- Dari Pohon Enau Itu - 01/04/2023
- Kaktus Centong, Tanaman Hias yang Bisa Menjernihkan Air Sungai - 28/03/2023
- Pohon Air Mata - 26/03/2023
Klikhijau.com – Kita kerap mendengar adagium “kebahagian tak diukur dari materi”. Adagium tersebut menunjukkan bahwa selain materi–yang semua orang berlomba mencarinya, ada pintu lain yang membuka kebahagian seseorang.
Setiap hari, bagi yang tinggal di kota-kota besar, kita akan disuguhi pemandangan semutan kendaraan yang memenuhi jalan beserta asapnya, asap-asap industri. Semua itu melahirkan polusi udara, lalu dihirup memenuhi pernapasan kita setiap hari. Tak peduli kita di mana, polusi bisa menyelinap bahkan ke tempat tidur diantar angin.
Pernahkah kamu berpikir, jika kebahagianmu bukan hanya dirampas oleh mantanmu atau kerjaanmu, atau apakah kamu percaya bahwa selain kerjaan dan mantan kekasih, polusi juga memengaruhi suasana hati, bisa merampas kebahagian yang setengah hidup kita perjuangkan dan rawat.
Sebuah studi dari Tiongkok seperti yang diuraikan nationalgeographic.co.id pada hari Jumat, 25 Januari 2019, menemukan hubungan nyata antara rendahnya kadar kebahagiaan penduduk kota dengan pencemaran udara yang beracun.
Para peneliti menggunakan data real-time suasana hati orang-orang yang diperoleh dari media sosial, kemudian membandingkannya dengan kadar materi partikulat di udara yang berkaitan dengan penyakit paru-paru.
Untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk di 144 kota di Tiongkok tersebut, para peneliti menggunakan algoritma untuk menganalisis 210 juta cuitan di situs media sosial paling populer, Sina Weibo.
“Media sosial memberikan ukuran nyata dari kadar kebahagiaan seseorang. Itu juga memberikan banyak data dari kota-kota berbeda,” kata Profesor Siqi Zheng, pemimpin penelitian sekaligus ilmuwan dari Massachuseets Institute od Technology.
Setelah menganalisis data tersebut, mereka lalu menggabungkannya dengan informasi tentang materi partikulat dan pola cuaca.
Kamu tahu, hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa lonjakan polusi udara berkaitan dengan penurunan kebahagiaan. Terutama pada wanita dan orang-orang dengan pendapatan lebih tinggi.
Sebelumnya, menurut sebuah studi, pencemaran udara bertanggungjawab atas kematian dini 1,1 juta warga Tiongkok setiap tahunnya. Itu juga merugikan ekonomi negara dan memengaruhi kesehatan mental.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok memang sangat melesat beberapa tahun belakangan. Namun, prestasi ini ternoda oleh polusi udara akibat pembakaran batu bara dan kemacetan.
Hasil penelitian ilmuwan Tiongkok tersebut idipublikasikan pada jurnal Nature Human Behaviour. (ir)