Sejarah dan Manfaat Umbi Bunga Dahlia yang Menarik Diketahui

oleh -2,900 kali dilihat
Sejarah dan Manfaat Umbi Bunga Dahlia yang Menarik Diketahui
Ilustrasi bunga Dahlia - Foto/Pixabay
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Bunga dahlia (Dahlia sp. L) yang dikagumi karena keindahan bunganya, ternyata menyimpan manfaat istimewa. Yah, Dahlia yang kembangnya beragam warna seperti putih, merah, ungu, kuning, jingga, dan kombinasi mengandung inulin pada umbinya.

Inulin adalah komponen bahan pangan dengan kandungan serat tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Inulin adalah polimer dari unit-unit fruktosa yang dapat larut dengan muda dalam air. Enzim-enim pencernaan tidak dapat mencernanya, tetapi dapat difermentasi oleh mikroflora kolon (usus besar). Karenanya, inulin berfungsi sebagai prebiotik.

Prebiotik adalah suatu komponen pangan yang berfungsi sebagai substrat mikroflora yang menguntungkan di dalam usus.

Sejak dahulu, umbi bunga Dahlia sudah populer sebagai bahan makanan. Kandungan karbohidrat pada umbinya membuatnya dijadikan pangan alternatif.

KLIK INI:  Ulin, Kayu Keras Perkasa yang Mulai Langka
Sejarah bunga Dahlia

Seperti ditulis oleh Profesor Saryono (Guru besar Biokimia FMIPA Universitas Riau), umbi bunga Dahlia sebagai bahan makanan mulai tersohor pada tahun 1840-an.

Pada masa itu, terjadi semacam epidemi penyakit yang merusak produksi tanaman kentang di Prancis yang kemudian memalingkan perhatian pada Dahlia.

Namun, jauh sebelumnya, orang-orang di Meksiko telah memanfaatkan umbi Dahlia sebagai bahan pangan. Orang-orang Meksiko bahkan menyebut umbi dahlia sebagai camotes del cerro yang berarti kentang manis dari lereng gunung. Orang Meksiko mengolahnya dengan cara memasaknya seperti ubi jalar.

Dahlia merupakan tanaman hortikultura berumbi dengan biji berbelah dua (Dicotyledonae) dari keluarga Compositae. Nama dahlia diberikan di awal abad 19—saat benihnya dikirim ke Berlin—berdasarkan nama seorang ahli botani Swedia Prof. Andreas Dahl, murid seorang ahli taksonomi tanaman Linnaeus.

Di Eropa timur, bunga ini juga disebut “Georgina”, berdasarkan ahli botani Johann Georgi dari Petersburg, Rusia. Dahlia yang berasal dari pegunungan Meksiko dan Guatemala pertama kali dibudidayakan oleh bangsa Aztec.

Bangsa Aztec menamakannya cocoxochitl yang berarti “tongkat air” mungkin karena batangnya berongga dan berair. Bangsa Aztec mmanfaatkannya untuk mengobati epilepsi.

KLIK INI:  Kenalkan 10 Hewan yang Bisa Ditemukan di Hutan Mangrove

Pentingnya Dahlia untuk suku bangsa Aztec diperlihatkan pula dengan adanya desain bunga ini di pakaian para bangsawan Aztec.

Bunga dahlia berwarna merah cabai dikaitkan dengan “Tuhan dari waktu fajar” bangsa Aztec yang benama Tiahuizcalpanteuctli (Whitley, 1985).

Mereka menyebut bunga ini acoctli dalam bahasa Meksiko, dan mulai mengoleksi dahlia di Spanyol. Pusat penyebaran Dahlia adalah pegunungan dan daerah aliran lava di selatan Meksiko (Whitley, 1985).

Sekarang, Dahlia adalah bunga nasional Meksiko tempat ia ditemukan oleh bangsa Indian Aztec untuk pertama kalinya. Di Eropa, budidaya Dahlia dimulai tahun 1789.

Dari Royal Botanical Garden di Madrid Spanyol, dahlia pun menyebar ke seluruh Eropa barat. Dengan bunga yang beraneka bentuk, ukuran dan warna.

Riwayat kultivasi Dahlia mengisahkan bahwa para ahli botani Spanyol yang dibawa ke Meksiko menemukan Dahlia seperti yang kita kenal saat ini sebagai Dahlia pohon dengan kelopak bunga tunggal. Hibridisasi tanaman ini dimulai pada awal abad ke-18, sejak itulah terdapat Dahlia berkelopak ganda.

KLIK INI:  Tiong Batu Kalimantan, Burung Pemalu yang Butuh Perlindungan

Kini, telah dikenal sampai ribuan kultivar Dahlia dengan aneka jenis, ukuran dan warna bunga unik. Setelah lebih dari 200 tahun kultivasi, proses pemuliaan selektif dan hibridisasi, sudah menghasilkan hampir 50,000 nama varietas bunga Dahlia. Spesies Dahlia di Indonesia umumnya adalah spesies dari seksi Entemophyllon dan Dahlia berbatang herbaceous.

Profesor Saryono menemukan satu jenis Dahlia pohon (D. Imperialis) yang tumbuh di dataran tinggi Brastagi Sumatra Utara dan Ciwidey serta Puncak Cianjur Jawa Barat. Tinggi dahlia pohon di alam liar dapat mencapai 6 meter dengan bunga berkelopak tunggal.

Di Indonesia, perkembangan Dahlia dimulai dengan didatangkannya ke Jawa Barat dari Negeri Belanda pada masa penjajahan pada abad ke-18 atau 19 kemudian menyebar ke Sumatra. Penyebaran ini mungkin karena campur tangan manusia yang berpindah tempat.

Manfaat umbi bunga dahlia

Inulin pada umbi bunga dahlia memiliki ragam manfaat, diantaranya menjadi pengganti lemak dan gula pada produk makanan. Inulin juga bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan sirup fruktosa.

Di bidang farmasi, inulin dimanfaatkan sebagai uji fungsi ginjal. Pada usus besar, inulin akan difermentasi menjadi asam-asam lemak rantai pendek dan beberapa mikroflora spesifik menghasilkan asam laktat.

KLIK INI:  Bucephalandra, Tanaman Air Bernilai Tinggi yang Pas untuk Aquascape

Ini memicu terjadinya penurunan pH kolon sehingga pertumbuhan bakteri patogen terhambat. Mekanisme ini berdampak positif terhadap peningkatan kekebalan tubuh.

Asam laktat yang dihasilkan juga merangsang gerak peristaltik usus sehingga mencegah konstipasi dan meningkatkan penyerapan kalsium untuk mengatasi terjadinya osteoporosis.

Demi memperoleh manfaat dari umbi tanaman ini, inulin dahlia telah dijadikan bahan campuran dalam ragam produk susu. Manfaat peningkatan kekebalan tubuh lebih diarahkan untuk anak-anak,sedangkan mencegah osteoporosis ditujukan bagi wanita usia menopause.

Inulin juga dapat digunakan untuk pengayaan (enrichment) produk makanan, seperti es krim, jeli, cake dan cookies, bubur bayi, dan masih banyak contoh lainnya.

Perbanyakan bunga dahlia

Bila tertarik melakukan budidaya, bunga Dahlia dapat dikembangkan dengan tiga cara, yaitu perbanyakan generatif dengan benih, perbanyakan vegetatif dengan umbi dan perbanyakan vegetatif dengan setek.

Kini, telah dikembangkan pula metode perbanyakan dengan kultur jaringan. Berdasarkan jenis bunganya, terdapat lebih dari 12 jenis dan telah dikembangkan ratusan macam untuk tujuan bunga potong dan tanaman pot. Tak sedikit orang yang menanam bunga Dahlia karena daya pikat yang ada pada kembangnya.

KLIK INI:  Lebih Dekat dengan Monyet Surili, Maskot PON Jabar 2016

Umbi dahlia dapat dipanen pada saat tanaman berumur minimal tujuh bulan setelah tanam. Dahlia jenis kaktus, berumbi besar, dapat menghasilkan lebih dari 25 ton umbi segar per hektar.

Pada prinsipnya, semua jenis umbi dahlia mengandung inulin, tetapi kadar dan sifatnya bervariasi. Lima jenis umbi dahlia dari daerah Cianjur, Jawa Barat, telah dikaji potensi dan karakteristik inulinnya (Widowati, dkk, 2005).

Menurut Saryono (2000), umbi dahlia kering mengandung inulin 65%-75% dari total karbohidrat yang ada di dalamnya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Toni (1992) melaporkan bahwa umbi dahlia mengandung 65% inulin.

Hasil pengamatan di lapangan, setiap jenis Dahlia menghasilkan jumlah umbi yang berbeda dengan kandungan inulin yang berbeda pula. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian yang melaporkan tentang kandungan inulin dari setiap jenis dahlia yang tumbuh di Indonesia.

Sebagai bahan prebiotik, inulin memberikan manfaat yang penting karena sifat mengikat air dari beberapa polisakarida penting dalam mempertahankan air di dalam lambung.

Bila tertarik menanam bunga Dahlia, Anda dapat membaca trik dan panduannya di Artikel ini! Betapa pun juga, tanaman ini juga sangat baik diperlihara sebagai tanaman hias di pekarangan rumah.

Inulin juga banyak dimanfaatkan oleh industri pangan dalam memproduksi makanan ringan yang biasa dikonsumsi dan disukai oleh anak-anak dan remaja.

Manfaat lain dari bunga dahlia antara lain menghindar penumpukan kolestrol, mengatasi obesitas, melancarkan pencernaan, menurunkan tekanan darah hingga mencegah kanker usus.

Jadi, tak ada salahnya menanam bunga dahlia karena memang kaya manfaat untuk kesehatan.

Referensi:

  • Dr. SARYONO, Msi, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Biokimia, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau berjudul “Dahlia Tanaman Multi Manfaat: Indah Dlpandang, Manis di Lidah dan Sehat di Badan”. 2009.
  • Artikel S Widowati dalam Jurnalpangan.com tentang Bunga Dahlia yang terbit 2007.
KLIK INI:  3 Nama Bunga yang Sering Dipakai Menyamarkan Identitas Perempuan