Spesies Baru Katak Pohon Kembali Ditemukan di Tanah Sulawesi

oleh -4 kali dilihat
Salah satu spesies baru katak pohon yang baru ditemukan dari tanah Sulawesi-foto/Ist

Klikhijau.com – Satu spesies baru katak pohon dari genus Rhacophorus ditemukan di tanah Sulawesi.  Temuan spesies baru tersebut semakin memperkaya daftar fauna endemik Sulawesi khususnya amfibi. Tidak hanya itu, temuan tersebut juga mempertegas pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di kawasan Wallacea.

Keberhasilan pengungkapan spesies baru katak pohon tersebutidilakukan oleh Tim Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Katak baru tersebut ditemukan di dua lokasi berbeda di Pulau Sulawesi, yakni Gunung Katopasa, Sulawesi Tengah dan Gunung Gandang Dewata, Sulawesi Barat.

Spesies baru ini menunjukkan perbedaan mencolok baik secara morfologis maupun genetik jika dibandingkan spesies-spesies Rhacophorus endemik Sulawesi yang sudah dikenal sebelumnya, yaitu R. edentulus, R. georgii, dan R. monticola.

Dilansir dari lama BRIN, spesies baru tersebut diberi nama Rhacophorus boeadii. Penamaan itu memiliki alasan kuat, sebagai penghormatan kepada mendiang Drs. Boeadi, seorang naturalis dan ilmuwan dari Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang telah berkontribusi terhadap dunia ilmu zoologi dan konservasi satwa herpetofauna di Indonesia.

KLIK INI:  Menangkal Penyakit Alzheimer dengan Tidur

Peneliti Herpetologi BRIN, Amir Hamidy, menjelaskan bahwa R. boeadii sp.nov. memiliki karakter morfologis yang membedakannya dari tiga spesies Rhacophorus Sulawesi lainnya, yakni R. edentulus, R. georgii, dan R. monticola.

“Katak ini berukuran sedang, dengan panjang tubuh jantan sekitar 40-45 mm dan betina 48-54 mm. Ciri khas lainnya termasuk moncong jantan yang miring, kulit punggung kasar dengan bintik putih, serta pola bercak putih di sisi tubuh,” ujar Amir.

Menurutnya, penemuan ini merupakan hasil survei intensif yang dilakukan pada 2016 hingga 2019 di kawasan Gunung Katopasa  dan Gunung Gandang Dewata. Analisis morfologi, genetika, serta suara panggilan jantan mendukung bahwa spesimen ini adalah spesies yang belum pernah dideskripsikan sebelumnya.

KLIK INI:  Triple Planetary Crisis Jadi Ancaman Serius Dunia Pertanian

“Kami sangat antusias dengan penemuan ini karena semakin membuka wawasan terhadap kekayaan biodiversitas Sulawesi yang unik. Namun, kami juga khawatir karena habitatnya yang terspesifikasi pada hutan dataran tinggi sangat rentan terhadap ancaman kerusakan habitat dan perubahan iklim,” ungkap Amir.

Sebagai bagian dari kawasan Wallacea, Pulau Sulawesi dikenal sebagai hotspot keanekaragaman hayati dengan tingkat endemisme tinggi, terutama untuk kelompok amfibi. Sayangnya, tekanan terhadap habitat alami terus meningkat dan menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan spesies endemik.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa (5569 (2): 201–230), dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati Indonesia.

KLIK INI:  Mini Eco Incinerator: Solusi Pengelolaan Limbah Kiriman di Pulau dan Wilayah Pesisir