Salju Kilimanjaro, Mungkin Hanya Ada dalam Cerpen Ernest Hemingway

oleh -673 kali dilihat
Salju Kilimanjaro, Mungkin Hanya Ada dalam Cerpen Ernest Hemingway
Gunung Kilimanjaro-foto/Okezone
Nona Reni

Klikhijau.com – Minggu kemarin ketika membereskan lemari buku yang berantakan oleh pengunjung, saya menemukan sebuah buku kecil yang berukuran sekitar 17 cm. Sampul bukunya bergambar gunung bersalju dan di tengah-tengahnya tertulis nama pengarang besar Amerika yang paling terkenal di luar negara asalnya, Ernest Hemingway.

Buku ini adalah buku kumpulan cerpen yang berjudul Salju Kilimanjaro (The Snows of Kilimanjaro) yang kemudian diterjemahkan oleh Ursula G. Buditjahja kerjasama penerbit Yayasan Buku Obor Indonesia. Konon cerpen ini adalah cerpen paling favorit para penggemar Hemingway.

Karena diliputi rasa penasaran letak Gunung Kilimanjaro, saya mengambil buku kecil itu dan bermaksud ingin membacanya, namun sebelum itu saya mencoba mencarinya di laman google, muncullah satu lokasi yang menyertakan nama Kilimanjaro, yakni Tanzania.

Dalam buku Ernest Hemingway ini dijelaskan bahwa Kilimanjaro ternyata gunung bersalju yang terletak pada ketinggian 6.008 meter dari permukaan laut dan dijuluki gunung tertinggi di Afrika. Puncak di sebelah baratnya dinamakan Ngaje Ngai yang dalam bahasa Masai berarti Rumah Tuhan. Sedangkan di Wikipedia sendiri menuliskan ketinggian gunung ini hanya 5.895 meter dan dinamai Kilima Dscharo atau Oldoinyo Oibor yang berarti gunung putih.

KLIK INI:  Beberapa Singkatan Terkait Sampah yang Perlu Diketahui

Kembali ke cerpen Salju Kilimanjaro, isinya kurang lebih menceritakan petualangan seorang suami istri yang terjebak dalam salju gunung Kilimanjaro. Tentu saja bertahan hidup di tengah gunung yang dipenuhi salju tidak mudah. Apalagi menunggu bantuan yang tak kunjung datang, mungkin  menyebabkan harapan hidup akan terasa sangat kecil. Lelaki ini seorang penulis yang kehilangan kemampuan menulisnya, sedangkan istrinya sendiri adalah seorang wanita kaya-raya yang membuat lelaki ini merasa beruntung sekaligus sial telah menikahinya.

Di kepala saya berkutat adegan demi adegan ketika cerpen dibuka dan diakhiri dengan tragis. Juga sedikit membayangkan visualiasi dari gunung ini untuk saat ini seperti apa. Kembali lagi saya mencarinya ke pencarian google, mengetik subjek “Gunung Kilimanjaro”, muncullah beberapa berita yang cukup mencengangkan tentang kondisi gunung Kilimanjaro saat ini.

Gunung api

Kilimanjaro termasuk gunung api Strato raksasa yang sekarang tidak aktif, namun memiliki fumarol yang tetap mengeluarkan gas pada kawah yang terletak di puncak utama Kibo/Uhuru. Menurut laman Wikipedia lagi, seorang pakar vulkanologi asal Jerman bernama Volker L memperkirakan es cair terdapat di permukaan kawah pada kedalaman kurang lebih 400 kaki.

Berbeda dengan cnn.indonesia.com yang melangsir bahwa gunung ini masih termasuk gunung berapi aktif yang memiliki 3 kerucut vulkanik yakni, Kibo, Mawenzi dan Shira. Kilimanjaro sendiri termasuk puncak paling topografis ke 4 di bumi.

Orang pertama yang diketahui mencapai puncak es gunung Kilimanjaro adalah Hans Meyer dan Ludwig Purtscheller ditahun 1889.

KLIK INI:  Ini Alasannya Mengapa Penting Perlindungan Sumber Daya Genetik!

Gunung ini bagian dari taman nasional Kilimanjaro yang kini merupakan destinasi populer di dunia setelah gunung Everest.

Berlanjut kepada artikel yang dihimpun dan ditulis di cnn.indonesia.com di tahun 2020, betapa miris membaca judul yang mengatakan para pendaki menyaksikan kepunahan es di gunung Kilimanjaro.

Telah kehilangan es

Will Gad, seorang pendaki yang menghabiskan hidupnya untuk banyak ekspedisi pendakian paling berani. Termasuk ia telah mencapai puncak Kilimanjaro. Gad mengatakan bahwa semakin sering ia mendaki, semakin dia melihat gunung itu mencair dan tidak lagi dia kenali. Ia menyaksikan dari jarak dekat kehancuran yang disebabkan oleh krisis iklim.

“Rasanya seperti sangat emosional ketika menemukan beberapa es yang didaki beberapa tahun silam telah hilang. Ini terasa jelas gunung yang sangat berbeda,” ungkapnya.

Gadd sendiri telah dijuluki pahlawan gunung oleh PBB karena keberhasilannya mengeksplorasi bagaimana perubahan iklim telah berdampak pada pegunungan di dunia.

Karena kepunahan lapisan es ekstrem inilah yang menjadikan gunung Kilimanjaro menjadi subjek banyak penelitian ilmiah.

Gunung ini disebutkan juga memiliki 2 musim hujan. Musim hujan pertama di bulan Maret hingga Mei, sedang  di musim hujan kedua di bulan November.

KLIK INI:  Siklus Hidrologi, Memahami Proses Alam Mendukung Keberlangsungan Hidup

Sedangkan binatang yang paling berbahaya untuk para pendaki di gunung ini adalah gajah dan kerbau. Namun dalam cerpen Salju Kilimanjaro ini, Ernest menggambarkan bahwa binatang yang patut diwaspadai adalah hyena.

Apalagi jika tubuh terluka dan mengeluarkan darah. Situasi mencekam terasa semakin menusuk ketika pasangan suami istri ini mengalami halusinasi dan saling memaki. Mungkin sudah tabiat manusia jika dihadapkan pada satu situasi sulit akan semakin mudah bertengkar.

Ketika seseorang yang sedang terluka lebih memilih meminum alkohol untuk menenangkan ketakutannya, ketimbang memulihkan kesehatannya tentu akan melahirkan banyak konflik. Termasuk mungkin menyerahkan hidup kepada para binatang pemangsa yang mungkin juga hanya ingin bertahan hidup selayaknya manusia.

Nah, setelah membaca sedikit ulasan buku Ernest Hemingway ini apakah Anda tertarik ke Afrika untuk mendaki gunung Kilimanjaro? Atau apakah Anda dapat membayangkan, bagaimana geramnya Hemingway karena bakal kehilangan “fakta” dalam cerpennya itu?

KLIK INI:  Memahami 3 Simbiosis dalam Interaksi: Mutualisme, Komensalisme, dan Parasitisme