Secara Ilmiah, Manfaat Minyak Kelapa Ini Ternyata Keliru

oleh -319 kali dilihat
Secara Ilmiah, Manfaat Minyak Kelapa Ini Ternyata Keliru
Ilustrasi buah kelapa dan minyak kelapa.

Klikhijau.com – Di kampung saya yang terletak di pinggir pantai banyak ditumbuhi kelapa seperti pantai pada umumnya. Bagi saya, kelapa adalah salah satu buah yang memiliki rasa yang enak. Baik dagingnya, airnya, ataupun tombongnya.

Sejak dulu, saya kerap minum air dan memakan daging buah tropis ini. Konon, jika rutin mengonsumsi air dan daging kelapa, bisa membersihkan paru-paru bagi perokok.

Selain itu, buah ini juga bisa diolah menjadi minyak goreng. Istilah yang telanjur populer digunakan, meski secara teknis yang benar adalah lemak, bukan minyak. Begitulah kata Rosemary Stanton, Ahli Gizi Kesehatan Masyarakat di UNSW Sydney.

Banyak pembahasan tentang khasiat medis minyak kelapa yang beredar di internet. Tapi apakah khasiat yang beredar itu teruji secara ilmiah?

Berikut 4 mitos minyak kelapa yang terbukti keliru secara ilmiah, yang ditulis Rosemary.

KLIK INI:  Benarkah Berjilbab Berisiko Kekurangan Vitamin D? Klik Ini!
# Menurunkan berat badan

Tidak ada penelitian yang menunjukkan jika minyak kelapa membantu menurunkan berat badan.

Mitos yang tersebar di situs-situs internet menyebutkan, bahwa minyak kelapa memiliki kemampuan khusus menghilangkan lemak tubuh.

Ini didasarkan pada ide keliru bahwa minyak kelapa sama dengan produk laboratorium semi-sintetis yang dikenal sebagai minyak MCT (medium-chain triglycerides).

Tidak seperti minyak nabati biasa, minyak MCT larut dalam air dan awalnya dirancang untuk digunakan pada pemberian makanan lewat selang atau untuk orang malnutrisi akibat kekurangan enzim-enzim normal untuk memecah lemak.

Tidak seperti kebanyakan lemak yang diserap ke dalam aliran darah, minyak MCT diserap secara langsung ke dalam lever (hati).

Ini berarti, minyak MCT lebih cepat digunakan sebagai bahan bakar ketimbang lemak lainnya.

Ada memang beberapa bukti bahwa minyak MCT bisa membantu menurunkan berat badan, meski dosis dan efek sampingnya (setidaknya di awal) bisa berupa mual, kram perut dan diare.

Meski demikian, situs-situs internet yang mengasumsikan efek minyak MCT berlaku juga untuk minyak kelapa itu salah. Dua produk itu tidaklah sama.

Jika mengunyah sepotong daging kelapa (sumber serat yang murah) dapat membantu Anda mengurangi makan secara keseluruhan, itu bagus.

Tetapi satu studi mengenai berbagai lemak, termasuk minyak kelapa, tidak menemukan adanya manfaat terhadap rasa lapar, rasa kenyang, kepuasan atau pikiran tentang makanan.

KLIK INI:  Tentang Kafein dan Membuat Kopi Tanpa Kafein
# Mengurangi risiko penyakit jantung

Beberapa studi yang akurat menunjukkan, dampak keseluruhan minyak kelapa dalam meningkatkan kolesterol LDL (jahat) lebih besar daripada minyak jagung, safflower/kesumba atau campuran kedelai dan wijen.

Banyak bukti menunjukkan, masyarakat yang secara tradisional menjadikan buah tropis ini sebagai sumber utama lemak (entah didapat dari daging atau santan) memiliki tingkat penyakit jantung yang rendah.

Salah satu studi tersebut dilakukan pada tahun 1960-an terhadap penduduk Kepulauan Pasifik yang langsing dan aktif. Penduduk yang kerap mengonsumsi ikan, gurita, talas, buah sukun, pisang, dan kelapa.

Pola makan mereka tidak hanya rendah lemak, tapi juga sedikit alkohol, garam, gula, susu, atau makanan yang diproses.

Berbeda dengan pola makan di masa lalu yang disebutkan di atas. Di Samoa misalnya, konsumsi kelapa belum berubah.

Tapi pola makan total dalam sehari menyumbang 3.800 kilojoule (900 kalori) lebih tinggi pada 2007, dibandingkan dengan 1960-an.

Penduduk Kepulauan Pasifik kini berada di puncak tabel obesitas dunia. Tingkat penyakit jantung di sana tergolong tinggi.

Juga diabetes tipe 2, tiga kali lebih umum dibandingkan di Australia. Padahal mereka masih tetap mengonsumsi kelapa.

Sebuah ulasan terbaru terhadap 21 makalah penelitian dan satu ulasan mendalam menunjukkan, minyak kelapa tidak dapat diandalkan dalam mengurangi kolesterol darah atau melindungi dari penyakit jantung.

KLIK INI:  7 Makanan Ini Lezat Tetapi Tidak Sehat dan Tinggi Kalori
# Membunuh bakteri dan virus

Beberapa situs internet menyebutkan, minyak kelapa bisa membunuh virus, jamur dan bakteri dengan kandungan monolaurin, senyawa yang berasal dari asam laurat.

Studi pada tikus memang menunjukkan, monolaurin bisa melindungi hingga batas tertentu dari bakteri Staphylococcus aureus (yang bertanggung jawab untuk infeksi stafilokokus).

Tapi peneliti yang sama tidak menemukan efek apa pun, baik murni maupun olahan.

Pada jenis infeksi tertentu, ada kemungkinan bahwa monolaurin bisa bermanfaat. Namun fakta ini belum cukup untuk menyimpulkan bahwa minyak kelapa punya khasiat yang sama. Tidak ada bukti tubuh kita bisa menghasilkan monolaurin.

Justru, bentuk artifisial dari monolaurin (glycerol monolaurate) ditemukan pada minyak kelapa dan populer karena berkhasiat sebagai pengemulsi dan pelembap dalam kosmetik, deterjen dan sabun.

Khasiat ini bisa mendukung manfaat minyak kelapa sebagai pelembap wajah atau penghapus makeup.

KLIK INI:  Ingin Rambut Cepat Panjang dan Tebal? Konsumsi 4 Vitamin Ini!
# Pemutih gigi

Mitos ini muncul karena mitos sebelumnya, bahwa minyak kelapa bisa membunuh organisme berbahaya.

Berkumur dengan minyak kelapa dan membuat minyak agar melewati sela-sela gigi alias (oil pulling) selama 10–30 menit berasal dari praktik Ayurveda di India dan dipercaya mengeluarkan racun.

Jika setelah berkumur membuat Anda merasa sakit atau sakit kepala, itulah bukti bahwa tubuh sedang mengeluarkan racun.

Praktik ini pun tidak didukung oleh bukti ilmiah, sehingga tidak dapat menggantikan perawatan gigi yang tepat.

***

Begitulah 4 mitos minyak kelapa yang terbukti keliru secara ilmiah, yang terbit pertama kali dalam bahasa Inggris.

KLIK INI:  Tips Menjalani Skin Minimalism, Rahasia Rawat Kulit dan Bumi