prancis Carrefour mengatakan mereka akan menguji coba layanan belanja online berdasarkan wadah yang dapat diisi ulang dan bukan yang dapat didaur ulang.

Pada saat itu, mereka mengatakan sejumlah barang seperti perlengkapan mandi, es krim, dan sereal sarapan akan tersedia bagi penguji yang mendaftar untuk uji coba ini.

Produk yang dijual di stasiun isi ulang Waitrose 15% lebih murah dan konsumen akan didorong untuk menggunakan wadah mereka sendiri selain untuk bir, anggur, dan produk Ecover.

Waitrose mengatakan buah yang dipetik dan dicampur – seperti mangga, stroberi dan ceri – dengan harga 50 pence, atau sekitar Rp9.000 per 100 gram, lebih murah dibanding produk dengan kemasan.

Tor Harris, kepala tanggung jawab sosial perusahaan untuk Waitrose, mengatakan jaringan supermarket itu ingin “membantu semakin banyak pelanggan yang ingin berbelanja dengan cara yang lebih berkelanjutan”.

KLIK INI:  Bahaya, Limbah Plastik Dunia Mengancam Indonesia

“Tes ini memiliki potensi besar untuk membentuk cara orang berbelanja dengan kami di masa depan sehingga akan sangat menarik untuk melihat konsep mana yang diminati pelanggan kami,” katanya.

Ariana Densham, juru kampanye plastik laut untuk Greenpeace UK, mengatakan, “Sepuluh supermarket terbesar di Inggris memproduksi 810.000 ton kemasan sekali pakai setiap tahun, jadi kita perlu melihat pengecer besar lainnya menganggap serius pengurangan plastik dan mengikuti apa yang dilakukan Waitrose.”

Bulan lalu, Morrisons mulai menjual kantong kertas di semua tokonya sementara Co-op telah menggunakan kantong kompos untuk mengganti kantong plastik sekali pakai di beberapa toko.

Waitrose tidak lagi menawarkan tas plastik sekali pakai seharga 5 pence atau sekitar Rp9.000, walaupun menjual tas lain dengan harga masing-masing 10 pence.

Semoga gagasan dari Inggris ini bisa ditiru oleh supermarket Indonesia.

KLIK INI:  5 Februari, Sejarah Penemuan Plastik Sintesis dan Kisah-kisahnya