Seruan “Selamatkan Rimba Terakhir” Menggema di Forum Diskusi WALHI Sulsel

oleh -213 kali dilihat
Suasana diskusi WALHI
Suasana diskusi WALHI
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pernahkah kita merenung sejenak, betapa hutan di sekitar kita rusak? Banyak yang sadar akan hal ini, tetapi kebanyakan mungkin tak peduli karena belum paham benar betapa pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan.

Yah, kondisi kawasan hutan di Sulawesi Selatan saat ini terus mengalami degradasi. Dari total luas kawasan hutan di Sulawesi Selatan mencapai 2.725.796 hektar sebagian besar dalam kondisi yang kritis sehingga tidak berfungsi sesuai dengan peruntukkan.

Isu itulah yang melatarbelakangi perlunya kolaborasi para pihak demi menyelamatkan hutan. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulsel mendorong pentingnya sinergitas antar pihak dalam sebuah Festival bertajuk “Selamatkan Rimba Terakhir” pada Minggu, 14 April 2019 di Red Corner Cafe Makassar.

KLIK INI:  Cerita dari Walhi NTT, Lomba Menulis Lingkungan Untuk Caleg yang Sepi Peserta

Kegiatan ini dihadiri sekitar 100 orang undangan yang terdiri dari kelompok pecinta alam, organisasi masyarakat sipil , mahasiswa dan jurnalis. Koordinator Departemen Program WALHI Sulawesi Selatan Erny, mengemukakan bahwa tujuan dari kegiatan Festival Selamatkan Rimba Terakhir untuk meningkatkan dukungan publik termasuk seniman, budayawan, media, praktisi film, dan akademisi dalam menghentikan laju investasi berbasis lahan terutama di kawasan hutan.

“Konsep dari kegiatan ini kita rancang santai dari siang sampai malam melalui Talk Show dan Konser Mini, agar publik tahu dan juga mau terlibat dalam kampanye bersama selamatkan rimba terakhir di Sulawesi Selatan,” kata Erny.

Sementara itu, Direktur Eksekutif WALHI Sulawesi Selatan, Muhammad Al Amien dalam sambutannya memaparkan, pemilihan kata rimba dalam kegiatan ini karena kata “hutan” saat ini sudah didominasi paradigma pemerintah, yang membagi-bagi hutan sesuai keinginan pemerintah, mulai dari nama, istilah, fungsi, bahkan peruntukan hutan. Paradigma ini telah mengenyampingkan, bahkan mengabaikan konsep pengelolaan hutan oleh masyarakat adat atau masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan.

KLIK INI:  Demi Keadilan Ekologis, WALHI Gelar Temu Rakyat Sulsel

“Di beberapa tempat masyarakat lokal dan masyarakat adat di Sulawesi Selatan yang hidup dan memanfaatkan hutan juga memiliki konsep-konsep kearifan. Masyarakat yang hidup, tunduk dan patuh pada nilai-nilai kearifan yang diwariskan secara turun temurun ini terbukti mampu menjaga kelestarian hutan tetapi justru kehidupan masyarakat semakin terancam dengan izin-izin konsesi perusahaan skala yang diterbitkan oleh pemerintah di kawasan hutan sendiri,” ungkap Al Amien.

Dalam sesi Talkshow WALHI Sulawesi Selatan menghadirkan narasumber-narasumber yakni Wakil Bupati Bulukumba Tommy Satria Yulianto, Wakil Bupati Luwu Utara M Thara Rum, Ketua TGUPP Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Yusran Yusuf dan Kepala Departemen Advokasi Eksekutif Nasional WALHI Zenzi Suhadi.

Untuk lebih memberikan semangat dan hiburan kepada undangan dan penonton yang hadir, sebagai puncak dari rangkaian kegiatan Festival Rimba Terakhir WALHI Sulawesi Selatan juga menggelar Konser Mini dengan menghadirkan bintang tamu MAN, NATINSO dan Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Kota Makassar.

KLIK INI:  DAS Jeneberang Kritis, Begini Masukan Walhi Sulsel