Klikhijau.com – Hari Pangan Sedunia tahun ini telah berlalu, yakni tanggal 16 Oktober lalu. Pada tanggal tersebut dinobatkan sebagai peringatan Hari Pangan Sedunia.
Pangan menjadi sorotan belakangan ini, sebab telah berjalan ke arah krisis yang lebih dikenal dengan krisis pangan yang telah terjadi secara global. Salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim.
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi krisis pangan tersebut. Misalnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) yang memromosikan sorgum sebagai bahan pangan alternatif masa depan.
Hal tersebut terungkap melalui Webinar Nasional TTG dengan tema “Inovasi Teknologi Tepat Guna dalam Pengolahan Sorgum untuk Mendorong Kemandirian Pangan,” Rabu 16 Oktober lalu.
Melalui kegiatan ini BRIN dan Sorgum Center Indonesia/Unpas mendorong dan berupaya agar tanaman sorgum dapat menjadi alternatif pangan pokok lain, yang kaya nutrisi untuk dikonsumsi.
Sorgum menurut kepala PRTTG BRIN Achmat Sarifudin merupakan tanaman yang produktif. Tanaman ini telah dikenal oleh masyarakat dan digunakan sebagai salah satu bahan panga sejak zaman dahulu.
Ada pergeseran
Hanya saja seiring berjalannya waktu, keberadaan sorgum tergeser oleh padi. Pola konsumsi masyarakat sedikit bergeser dalam mengonsumsi bahan pangan, di mana bahan pangan pokok masyarakat Indonesia sangat tergantung pada padi atau beras.
“Ketergantungan terhadap padi kurang baik dalam pemenuhan ketahanan pangan Nasional, sebab Indonesia kaya akan sumber makanan pokok yang mengandung karbohidrat, seperti singkong, jagung, dan sorgum salah satunya. Untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, seharusnya kita juga memulai untuk melakukan diversifikasi pangan dari sumber karbohidrat yang lain,” ujar Achmat.
Karenanya, Achmat mengenalkan sorgum sebagai salah satu sumber karbohidrat yang bisa menjadi alternatif untuk dikonsumsi masyrakat Indonesia.
Tanaman ini memiliki produktivitas yang tinggi, dari biji hingga batangnya bisa diolah menjadi sumber makanan. Seperti beras/bubur sorgum, aneka kue, pasta, pemanis berupa gula semut/cair, hingga menjadi alternatif bahan bakar yaitu etanol.
“Tanaman sorgum juga tahan cuaca dan suhu, karena bisa hidup di daerah yang kurang air dan suhu udara yang bervariasi. PRTTG sebagai salah satu Pusat Riset di BRIN serius untuk mengembangkannya, agar sorgum ini kembali diangkat sebagai salah satu pangan pokok andalan Indonesia pada masa depan,” ucapnya serius.
Dirinya juga memaparkan juga PRTTG BRIN sedang mengembangkan berbagai teknologi pertanian yang teruji secara komprehensif, baik pada masa panen maupun pascapanen, agar pemanfaatan sorgum bisa segera diimplementasikan di Indonesia.
“Kami juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, universitas, dan industri, seperti Sorgum Center Indonesia, Kelompok Tani Mergo Santoso Kabupaten Demak, PT. Dahana, Unpas, Unpad, dan sebagainya, untuk bersama-sama mengembangkan pemanfaatan sorgum di Indonesia.
Dirinya berharap dengan adanya webinar ini dapat mendorong periset untuk konsisten dalam melakukan riset olahan sorgum dalam berbagai diversifikasi.
“Selain itu juga kami akan mendorong para periset untuk mendiseminasikan hasil risetnya. Misalnya melalui forum-forum diskusi seperti webinar, sharing session dll, agar kebermanfaatannya diketahui oleh masyarakat,” pungkasnya.
Sumber: BRIN
