- Keajaiban Tersembunyi dari Tomat, Dapat Membantu Mencegah Kenaikan Berat Badan - 27/04/2025
- Wakaf Hutan Jadi Upaya Kolaborasi Strategis Lintas Sektor untuk Aksi Pelestarian Bumi - 25/04/2025
- Belantara Foundation Melatih Penggunaan Pendamping Buku Ajar tentang Gajah Sumatra untuk Guru SD - 25/04/2025
Klikhijau.com – Energi biomassa dianggap sebagai jalan cepat dalam transisi energi, yakni dari energi fosil ke energi baru terbarukan (baca di SINI).
Energi biomassa berasal dari bahan alami, bisa dari tumbuhan atau hewan, termasuk juga sampah organik.
Jika dibandingkan dengan energi konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil, maka penggunaan energi biomassa jauh lebih murah.
Selain itu, juga emnjadi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan aman daripada bahan bakar fosil. Itu karena biomassa mengandung lebih sedikit gas yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan karena metode pembakarannya.
Bahan organik yang menjadi energi biomassa merupakan proses alami atau industri yang terbentuk dalam proses biologis atau mekanis yang terkendali.
Dilansir dari renovablesverdes, jika ditilik dari bahan bakunya, maka biomassa bisa dibedakan menjadi tiga, yakni:
-
Biomassa yang tersisa
Maksud dari biomassa yang tersisa adalah segala limbah organik yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Dengan mengubahnya menjadi energi, maka limbah-limbah tersebut tidak akan menambah beban tempat pembuangan akhir sampah. selain itu , dapat pula mengurangi kemungkinan polusi dan kebakaran. Dengan memanfaatkan limbah sisa, maka tentu akan ekonomis.
-
Surplus pertanian
Bahan ini, yaitu sereal yang tidak lagi digunakan, baik untuk makanan manusia atau pun hewan. Proses dari bahan ini digunakan sebagai bahan bakar nabati guna menghasilkan listrik.
Penggunaan bahan ini akan meminimalkan kerusakan lingkungan, bahannya bisa dari residu perkebunan, kayu bakar, cabang, kayu keras, limbah gergaji hingga tumbuhan runjung
-
Tanaman energi
Tanaman ini yang memiliki ketahanan dan kemampuannya dalam beradaptasi dengan medan yang kasar, di antaranya tebu, kentang, serealia, dan cynara.
Tidak hanya itu, jika ditilik dari asal usulnya maka biomassa terdapat tiga jenis pula, yakni biomassa alami yang diproduksi di ekosistem alami tanpa campur tangan manusia.
Selanjutnya adalah residu biomassa, yakni yang mengacu pada limbah organik yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat, seperti kehutanan, limbah pertanian, kayu, limbah padat perkotaan, pertanian hingga herba atau limbah industri.
Dan terakhir adalah produksi biomassa, yakni lahan pertanian yang dibudidayakan khusus dengan spesies tertentu. TUjuannya memang ditanam untuk menghasilkan energi.
Keuntungan dan kekurangan biomassa
Menggunakan energi biomassa memiliki keunggulan dan keberpihakan pada lingkungan, di antara keuntungan itu adalah sebagai sumber energi terbarukan. Energinya berasal dari sinar surya atau matahari dan dari siklus hidup.
Energi ini lebih praktis dengan bahan baku yang tidak ada habisnya. Hal itu dikarenakan berasal dari aktivitas tumbuhan dan hewan. Keduanya akan terus menerus menghasilkan biomassa.
Selain itu, biomassa lebih ramah lingkungan karena kurang berpolusi jika dibandingkan dengan membakar bahan bakar fosil.
Penggunaan biomassa mudah ditemukan dengan biaya yang lebih murah. Karena itu, yang berperan penting dalam pengadaan energi ini adalah bidang pertanian.
Energi biomassa juga hampir tidak menghasilkan emisi partikel padat atau polutan, seperti belerang atau nitrogen.
Di mana ada kelebihan di situ akan ada kekurangan, seperti halnya energi biomassa, juga diiringi oleh kekurangan, yakni terkadang mengandung uap air yang harus dikeringkan sebelum dapat dibakar . Pada akhirnya, ini berarti konsumsi daya yang lebih tinggi saat menambahkan proses.
Menghasilkan jumlah energi yang sama membutuhkan lebih banyak bahan bakar nabati daripada bahan bakar fosil, sehingga diperlukan lebih banyak ruang untuk menyimpannya.
Jika biomassa diperoleh melalui prosedur yang buruk, misalnya dengan penebangan kayu tidak terkendali, maka akan menyebabkan kerusakan habitat alami dan deforestasi.
Meskipun biomassa ada mudah ditemukan, namun, tidak ada tempat yang cocok untuk menggunakannya karena membutuhkan ruang yang besar untuk menyimpannya. Belum lagi apabila bahan bakunya mengandung zat beracun maka pembakaran harus dilakukan di atas suhu 900 C.
Bagaimana cara menggunakannya?
Agar sisa-sisa organik menjadi sumber energi, maka harus melalui serangkaian proses biologis, termokimia atau mekanis. Biasanya kompor atau ketel digunakan untuk menghasilkannya.
Biomassa dapat digunakan melalui proses membakar, yakni proses ini berlangsung di pembangkit listrik untuk menghasilkan panas atau listrik.
Cara lainnya adalah dengan pencernaan, yakni proses ini dilakukan oleh bakteri tertentu untuk menghasilkan gas. Dan juga dengan cara fermentasi, yakni sampah organik tertentu difermentasi terlebih dahulu untuk menghasilkan bahan bakar.
Selain ketiga cara tersebut, cara lain yang bisa diterapkan adalah melalui panas atau mengempis. Proses ini digunakan untuk menghasilkan listrik atau produk dalam urutan yang berbeda.
Jadi, transisi dari energi berbahan baku fosil ke energi biomassa akan lebih menguntungkan banyak pihak, khususnya lingkungan.