Sinergitas, Kunci Mencegah ‘Illegal Trade’ Satwa Dilindungi di Masa Pandemi  

oleh -129 kali dilihat
Sinergitas, Kunci Mencegah ‘Illegal Trade’ Satwa Dilindungi di Masa Pandemi  
Pelepas liaran burung Jalak Tunggir Merah (Scissirostrum dubium) di area Taman Macan di acara Kampanye Konservasi yang digelar BBKSDA Sulsel, Sabtu (6/3/2021) di Taman Macan Makassar - Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Sinergitas lintas lembaga dan komunitas, termasuk juga masyarakat menjadi kunci dari upaya mencegah perdagangan ilegal (illegal trade) satwa liar dilindungi.

Di masa pandemi Covid-19, kasus penyelundupan dan perdagangan satwa liar dilindungi tetap saja marak.

Padahal, negara telah membuat regulasi yang tegas bahwa segala aktivitas perdagangan tanpa izin merupakan tindak pidana. Pelakunya dapat dijerat hukuman yang berat, terlebih bila pelakunya juga bertidak eksploitatif terhadap satwa liar dilindungi.

Sayangnya, masalah ekonomi kerap kali jadi alasan mengapa illegal trade  masih saja terjadi. Oleh sebab itu, sinergitas antar instansi baik pemerintah, swasta, komunitas dan media amatlah penting.

Hal ini menjadi topik kunci pada Talk Show “Aco” atau Accarita konservasi yang digelar Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan, di Taman Macan Kota Makassar, Sabtu (6/3/2021).

KLIK INI:  Parfum Kemenyan dan 5 Manfaat Istimewanya yang Menggiurkan
Komitmen dan sinergitas

Acara ini merupakan rangkaian dari World Wildlife Day atau Hari Alam Liar Sedunia yang diperingati setiap 3 Maret. World Wildlife Day merupakan momen kampanye global untuk meningkatkan kesadaran akan nilai penting satwa, flora, dan kehidupan liar dunia, terutama yang terancam punah dan dilindungi”.

Kepala BBKSDA Sulsel, Ir.Thomas Nifinluri, M.SC dalam sambutannya mengatakan, sinergitas yang dilakukan selama ini telah berdampak positif terhadap upaya pencegahan perdagangan satwa dilindungi.

“Kami mengapresiasi komitmen dan kebersamaan dengan pihak-pihak yang telah bersama-sama berkontribusi terhadap pelestarian satwa dilindungi di Sulawesi Selatan,” kata Thomas.

Menurut Thomas, sinergitas ini menjadi penting agar semua pihak dapat ambil bagian dalam perlindungan dan pengawasan satwa dilindungi sebagai aset negara yang harus dijaga.

BBKSDA sendiri selain bergerak dalam penanganan satwa hasil sitaan dan penanganan satwa liar, sejauh ini juga sangat fokus pada edukasi dan kampanye ke masyarakat.

KLIK INI:  KLHK Merilis Agenda Kegiatan Online di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020

Acara talkshow kali ini misalnya dibuat untuk mengedukasi dan memperkuat sinergitas antara BBKSDA Sulsel dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar dalam rangka Kelola Keanekaragaman Hayati pada lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Makassar.

“Sinergitas dengan Tim Animal Rescue Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar dalam penyelamatan satwa liar yang diharapkan akan semakin mendukung visi Kota Makassar Sombere dan Smart,” pungkas Thomas.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Drh. Indra Eksploitasia, M.Sc, mengapresiasi progres positif yang dilakukan BBKSDA Sulsel.

Menurut Indra, sinergitas yang dilakukan BBKSDA dengan melibatkan multi stakeholders sangatlah positif dan berdampak positif terhadap upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya alam khususnya tumbuhan dan satwa liar dilindungi.

“Kami mendukung sepenuhnya sinergitas yang dibangun oleh BBKSDA Sulsel. Sinergitas di masa pandemi memang diperlukan, semoga upaya ini terus ditingkatkan,” jelas Indra.

KLIK INI:  Dukung Program REDD+, KLHK Siapkan Bantuan Pendanaan untuk Konservasi
Kolaborasi dalam pencegahan illegal trade

Dalam sesi diskusi bersama sejumlah narasumber, Kepala Cabang JNE Makassar, Suci Indah Permatasari, mengatakan ikut mendukung upaya pencegahan satwa liar dilindungi.

Menurut Indah, sejak membangun kerjasama dengan BBKSDA Sulsel, pihaknya semakin teliti dalam pengawasan kiriman barang. Hal itu dilakukan agar paket kiriman melalui JNE dipastikan tidak ada barang-barang terlarang seperti tumbuhan atau satwa liar dilindungi.

“Kami selalu melakukan kroscek terhadap barang-barang yang mencurigakan. Diantaranya dengan menghubungi pihak pengirim bila ada barang yang aneh-aneh. Bila ada temuan, kami akan segera berkoordinasi dengan BBKSDA Sulsel,” jelas Suci.

Hal yang sama dikatakan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar, Hasanuddin. Menurut hasanuddin,  sejauh ini Damkar lebih populer dengan kerja-kerja pemadaman api, padahal ada divisi khusus juga di intansi ini yang menangani masalah penyelamatan satwa liar.

“Ke depan, kami akan sinergi dengan BBKSDA agar satwa liar yang kami tangkap atau amankan dapat ditangani di BBKSDA,” kata Hasanuddin.

Hasanuddin mencatat bahwa setiap tahunnya, jumlah satwa liar seperti ular, buaya dan lainnya masih tetap ada di Makassar. Satwa-satwa liar itu ditangani oleh Damkar karena mengganggu aktivitas warga.

Simon Purser dari Wallace Nature juga mengapresiasi sinergitas lintas lembaga yang melibatkan semua pihak. Menurutnya, peredaran satwa liar dilindungi harus dicegah agar tidak menimbulkan dampak serius pada manusia.

“Kemunculan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh interaksi antara hewan dan manusia masih saja jadi sebuah ancaman. Oleh sebab itu, semua pihak harus berperan dalam pencegahan illegal trade agar potensi kemunculan virus yang datang melalui perantara hewan liar dapat dicegah,” jelas Simon.

Selain diskusi, kampanye konservasi ini juga menggelar rilis ratusan burung jenis Jalak Tunggir Merah (Scissirostrum dubium) di area Taman Macan. Burung-burung ini diharapkan dapat berkembang dan melengkapi ekosistem yang ada di taman bersejarah ini.

KLIK INI:  Konservasi Sudah Jadi Bagian Perhatian Publik, Benarkah?